Lengkapi Imunisasi Anak Sebelum Sekolah Tatap Muka Dimulai

Ketua Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia dr. Meta Melvina mengajak masyarakat untuk melengkapi imunisasi anak menjelang dimulainya sekolah tatap muka. Masyarakat diimbau untuk lebih sadar dan proaktif terkait imunisasi anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 15:00 WIB
Pemberian Imunisasi untuk Anak Sekolah di Kota Depok
Siswa kelas 1 mendapatkan suntikan vaksin tetanus difteri (TD) di SDI Al Hidayah, Cinere, Depok, Jumat (20/11/2020). Program imunisasi kepada pelajar di Kota Depok terus berjalan guna menjaga kesehatan anak dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia dr. Meta Melvina mengajak masyarakat untuk melengkapi imunisasi anak menjelang dimulainya sekolah tatap muka. Masyarakat diimbau untuk lebih sadar dan proaktif terkait imunisasi anak.

“Saya sangat mengimbau untuk lebih sadar dan proaktif mengejar jadwalnya (imunisasi) yang kurang apa saja, sudah gitu dilengkapi,” kata Meta dalam gelar wicara Kementerian Kesehatan Imunisasi Menyatukan Kita Rabu, (28/4/2021).

Pasalnya, jika tidak dilakukan, anak-anak dapat terpapar tak hanya COVID-19 tetapi juga penyakit yang mudah ditularkan melalui udara (airborne) di ruang kelas saat sekolah tatap muka dilangsungkan.

“Kalau tidak (melakukan imunisasi) sekolah akan menjadi sumber penularan penyakit macam-macam,” ucap Meta.

“Akhirnya nanti jadi twindemic di Indonesia, ada COVID ada lagi pandemi lain lagi,” lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Berikut


Vaksin Sebagai Upaya Penyehatan Anak

Imunisasi Anak dengan Protokol Kesehatan
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Meski sang anak tetap di rumah, bukan berarti anak-anak tidak dapat sakit. Salah satu faktor yang membuat anak di rumah sakit adalah orang tua yang sudah mulai bekerja ke kantor.

“Perlu kita sadari anaknya saat ini memang masih sekolah online di rumah, tapi kan orang tuanya sudah kerja sudah kemana-mana, apa itu tidak menjadi cara masuknya penyakit?” ujar Meta.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa vaksin merupakan salah satu upaya penyehatan anak-anak. 

“Jadi anak-anak bisa sehat, bisa punya kualitas hidup yang baik di masa depan karena penguatan dari vaksinasi,” kata Dante.

Dante menambahkan bahwa imunisasi dapat mencegah hingga tiga juta kematian global tiap tahun. Penggunaan antibiotik pun dapat dikurangi karena sejak  awal sudah dijaga dengan vaksinasi, sehingga kuman tidak resisten dengan antibiotik.

“Kalau kita melakukan vaksinasi kita bisa mengantisipasi supaya tidak terkena penyakit yang disebabkan karena penyakit yang bisa dicegah karena vaksinasi,” papar Dante.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi


Infografis Uji Coba Belajar Tatap Muka Sekolah di Jakarta

Infografis Uji Coba Belajar Tatap Muka Sekolah di Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Uji Coba Belajar Tatap Muka Sekolah di Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya