Liputan6.com, Jakarta - Pandemic fatigue atau kelelahan pandemi bisa dirasakan setiap orang karena pandemi COVID-19. Tak jarang, kondisi ini membuat seseorang jadi mengendurkan protokol kesehatan.
Maka dari itu,selain mengenali diri untuk mengatasi kelelahan yang dirasakan sendiri, penting juga bagi seseorang untuk dapat mengenali apakah orang terdekat di sekitarnya mengalami pandemic fatigue.
Baca Juga
"Waktu tiba-tiba ada yang berubah dari pikirannya, perasaannya, atau perilakunya, kita harus aware," kata Natalia Widiasih Raharjanti, Kepala Divisi Psikiatri Forensik/Ketua Prodi Spesialis Kedokteran Jiwa, FKUI–RSCM dalam sebuah diskusi dari Graha BNPB beberapa waktu lalu.
Advertisement
Natalia mengatakan, apabila terdapat perubahan-perubahan tersebut, seseorang patut waspada timbulnya pandemic fatigue atau kelelahan yang dirasakan orang terdekatnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Jaga Jarak Fisik Bukan Masalah
Apabila orang terdekat mengalami kelelahan akibat pandemi, tugas kita adalah dengan menjadi support atau mendukung dirinya. Natalia mengatakan, menjaga jarak fisik bukanlah masalah untuk hal ini.
Menurut Natalia physical distancing jangan diartikan sebagai isolasi sosial. Dukungan bagi seseorang yang mengalami kelelahan karena pandemi bisa diberikan dengan cara apapun.
"Mungkin bisa kita telepon, atau dia yang lagi diisolasi, kita bisa support mengirimkan makanan, terus video call, WA, memberikan tugas ke teman," kata Natalia. "Jadi dia tetap merasa dilibatkan."
Natalia menambahkan, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, hal ini membuat kita membutuhkan perasaan untuk selalu bermakna. "Dengan kita melibatkan kebermaknaan kita, kita juga akan stay positive."
"Jadi itu upaya yang bisa membantu semua teman-teman kita bahwa dia tidak sendiri. Kita menghadapi situasi ini tidak sendirian," imbuh Natalia.
Advertisement