Liputan6.com, Jakarta KRI Soeharso 990 menjadi salah satu opsi perangkat guna menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang. WNI berjumlah 74 orang tersebut merupakan kru Kapal Diamond Princess, yang sedang berlabuh di Yokohama, Jepang.
Saat konferensi pers, Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto memberikan gambaran secara singkat, kelayakan fasilitas KRI Soeharso 990 untuk mengobservasi WNI dari virus corona atau COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
“KRI Soeharso merupakan kapal rumah sakit. Ada 5 kamar operasi, 7 ruang ICU, alat rontgen juga respirator. Semuanya lengkap untuk mengemban misi kesehatan. Artinya, kita bisa menggunakan KRI Soeharso,” ungkap Yuri ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, kemarin (21/2/2020).
Selain itu, ada ruang laboratorium, 5 ruang tindakan, ruang rawat dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur, dan dua ruang farmasi. Ruang isolasi di KRI Soeharso juga bisa digunakan untuk kegiatan perawatan intensif.
Ada juga tambahan alat pemindah pasien, yang disebut Isolated Kapsul Transporter dari Kementerian Kesehatan.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Bergerak Sesuai Misi
Yuri menyebut, KRI Soeharso memang dipersiapkan untuk bergerak sesuai misi.
"Waktu ke Palu, yang pas kejadian gempa Palu pada 2018, kapal rumah sakit ini juga digunakan. Karena waktu itu korban gempa, banyak yang mengalami trauma (cedera), dikirimnya ya spesialis bedah," Yuri menerangkan.
"Kalau untuk menjemput orang dengan infeksi (WNI di Jepang), nantinya di dalam kapal ada tim pengendali infeksi, diantaranya spesialis paru, anestesi."
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto sudah memastikan kapal tersebut memenuhi syarat untuk menjemput dan menjadi sarana untuk observasi kesehatan.
“Bagus semua peralatan dan perlengkapannya, memenuhi syarat kapal rumah sakit. Ruang isolasi oke semua dan memadai,“ ujar Terawan di Cikarang, Jawa Barat, Jumat (21/2/2020).
Terawan juga telah dua kali mengecek keadaan KRI Soeharso. Persiapan kapal hanya tinggal ditambahkan alat pelindung diri (APD) saja, misal helm, topi, masker, dan sarung tangan.
“Dari tiga hari lalu, kapal sudah dicek. Tinggal nambahin APD. Tapi semua sudah siap, apapun yang diperintahkan Presiden Joko Widodo harus siap,” tutur Yuri.
Advertisement