Liputan6.com, Jakarta Melihat orang pingsan tiba-tiba membuat orang-orang di sekitarnya terkejut. Tak jarang, situasi seperti inipun membuat Anda merasa panik dan tak tahu harus berbuat apa.
Dokter Wisnu Pramudito D Pusponegoro, Sp.B dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) mengungkapkan bahwa langkah paling awal yang dapat dilakukan adalah dengan mengamankan daerah di sekitar pasien.
Baca Juga
"Pertama, pastikan aman daerah sekitar pasien. Aman buat penolong, pastikan pelindung diri seperti masker untuk penolong dan korban. Baru amankan korban, memindahkan ke tempat yang lebih aman," ujar Wisnu saat dihubungi Health Liputan6.com ditulis Sabtu, (11/12/2021).
Advertisement
Pelindung diri seperti masker jadi hal yang begitu penting, terutama di tengah pandemi COVID-19. Mengingat kita tak selalu tahu siapa yang sedang ditolong dan bagaimana kondisi korban sebenarnya.
Selanjutnya, Wisnu menjabarkan, langkah kedua yang dapat dilakukan adalah dengan menepuk keras kedua pundak dan memanggil korban dengan suara yang keras juga.
"Bila korban tidak respons berarti korban tidak sadar. Lalu minta tolong ke orang sekitar untuk membantu anda agar anda tidak menolong sendiri," kata Wisnu.
Hal ketiga yang dapat dilakukan juga dengan melihat bagaimana pergerakan dinding dada korban. Bagi penolong medis atau yang telah memiliki pelatihan untuk Bantuan Hidup Dasar (BHD), Anda juga bisa meraba nadi leher selama maksimal 10 detik.
"Semua pernapasan yang tidak normal dianggap tidak bernapas. Jadi bila dalam 10 detik korban terlihat tidak bernapas, maka diduga berat korban mengalami henti jantung dan napas," ujar Wisnu.
"Mintalah orang lain untuk menghubungi ambulans dalam nomor 119 atau mengaktifkan respons emergensi bila kejadiannya di dalam rumah sakit," tambahnya.
Resusitasi jantung paru
Sembari menunggu pertolongan medis datang, langkah keempat yang dapat dilakukan pihak penolong adalah dengan melakukan resusitasi jantung paru atau yang juga dikenal dengan sebutan CPR (cardiopulmonary resuscitation).
Wisnu menjelaskan, CPR dilakukan dengan menekan bagian dada korban pada pertengahan tulang dada sedalam 5 sentimeter dengan kecepatan 100 hingga 200 kali per menit. Dalam upaya ini, pastikan dinding dada mengembang setiap menekan tulang dada.
"Agar kualitas CPR terjamin, maka yang melakukan CPR harus bergantian setiap dua menit. Gunakan alat bantu aplikasi Metronome, sebuah alat untuk berlatih musik di handphone untuk memberikan panduan kecepatan irama menekan tulang dada 100-200 kali per menit," kata Wisnu.
Menurut Wisnu, bantuan hidup dasar seperti ini dapat dilakukan sampai tim medis atau ambulans datang, dan usaha pertolongan diambil alih oleh mereka yang lebih berwenang. Â
Advertisement