Kasus COVID-19 Menurun Paling Cepat 3 Pekan Sejak PPKM Darurat, Asal...

Satgas COVID-19 mengatakan, penurunan kasus juga tergantung dari berbagai faktor yang ada selama PPKM Darurat dilaksanakan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Jul 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 08:00 WIB
Penambahan Penyekatan Ruas Jalan saat PPKM Darurat
Petugas Polisi dan Dishub menyekat ruas Jalan Simatupang mengarah ke Fatmawati, Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Penambahan titik penyekatan jalan seperti ruas Jalan Simatupang, Jalan Antasari, dan Jalan Raya Cijantung untuk mempertegas bahwa Jakarta masih masa PPKM Darurat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Sudah hampir dua minggu semenjak pelaksanaan PPKM Darurat dimulai pada 3 Juli 2021. Namun, lonjakan kasus COVID-19 masih terlihat bahkan semakin meroket dalam beberapa hari terakhir.

Satgas COVID-19 menjelaskan bahwa hasil dari pelaksanaan PPKM Darurat yang sudah dilaksanakan hampir dua pekan baru dapat dilihat kemungkinan sekitar tiga pekan lagi.

"Ketika sebuah intervensi dilakukan, pada hari itu juga bukan berarti penurunan kasus langsung kita lihat di hari itu juga," kata Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah.

"Paling cepat tiga minggu sebenarnya," kata Dewi dalam dialog virtual yang disiarkan di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Rabu (14/7/2021).

Dewi memaparkan, situasi serupa juga sebenarnya terjadi ketika pelaksanaan PPKM di awal bulan Januari 2021.

"Pada saat pelaksanaan bahkan dua minggu juga masih belum kelihatan. Kasus masih naik ke puncak," kata pakar epidemiologi dan informatika penyakit menular ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Penurunan Usai PPKM Awal 2021

Dewi Nur Aisyah
Tim Pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah menyatakan kasus positif COVID-19 di perkotaan lebih tinggi di angka nasional saat dialog di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (26/8/2020). (Dok Tim Komunikasi Publik Satgas COVID-19)

Dewi mengatakan, penurunan kasus COVID-19 usai diterapkannya PPKM di awal 2021 juga baru mulai terlihat di pekan ketiga.

"Jadi kita berharap bahwa intervensi yang dilakukan, pengetatan mobilitas, pengetatan aktivitas, akan dapat mengerem kenaikan kasus, dan mungkin dampaknya baru bisa kita rasakan 3-4 minggu setelah implementasi."

Menurut Dewi, jika dilihat dari agen penularan penyakit yaitu virus, lonjakan kasus dapat terjadi karena adanya varian Delta COVID-19 yang memiliki kapasitas penularan jauh lebih tinggi.

Namun, mutasi virus tersebut memang tidak bisa dicegah karena merupakan sesuatu yang alami.

"Tapi dua hal yang bisa kita kontrol dari host-nya, kepatuhan 3M-nya, dan dari environment, strategi kebijakan pemerintah dari mulai daerah, pusat, semua harus membantu terlaksananya pemutusan penularan rantai COVID-19."

Jangan Sampai Terjadi Lonjakan di Luar Jawa-Bali

FOTO: Penyekatan di Perempatan Fatmawati
Polisi mengatur arus lalu lintas saat penyekatan masa PPKM Darurat di Perempatan Fatmawati, Jakarta, Senin (12/7/2021). Penyekatan berlangsung hingga pukul 10.00 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dewi melanjutkan, apabila PPKM Darurat diterapkan dan diimplementasikan dengan benar, diharapkan terjadi penurunan kasus di awal Juli.

"Tapi lagi-lagi ada variabel-variabel tadi. Variabel kepatuhannya apakah benar-benar berjalan, mobilitas benar-benar berhenti atau tidak," kata Dewi.

Selain itu, fokus PPKM Darurat saat ini hanya di Jawa dan Bali. Dewi mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir, mulai terlihat lonjakan kasus di seluruh provinsi.

"Jangan sampai sentra di Jawa dan Bali mulai bisa ditekan, luar Jawa dan Bali berkontribusi pada kenaikan kasus selanjutnya. Jadi memang harus seluruhnya."

"Dan tidak bisa kita bilang juga 'ah PPKM darurat cuma di Jawa dan Bali saja, yang lain saya tidak peduli' atau 'tidak perlu patuh-patuh bangetlah kasus kita belum naik.' Ini juga harus jadi perhatian untuk semuanya."

Infografis Ragam Tanggapan Sepekan PPKM Darurat

Infografis Ragam Tanggapan Sepekan PPKM Darurat. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Sepekan PPKM Darurat. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya