Liputan6.com, Jakarta Eliza Octavianti Rogi merasa bersyukur berada dalam lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anaknya yang lahir dengan kondisi down syndrome. Sekolah, tetangga, dan keluarga besar tidak pernah melakukan perundungan pada anaknya.
"Untuk kondisi anak saya down syndrome ini bersyukur belum pernah mendapat bullying. Paling, ada yang ngomong 'Kok belum bisa ngomong', 'Kok belum lancar ngomongnya', 'Kok belum bisa begini'. Kalau seperti itu respons ya, bukan bully ya," kata Eliza.
Baca Juga
Namun, wanita yang merupakan Pengurus POTADS (Persatuan Orangtua dengan Anak Down Syndrome) ini sering mendapatkan cerita dari orangtua lain bahwa anak-anak mereka kerap dirundung. "Seperti diejek, dianggap aneh, tidak diajak bermain."
Advertisement
Terkait itulah Eliza menuturkan agar orangtua dengan anak down syndrome mempersiapkan mental agar bisa kuat dalam mengasuh anak down syndrome. Hal ini mengingat semakin bertambah usia, semakin terlihat bahwa seorang anak tersebut dengan down syndrome.
"Tentu dari kita-nya (orangtua) dulu. Mentalnya harus dikuatkan, makin anak besar makin sering mendapatkan reaksi (kurang menyenangkan) seperti itu," kata Eliza dalam Media Gathering Cordlife memperingati Hari Down Syndrome Sedunia 2021.Â
"Makanya penting, membekali diri dengan mental yang kuat," lanjutnya.
Â
Simak Juga Video Berikut
Membekali Anak dengan Pandangan yang Baik
Selain mental diri yang kuat, orangtua juga perlu membekali anak pengertian akan kemungkinan reaksi kurang menyenangkan dari orang lain. Lalu, jangan lupa beri edukasi kepada guru di sekolah, tetangga, dan keluarga besar akan kondisi anak dengan down syndrome.
"Memang tidak mudah. Harus bermental baja. Makanya kita bisa membekali anak dengan pandangan yang bagus sehingga hal itu ia pandang dengan baik," tutupnya.
Advertisement