Varian Mu COVID-19 Menghantui, Kemenkes RI Tak Tinggal Diam

Kemenkes memperkuat surveilans genomik untuk mendeteksi Varian Corona Mu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Sep 2021, 15:43 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 15:43 WIB
Ilustrasi COVID-19 (pixabay)
Ilustrasi COVID-19 (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI memerkuat surveilans genomik guna mendeteksi Varian Mu virus Corona penyebab COVID-19.

Varian Mu atau B.1621 pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021 dan kini sudah menyebar di 46 negara, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 30 Agustus 2021 memasukan Varian Mu menjadi kategori Variant of Interest (VoI). Varian ini dalam tahap pengamatan terkait seberapa besar penyebaran hingga penularannya. 

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, pemerintah melakukan upaya supaya varian baru virus Corona, termasuk Varian Mu tidak masuk ke Indonesia.

"Tentunya, memerkuat surveilans genomik. Di daerah-daerah, khususnya pintu-pintu masuk Indonesia (bandara, pelabuhan), kita lebih banyak mengirimkan sampel," kata Maxi dalam dialog Kesiapan Hidup Berdampingan Dengan COVID-19 pada Selasa, 7 September 2021.

"Jadi, kalau orang (pelaku perjalanan) masuk (pintu Indonesia) itu, sampelnya kami periksa secara Whole Genome Sequencing (WGS). Tujuannya, untuk kita lihat, adakah varian-varian baru. Ini salah satu cara yang harus kita perkuat ya," Maxi menambahkan. 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

14 Laboratorium Pemeriksa Genom

Antrean Tes Antigen Sebelum Berwisata ke Pulau Seribu
Petugas medis Pelabuhan Tanjung Priok menguji antigen wisatawan sebelum melakukan perjalanan menuju Kepulauan Seribu dengan kapal di Dermaga Pantai Marina Ancol, Jakarta, Sabtu (22/5/2021). Pemprov DKI Jakarta mengintensifkan tes antigen pasca kerumunan saat libur lebaran.(Liputan6.com/Fery Pradolo)

Maxi Rein Rondonuwu menambahkan, saat ini jumlah laboratorium pemeriksa genom sekuens ada 14 lab. Lab tersebut tersebar secara nasional.

"Untuk surveilans genomik, secara nasional kita sudah ada 14 laboratorium untuk melakukan WGS. Pemeriksaan sampel terkait dengan varian baru dan dilakukan terus," tambahnya.

Selain surveilans, Pemerintah juga memperkuat pintu masuk Indonesia dengan pemantauan karantina lalu lintas para pelaku perjalanan. Penguatan tersebut tetap dilakukan, baik ada maupun tidak ada varian Corona.

"Saya kira, mau ada virus varian baru atau tidak, ya kita tetap memperkuat pintu-pintu masuk pelabuhan udara dan pelabuhan laut. Kementerian Kesehatan punya Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang melalukan pemantauan proses kekarantinaan keluar-masuk," terang Maxi.

"Kalau laporan yang ada di negara-negara tetangga sampai saat ini, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina belum terdeteksi. Kalau sudah terdeteksi, tentu kewaspadaan kita harus lebih tinggi lagi."

Infografis Awas Covid-19 Varian Lambda Terdeteksi di 30 Negara

Infografis Awas Covid-19 Varian Lambda Terdeteksi di 30 Negara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Awas Covid-19 Varian Lambda Terdeteksi di 30 Negara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya