Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Jubir Yuri: Faktor Utamanya Tidak Disiplin Pakai Masker

Jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan berdasarkan studi para peneliti, tidak pakai masker secara disiplin jadi penyebab utama penularan virus SARS-CoV-2.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Jul 2020, 16:24 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2020, 16:10 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, menyampaikan bahwa tidak disiplin memakai masker menjadi faktor paling sering yang menyebabkan penularan virus SARS-CoV-2 masih ada.

"Dari penelitian yang terus berlangsung dari para ahli, terlihat salah satu faktor yang paling menyumbang kasus positif adalah ketidakdisiplinan memakai masker," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (11/7/2020).

"Oleh karena itu kami ingatkan kembali, gunakan masker," tegas Yuri.

 

ilustrasi berlibur tetap menggunakan masker/pexels
ilustrasi berlibur tetap menggunakan masker/pexels

Penggunaan masker juga bukan asal dipakai melainkan benar-benar menutup hidung dan mulut. Bisa dengan masker kain maupun masker bedah.

"Saat ini kita bisa mendapatkan dengan mudah, oleh karena itu menggunakan masker menjadi penting," sarannya.

Pilihlah masker yang nyaman. Bila tidak, maka yang sering terjadi adalah penggunaan yang tidak tepat. Jika memakai masker kain, pilih yang tidak erlalu tebal sehingga tetap nyaman untuk bernapas.

Lalu, bila memakai masker berbahan elastis itu juga bisa menekan ketat hidung dan mulut, alhasil masker diturunkan hanya menutupi mulut saja. Tentu hal ini tidak tepat.

"Gunakan masker dengan nyaman yang mudah didapatkan namun betul-betul melindungi saluran napas, hidung dan mulut, dengan baik," katanya.

Bila tidak disiplin memakai masker, serta menjaga jarak dan rajin mencuci tangan dengan sabun akan lebih sulit mengendalikan kasus COVID-19, terutama di provinsi-provinsi yang masih tinggi angka kasusnya. 

Saksikan juga video berikut

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya