Liputan6.com, Jakarta Dokter ahli imunologi Amerika Anthony Fauci mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu, atas pernyataan bahwa orang tanpa gejala (OTG) jarang menularkan COVID-19.
"Apa yang terjadi beberapa hari yang lalu adalah bahwa seorang anggota WHO mengatakan bahwa penularan dari OTG ke orang lain sangat jarang terjadi," kata Fauci di Good Morning America mengutip New York Post.
Baca Juga
"Dan faktanya, bukti yang kita miliki, mengingat persentase orang, yaitu sekitar 25-45 persen dari total orang yang terinfeksi, kemungkinan tanpa gejala dan kita tahu dari studi epidemiologi bahwa mereka dapat menular ke seseorang yang tidak terinfeksi, bahkan ketika mereka tanpa gejala."
Advertisement
"Jadi, untuk membuat pernyataan, untuk mengatakan itu adalah peristiwa yang langka, itu tidak benar, dan itulah alasan mengapa WHO mengklarifikasi pernyataannya."
Simak Video Berikut Ini:
Pernyataan WHO
Pada Senin (8/6) Dr. Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO mengatakan bahwa penularan dari OTG kepada orang lain sangat jarang terjadi.
"Dari data yang kami miliki, tampaknya masih jarang bahwa orang tanpa gejala benar-benar mentransmisikan ke individu sekunder," kata Kerkhove saat konferensi pers di Jenewa.
Tapi Kerkhove harus mengklarifikasi pernyataannya hari Selasa (9/6) setelah mendapat kecaman. Dalam diskusi siaran ulang pada Selasa di akun Twitter WHO, Van Kerkhove mengatakan, dirinya ingin mengklarifikasi kesalahpahaman.
“Saya merujuk pada sedikit studi, sekitar dua atau tiga. Saya tidak menyatakan bahwa pernyataan itu adalah kebijakan WHO,” kata dia mengutip ABC.
“Saya menggunakan frasa ‘sangat langka’, dan saya pikir itu adalah kesalahpahaman untuk menyatakan transmisi asimtomatik secara global sangat jarang. Yang saya maksudkan adalah subset studi. Saya juga merujuk pada beberapa data yang tidak dipublikasikan,” ujar dia.
Fauci memperingatkan bahwa pandemi adalah mimpi buruk yang belum berakhir. Pakar penyakit menular Presiden Donald Trump ini, mengatakan bahwa COVID-19 adalah infeksi yang sangat tidak biasa yang tetap berbahaya ketika masyarakat di seluruh negeri dan dunia mulai melonggarkan karantina wilayah.
Dia mengatakan vaksin untuk virus itu bisa tersedia pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.
Advertisement