Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyampaikan sebanyak 170 juta hingga 180 juta warga Indonesia akan menerima vaksin COVID-19. Vaksin COVID-19, yang sedang masa uji klinis fase tiga direncanakan akan tersedia akhir tahun 2020 atau awal 2021.
"Insha Alla, akhir tahun atau awal tahun depan, vaksinnya sudah bisa disuntikkan. Artinya, situasi sudah bisa normal kembali, tapi yang disuntik kurang lebih 170 sampai 180 juta orang. Butuh berapa bulan, juga ini memerlukan kerja keras kita semua," kata Jokowi saat memberikan Bantuan Modal Kerja kepada para pedagang kecil di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Advertisement
Epidemiolog Masdalina Pane menanggapi 180 juta warga Indonesia yang menjadi target vaksin COVID-19. Ia menyoroti hasil respons imun dari vaksin COVID-19.
"Bagi kami, epidemiolog, hasil dari penelitian vaksin COVID-19 ini sendiri. Karena sampel kita kecil 1.620 orang (uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat). Jadi, pada sampel yang kecil, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) itu tidak bisa terlihat," terang Masdalina kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (2/10/2020).
"1.620 orang partisipan uji klinis vaksin COVID-19 ini kalau enggak salah separuhnya juga (diberikan) plasebo. Plasebo bahan yang mirip vaksin tapi bukan vaksin. Nanti hasilnya akan dibandingkan dengan yang diberikan vaksin."
Â
Â
Â
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Harapan Respons Imun Adekuat
Masdalina menegaskan hasil penelitian dari 1.620 partisipasn uji klinis fase tiga di Bandung dapat membuahkan hasil menggembirakan. Bahwa respons imun vaksin yang terbentuk dapat adekuat.
Artinya, respons imun yang terbentuk antibodi mampu bertahan lama. Apalagi ada literatur yang menyebut antibodi pasien survivor COVID-19 rendah sekali, kurang lebih bertahan empat bulan.
"Coba diperhatikan, mau berapa vaksin COVID-19 nanti kalau diberikan. Lalu perlu diperhatikan juga kalau ternyata sama saja hasilnya (hasil penelitian uji klinis vaksin) antara partisipan yang diberikan vaksin dan plasebo," tambah Masdalina dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI).
"Antara tidak dikasih vaksin dan diberi vaksin hasilnya sama. Enggak ada efeknya juga berarti nanti vaksinnya. Kami berharap nanti hasil vaksinnya itu cukup adekuat"
Vaksin COVID-19 yang disuntikkan pun membentuk antibodi.
"Nah, antibodi itu harus kuat dan bertahan cukup lama. Jangan baru sebulan, hilang antibodinya," ujar Masdalina.
Â
Advertisement