Pemda Mesti Susun Strategi Vaksinasi untuk Jangkau Populasi Rentan

Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan vaksinasi bagi kelompok rentan di Indonesia.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Sep 2021, 13:30 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 13:30 WIB
FOTO: Vaksinasi COVID-19 di Indonesia Capai 32,1 Persen
Suasana saat warga mengikuti vaksinasi COVID-19 di Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, Selasa (7/9/2021). Dari 32,1 persen jumlah sasaran 208 juta jiwa warga yang divaksin, sekitar 20 persen di antara warga lansia. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah telah memberikan perhatian khusus bagi populasi rentan untuk divaksinasi. Seperti bagi penduduk lanjut usia (lansia) yang saat ini cakupannya masih sekitar 28,2 persen untuk dosis pertama dan 18,1 persen untuk dosis kedua.

Ia pun menyampaikan harapan pemerintah agar pemerintah daerah turut berpartisipasi dengan menyusun strategi agar dapat menjangkau kelompok rentan seperti lansia di daerah masing-masing.

“Pemerintah berharap, pemerintah daerah juga dapat menyusun strategi untuk menjangkau populasi ini, karena masing-masing daerah memiliki keunikan dan permasalahan yang berbeda,” ujar Nadia dalam Siaran Pers Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Jumat (8/09/2021).

Capaian Vaksinasi 7 September

Nadia menambahkan, hingga 7 September 2021 tercatat lebih dari 100 juta dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat sejak 13 Januari 2021.

“Sekitar 70 juta untuk dosis pertama, atau mencakup 36,2 persen dari populasi target.”

Ia pun berpesan agar masyarakat tidak menunda-nunda mengikuti vaksinasi.

“Jangan tunda diri Anda untuk divaksinasi. Bila sudah ada kesempatan dan vaksin sudah ada di daerah Anda, segeralah vaksin. Vaksin COVID-19 adalah hak seluruh masyarakat Indonesia dan diberikan secara gratis.”

Terkait Varian Baru

Dalam kesempatan yang sama, Nadia juga menyinggung terkait varian baru COVID-19 yang memiliki kemampuan penularan lebih tinggi dari varian awal.

Ia mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan genom sequencing terhadap kasus baru yang masuk Indonesia atau melalui penularan lokal.

“Dari sekitar 5.835 hasil sequencing yang dilaporkan, sebanyak 2.300 merupakan varian Delta di 34 provinsi di Indonesia.”

“Kemenkes melakukan pemantauan terhadap semua varian yang muncul, apakah itu Variant of Concern (VOC) maupun Variant of Interest (VOI) seperti Eta, Iota, Kappa, Lambda dan sebagainya, juga varian lokal yang muncul di Indonesia,” jelas dr Nadia.

Pihaknya juga melakukan pemantauan terhadap varian Mu yang saat ini menyebar ke 46 negara.

Untuk itu, koordinasi dengan petugas-petugas di pintu masuk juga ditingkatkan. Ditambah dengan penyusunan kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki kekebalan terhadap vaksin.

Ia juga mengingatkan, gelombang serangan varian baru sangat mungkin terjadi, terutama bila masyarakat lengah.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah penggunaan masker. Sedangkan vaksinasi menjadi perlindungan supaya terhindar dari terjadinya kasus berat yang memerlukan perawatan rumah sakit, pungkasnya.

 

 

Infografis Vaksinasi COVID-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah

Infografis Vaksinasi Covid-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Vaksinasi Covid-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya