Operasi Caesar dengan Metode ERACS Bisa Pulih Lebih Cepat, Apa Beda dengan Caesar Biasa?

Dengan metode ERACS pemulihan pasca persalinan ternyata bisa lebih cepat.

oleh Diviya Agatha diperbarui 27 Nov 2021, 12:35 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2021, 16:49 WIB
Pelayanan Setelah Melahirkan
Ilustrasi Persalinan Credit: pexels.com/Jonathan

Liputan6.com, Jakarta Persalinan caesar dengan metode Enhanced Recovery After Cesarean Section (ERACS) sedang jadi perbincangan banyak ibu beberapa waktu terakhir. Hal ini karena pemulihan pasca persalinan usai operasi caesar dengan metode ERACS bisa lebih cepat daripada caesar konvensional.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSPI Bintaro Jaya, Zeissa Rectifa Wismayanti, mengatakan bahwa secara garis besar tidak ada perbedaan yang jauh antara operasi caesar konvensional dengan metode ERACS.

"Metode ERACS ini sebenarnya adalah penyempurnaan dari langkah-langkah yang sebelumnya. Jadi, ada penelitian yang membuat ibu pulih lebih cepat. Nah, itu kita kumpulkan menjadi panduan agar ibu bisa pulih dengan lebih baik," kata Zeissa.

Pada operasi caesar dengan metode ERACS dilakukan persiapan pra, intra,dan sesudah operasi. Hal-hal ini yang kemudian diharapkan bisa membantu ibu pulih lebih cepat usai menjalani persalinan.

"Kurang lebih sama saja seperti caesar biasa. Cuma memang kita harapkan dengan komponen-komponen pra, intra, maupun pasca operasi ibu-ibu ini bisa pulih dengan lebih cepat," ujar Zeissa dalam webinar bertema Metode Persalinan ERACS, Persalinan Caesar dengan Pemulihan Lebih Cepat ditulis Jumat, (26/11/2021).

Metode ERACS sendiri merupakan sebuah teknik operasi yang biasanya dilakukan pada persalinan caesar namun dengan minim rasa sakit dan pemulihan yang bisa lebih cepat. 

Dalam kesempatan yang sama, Zeissa juga menjelaskan bahwa rasa nyeri yang ditimbulkan dari setiap tindakan operasi saat melahirkan pasti akan terasa. Hanya saja, dengan metode satu ini, rasa sakit pun bisa diminimalisasi

"Setiap tindakan pasti akan nyeri. Cuma disini kita harapkan dengan tindakan pencegahan, dengan anti nyeri yang multimodal, dengan kombinasi kita harapkan bisa me-manage nyeri tersebut minimal. Sehingga ibu bisa pulih lebih awal," kata Zeissa.

Dengan metode ERACS, Zeissa juga menyarankan jarak aman untuk kehamilan selanjutnya sekitar dua tahun. Namun, tak ada minimal ataupun maksimal usia bagi ibu yang ingin melahirkan dengan metode ERACS.

"Tapi nanti dokter obgyn atau dokter anestesi mungkin akan mengkaji sebelum tindakan apakah layak untuk tidak (untuk metode ERACS)," jelasnya.

Namun, apabila sang ibu masuk dalam kategori obesitas atau kelebihan berat badan, kemungkinan besar akan membutuhkan tambahan dosis terkait obat bius yang diberikan.

Minim obat bius

Dalam metode ERACS, obat bius yang digunakan ternyata diusahakan lebih minim. Artinya, lebih sedikit dari dosis obat bius yang diberikan pada saat persalinan caesar biasa.

"Pemulihan yang lebih cepat itu salah satunya karena obat biusnya lebih sedikit. Untuk anti nyeri pasca operasinya juga kita pakai kombinasi ya, supaya ter-cover manajemen nyeri ibu," ujar Zeissa.

Tak hanya itu, puasa yang lebih singkat juga dinilai bisa mengembalikan pergerakan usus sang ibu lebih awal. Sehingga, sang ibu tidak mengalami kembung dan lebih nyaman usai persalinan.

"Lama puasanya kita persingkat gitu supaya gak mual juga," kata Zeissa.

Namun, tidak semua ibu yang melahirkan caesar bisa menggunakan metode ERACS. Misalnya pada ibu dengan preeklampsia, atau eklampsia yakni dengan kondisi ibu kejang tidak memungkinan bius dengan spinal karena harus dengan bius umum.

"Lalu, orang dengan anemia berat, diabetes tidak terkontrol. Lalu, pada pasien dengan gangguan kecemasan yang tinggi kurang bisa menggunakan metode ini," kata Zeissa.

 

Infografis

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya