Rata-Rata Pasien COVID-19 Meninggal di RS Setelah Dirawat 5 Hari

Rata-rata pasien COVID-19 yang meninggal di rumah sakit (RS) setelah dirawat selama 5 hari.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Agu 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2021, 17:00 WIB
FOTO: Perjuangan Paramedis Merawat Pasien COVID-19 di RSUD Kota Bogor
Paramedis menyisir rambut pasien COVID-19 di Ruang ICU RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Kepedulian paramedis terhadap pasien tetap mereka lakukan walau jumlah pasien COVID-19 terus bertambah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, rata-rata pasien COVID-19 yang meninggal di rumah sakit (RS) setelah dirawat selama 5 hari. 

"Hasil survei dari 31 rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan, kita melihat bahwa mereka yang meninggal, pasien COVID-19 yang di rumah sakit ini dirawatnya memang jauh lebih singkat," ungkap Dewi saat dialog Evaluasi Angka Kepatuhan dan Kematian COVID-19 di Indonesia, Rabu (4/8/2021).

"Jadi, mereka hanya 4,8 hari atau 5 hari dirawat, kemudian meninggal. Sedangkan, rata-rata pasien yang sembuh di rumah sakit itu sekitar 8,1 hari (8 hari) dirawat."

Lantas mengapa pasien COVID-19 lebih cepat meninggal tatkala dirawat di rumah sakit? Hal ini berkaitan dengan jumlah pasien COVID-19 lebih banyak meninggal di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Mereka yang masuk IGD sudah dalam kondisi berat atau kritis.

"Jumlah pasien meninggal di IGD naik pada Juli 2021. Berarti kan mereka sudah kondisi berat atau kritis,

"Pada bulan Mei 2021, kematian pasien di IGD sekitar 3,7 persen (89 kematian), lalu bulan Juni naik 12,4 persen (733 kematian). Kemudian Juli naik 20 persen (1.512 kematian)."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Kebutuhan Oksigen di IGD Melonjak pada Juli 2021

Pasien Covid-19 Dirawat di Tenda Darurat
Pasien covid-19 saat perawatan pasien khusus virus corona pada lorong UGD di RSUD Kota Bekasi, Jumat (25/06/2021). Puluhan pasien covid-19 saat ini dirawat dalam tenda darurat karena keterisian tempat tidur yang penuh akibat lonjakan kasus. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kondisi pasien COVID-19 yang banyak meninggal di IGD 31 rumah sakit vertikal Kemenkes juga melihat dari saturasi oksigen. Kebutuhan oksigen untuk saturasi oksigen di bawah 80 persen pada Juli 2021 melonjak dibanding Mei dan Juni.

"Temuan soal saturasi oksigen pada Mei, Juni, Juli 2021 juga bertambah jumlahnya, yang tadinya di bawah 80 persen jadi naik (kebutuhan oksigen). Jadi, memang yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi berat dan kritis," tambah Dewi Nur Aisyah.

Secara rinci, berikut ini perkembangan tiga bulan bulan terakhir mengenai saturasi oksigen pasien COVID-19 IGD yang membutuhkan oksigen di 31 rumah sakit vertikal Kemenkes:

Saturasi oksigen di bawah 80 persen

  • Mei 279 kasus
  • Juni 793 kasus
  • Juli 1.669 kasus

Saturasi oksigen 80-90 persen

  • Mei 1.290 kasus
  • Juni 3.081 kasus
  • Juli 3.697 kasus

Saturasi oksigen di atas 90 persen

  • Mei 864 kasus
  • Juni 2.023 kasus
  • Juli 2.179 kasus

 

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19

Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Krisis Pasokan Oksigen saat Lonjakan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya