Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa dari empat rumah sakit (RS) di Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terdapat dua rumah sakit yang bisa beroperasi pasca gempa Sulbar.
Budi Sylvana, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dalam konferensi persnya secara virtual pada Selasa (19/1/2021) mengatakan, kedua rumah sakit yang bisa beroperasi tersebut adalah RS Regional Provinsi Sulbar dan RS Bhayangkara.
Baca Juga
"Dua rumah sakit selebihnya saat ini belum bisa beroperasi secara normal," kata Budi seperti dikutip dari siaran konferensi pers di saluran Youtube BNPB Indonesia.
Advertisement
Meski begitu, Budi mengatakan bahwa dari TNI telah mengirimkan satu kapal rumah sakit yaitu KRI Suharso yang sudah ada di Mamuju. "Jadi total ada tiga rumah sakit yang sudah melaksanakan layanan kesehatan di Sulawesi Barat, khususnya di Mamuju."
Lebih lanjut, Budi mengatakan bahwa kemungkinan besok akan bertambah satu lagi rumah sakit terapung dari Universitas Airlangga Surabaya.
"Sehingga per esok hari mudah-mudahan sudah ada empat rumah sakit yang akan melayani kesehatan di lokasi bencana Sulawesi Barat."
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Datangkan Nakes dari Luar Daerah
Untuk puskesmas, Budi mengungkapkan bahwa di awal terjadinya gempa, tiga puskesmas di Mamuju terdampak bencana sehingga tidak dapat memberikan pelayanan.
"Namun per hari keempat kemarin, alhamdulillah semua puskesmas sudah melaksanakan fungsinya dengan baik," kata Budi.
Sementara itu untuk tenaga kesehatan, Budi mengatakan bahwa saat ini mereka masih harus mendatangkan nakes dari luar daerah, khususnya untuk dokter ahli.
"Baik ahli ortopedi, ahli anestesi, ahli paru, kemudian ahli penyakit dalam, kandungan, hampir semua spesialisasi kami datangkan dari luar, karena memang, keberadaan dokter ahli ini memang harus kita datangkan dari luar saat ini," ujarnya.
Budi mengatakan bahwa mereka nantinya akan mengatur agar kebutuhan dokter ahli di Sulawesi Barat bisa terpenuhi di masa bencana.
Advertisement