Sebelum Sekolah Tatap Muka Buka, Orangtua Harus Latih Anak Biasakan 3M

Sebelum sekolah tatap muka buka, orangtua harus melatih anak biasakan 3M.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Mei 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2021, 12:00 WIB
FOTO: Penerapan Belajar Tatap Muka dengan Protokol Kesehatan COVID-19
Murid mencuci tangan saat belajar tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 di SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/3/2021). Sebanyak 170 sekolah di Kabupaten Bogor mulai menggelar uji coba pembelajaran secara tatap muka hingga 10 April 2021. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bidang Ilmu Kesehatan Anak, Soedjatmiko mengatakan, sebelum sekolah tatap muka buka, orangtua harus melatih anak biasakan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, jaga jarak).

"Jadi, ada beberapa hal juga yang harus disiapkan orangtua juga anak, sebelum sekolah tatap muka dibuka," kata di Jakarta sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 3 Mei 2021.

"Yakni masker yang sesuai dengan ukuran wajah anak dalam jumlah cukup dan melatih anaknya membiasakan memakai masker terus menerus selama beberapa jam."

Orangtua juga harus melatih anak segera mencuci tangan dengan benar saat baru sampai di sekolah, sebelum pulang dan tiba di rumah. Kemudian melatih anak tidak berdekatan dulu dengan teman-teman lain dan orang lain.

"Jangan berdekatan dengan orang lain, dijalan, dan di sekolah. Kalau orangtua dan anak belum siap, tunda sekolah," tegas Soedjatmiko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Pembukaan Sekolah Harus Secara Bertahap

Potret Penerapan Protokol Kesehatan di Masa Uji Coba Sekolah Tatap Muka
Sejumlah murid sedang Uji Sertifikasi Kompetensi (USK) di SMKN 51, Jakarta, Rabu (7/4/2021). Para murid diwajibakan membawa makanan sendiri dan mengikuti syarat & panduan sekolah tatap muka seperti membuka pintu dan jendela.(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pembukaan sekolah, menurut Soedjatmiko harus dilakukan bertahap. Misal, mahasiswa dan SMA terlebih dahulu 1-2 pekan.

"Kalau mereka patuh protokol kesehatan dan tidak terjadi klaster COVID-19 di perguruan tinggi dan SMA, maka (pembukaan sekolah) bisa dilanjut di tingkat SMP. Begitu seterusnya, kalau mereka patuh dan tidak terjadi klaster di SMP, lanjut SD kelas 4, 5, dan 6," lanjutnya.

Selanjutnya, kalau mereka patuh dan tidak terjadi klaster di kelas, lanjut pembukaan sekolah untuk kelas 1, 2, dan kelas 3.

"Kalau tidak terjadi klaster, bisa dilanjutkan buka PAUD, Kelompok Bermain (KB), dan TK. Karena peserta PAUD, KB, TK, dan siswa kelas 1-2 mungkin paling sulit untuk mematuhi protokol kesehatan," imbuh Soedjatmiko, yang juga Sekretaris Satgas Imunisasi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).


Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya