Ahli Imbau Masyarakat Awam Tak Sembarangan Tangani Pasien Stroke Secara Mandiri

Stroke merupakan penyakit yang butuh penanganan dan pemeriksaan khusus.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Sep 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi pasien stroke.
Ilustrasi pasien stroke. Foto oleh Kampus Production dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS mengatakan bahwa tidak ada tindakan penanganan yang dapat dilakukan masyarakat awam untuk pasien stroke.

“Kami selalu berpesan bahwa tidak ada tindakan lain yang bisa dilakukan masyarakat seperti dipijat, ditusuk di kuping atau dari ujung jari agar keluar darah itu suatu tindakan yang tidak tepat. Tidak ada manfaatnya sama sekali terhadap penanganan stroke,” ujar Mursyid dalam konferensi pers daring, Kamis (9/9/2021).

Mursyid mengimbau, jika terjadi stroke maka langkah paling tepat adalah membawa pasien ke rumah sakit.

“Jadi kalau terjadi stroke segera lah ke rumah sakit, tidak ada cerita lain. Pergi ke rumah sakit kapan pun, jangan tunggu besok.”

Lebih Cepat Lebih Baik

Pada pasien stroke, penanganan yang cepat sangat berpengaruh pada hasil pengobatan, lanjut Mursyid.

Maka dari itu, pasien secepat mungkin perlu dibawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit agar segera mendapat penanganan.

“Kalau terjadi gejala stroke, pergi ke UGD, mau tengah malam, pagi, subuh, siang ketika bekerja, segera. Kenapa? Karena semakin cepat ditangani, makin baik hasilnya.”

Datang Mendadak

Ketika ditanya terkait deteksi dini penyakit stroke, Mursyid menyampaikan bahwa penyakit ini selalu datang tiba-tiba atau mendadak.

“Stroke itu mendadak, tidak ada stroke yang terjadi pelan-pelan. Jadi orang sedang aktivitas tiba-tiba lengan lemas sebelah, tiba-tiba ngomongnya cadel, tiba-tiba wajahnya turun sebelah.”

Jadi, lanjut Mursyid, gejala stroke yang paling sering ditemukan di masyarakat ada 3. Ketiga gejala itu berkaitan dengan kondisi wajah, anggota gerak, dan kemampuan bicara.

Wajah seperti turun sebelah, anggota gerak seperti tangan ketika diangkat tidak simetris, dan gangguan komunikasi seperti cadel, bicara tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara sama sekali.

“Ketika salah satu gejala itu terjadi, datang lah ke rumah sakit. Dengan mengenal 3 gejala itu saja sudah bisa menolong pasien walau ada gejala lainnya seperti pusing yang parah, tiba-tiba tidak bisa melihat, dan kehilangan kesadaran,” pungkasnya.

Infografis 5 Tips Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh Lansia Cegah COVID-19

Infografis 5 Tips Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh Lansia Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Perkuat Sistem Kekebalan Tubuh Lansia Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya