Menko PMK: Tuberkulosis Bisa Menyerang Siapa Saja, Tak Cuma Kalangan Ekonomi Rendah

Menko PMK juga menyebut bahwa dampak total kerugian ekonomi akibat penyakit tuberkulosis sekitar 136,7 miliar per tahun

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Mar 2021, 16:15 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 16:15 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan orang yang terkena tuberkulosis tidak cuma kalangan menengah ke bawah (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan bahwa penyakit tuberkulosis (TB/TBC) tidak hanya menyerang mereka yang kelas ekonominya rendah, tetapi bisa mengenai siapa saja.

Dalam Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2021 secara virtual, Muhadjir mengatakan bahwa memang tuberkulosis memang kerap terjadi di lingkungan yang padat dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah.

Selain itu, TB juga sering dikaitkan dengan faktor risiko dari lingkungan seperti polusi udara, asap rokok, kepadatan, pencemaran, serta buruknya sanitasi lingkungan.

Muhadjir mengatakan, di Indonesia dilaporkan bahwa banyak kasus tuberkulosis yang dilaporkan di kelompok keluarga sosial dan ekonomi rendah.

"Pada kenyataannya TB menyerang siapa saja. Tidak hanya memilih dari kalangan ekonomi rendah. Bisa kena siapa saja. Bahkan saya menemukan seorang konglomerat muda yang saya kenal baik meninggal. Saya sangat kaget diberitahu oleh keluarganya bahwa ternyata dia penyintas TB."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Pemerintah Tengah Persiapkan Perpres

Menko PMK Muhadjir Effendy
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy. (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/Kemenko PMK)

Muhadjir mengatakan, TBC juga dapat menyerang semua kelompok usia. Sehingga, dampak penyakit ini sendiri sangat luas.

"Hal ini dapat berpengaruh tidak baik terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia ke depannya," kata mantan Menteri Pendidikan tersebut.

Lebih lanjut, Muhadjir mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus atau 75 persen tuberkulosis di Indonesia terjadi pada usia produktif. Sementara 8,2 persen penyakit tersebut terjadi pada anak di bawah 15 tahun.

"Dampak total kerugian ekonomi akibat penyakit TB adalah sekitar 136,7 miliar per tahun," ujarnya. "Orang dengan TB-MDR (multi-drug resistant) diperkirakan akan kehilangan pendapatan sekitar 38 sampai 70 persen dari yang seharusnya."

Muhadjir pun mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia tengah menggodok Peraturan Presiden (Perpres) terkait Penanggulangan Tuberkulosis.

"Berisi antara lain menekankan pentingnya jajaran multisektoral untuk terlibat dalam intervensi pengendalian faktor risiko, baik dalam peningkatan derajat kesehatan perseorangan, intervensi perubahan perilaku masyarakat, peningkatan kualitas rumah tinggal pasien, perumahan dan pemukiman, serta pencegahan pengendalian infeksi TB di fasilitas pelayanan kesehatan dan ruang publik."


Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya