Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya dapat mempengaruhi kehidupan seluruh manusia di dunia, pandemi COVID-19 juga dinilai telah mempengaruhi kehidupan seks para pasutri.
"Virus Corona membawa kekhawatiran mengenai keselamatan dan keamanan dari orang-orang yang kita cintai. Jadi tak diragukan lagi bahwa virus ini memang meningkatkan stres dan perubahan suasana hati bagi banyak orang," ujar dating and relationship expert Sarah Louise Ryan dikutip Bustle, Selasa (28/9/21).
Stres dan kecemasan merupakan hal yang melelahkan dan menghabiskan banyak waktu. Sehingga kemungkinan besar jika seseorang sudah merasa sangat gelisah, keinginan untuk berhubungan intim pun menurun.
Advertisement
Baca Juga
Sarah menjelaskan, stres dapat mempengaruhi gairah seks karena berbagai alasan. Termasuk fakta bahwa ketika seseorang merasa stres, tubuh menghasilkan kortisol yang menurunkan libido.
"Sedangkan kita membutuhkan libido untuk merasakan dan berada dalam suasana hati yang mendukung atau tepat untuk membangkitkan gairah seks itu sendiri,” ujar Sarah.
Penelitian yang dipublikasikan dalam The Telegraph mengungkapkan terjadi peningkatan tajam terkait kecemasan seseorang sejak awal pandemi COVID-19 berlangsung. Stres dan kecemasan sendiri dapat menimbulkan reaksi fisik dan menurunkan libido lewat suasana hati yang kurang baik.
Seks melepaskan hormon yang baik seperti oksitosin yang dapat mengurangi stres. Namun, ketika Anda merasa cemas, tubuh akan melepaskan kortisol dan mengirim sinyal pada tubuh.
Hal tersebutlah yang membuat libido menurun dan membuat seseorang sulit untuk orgasme, dan berkonsentrasi saat berhubungan seks.
Lalu, harus bagaimana ya?
Memahami bahwa kecemasan dan stres merupakan suatu perasaan yang wajar untuk muncul merupakan langkah utama yang bisa Anda lakukan.
Selanjutnya, mampu mengomunikasikannya kepada pasangan juga bisa menjadi cara yang terbaik untuk menghidupkan kembali gairah seks yang telah padam.
"Kita cenderung berpikir bahwa pasangan seharusnya sudah mengetahui perasaan kita ketika kita terdiam. Tapi terkadang, Anda harus mencoba untuk menjelaskan perasaan Anda dan membantunya untuk lebih memahami," ujar konselor hubungan dan sex therapist, Ammanda Major.
Menurut Ammanda, komunikasi secara terbuka merupakan cara pasti untuk dapat membantu memperbaiki hal-hal yang terjadi terkait kehidupan seks. Identifikasikan perasaan yang muncul dan cobalah untuk mengungkapkan itu pada pasangan
"Jadikan kekhawatiran dan rasa stres yang muncul tersebut sebagai perjalanan dari kehidupan seks Anda. Jangan merasa bahwa pasangan akan merasa ditolak secara seksual. Jelaskan saja bahwa Anda memiliki banyak pikiran dan membutuhkan dukungan emosional," kata Sarah.
Belajar untuk mengomunikasikan suatu hal dengan baik dan membiarkan orang lain, dalam hal ini pasangan untuk ikut terlibat dan membantu dianggap sebagai satu-satunya cara agar seseorang dapat merasa mendapatkan dukungan sepenuhnya.
Advertisement