Kaleidoskop Health 2021: Suntikan Pertama Vaksin COVID-19 hingga Geger Alat Tes Antigen Bekas

Ada secercah harapan bakal bisa melewati pandemi COVID-19 lebih sigap. Namun, di pertengahan tahun Indonesia dihajar kasus COVID-19.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Des 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2021, 13:00 WIB
FOTO: Presiden Jokowi Disuntik Vaksin COVID-19 Pertama di Indonesia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) bersiap menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Vaksinator presiden adalah Wakil Ketua Dokter Kepresidenan, Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Liputan6.com, Jakarta - COVID-19 masih menjadi bahasan utama di Indonesia sepanjang 2021. Pasang surut kenaikan kasus aktif Corona terjadi pada tahun ini.

Pada awal tahun, tercatat 504 tenaga medis meninggal karena COVID-19. Lalu, jumlah angka positif orang terpapar SARS-CoV-2, kasus positif sekitar 758 ribu kasus COVID-19 dengan angka meninggal 22 ribu per 2 Januari 2021

Meski begitu, ada secercah harapan bakal bisa melewati pandemi COVID-19 dengan lebih sigap. Indonesia mengawali tahun dengan optimistis lewat upaya program vaksinasi COVID-19. 

Suntikan pertama menggunakan vaksin Sinovac diberikan kepada Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, secara serentak disusul para tenaga kesehatan mendapat kesempatan awal disuntik vaksin Sinovac.

Upaya vaksinasi masih terus digenjot tapi pertengahan tahun Indonesia dan dunia dikagetkan kehadiran mutasi virus Corona yang penularannya begitu cepat. Bernama Delta, varian tersebut membuat penularan COVID-19 melonjak drastis di Juni-Juli tahun ini

Berikut kejadian aneka hal yang menjadi sorotan dari awal hingga pertengahan 2021:

 

 

Januari: Suntikan Vaksin COVID-19 Dimulai

Komplek Istana Kepresiden sudah ramai pada pagi-pagi Rabu, 13 Januari 2021. Hari itu adalah hari bersejarah dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

Penyuntikkan vaksin COVID-19 dimulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia disuntik oleh salah satu tim dokter kepresidenan.

"Tidak terasa apa-apa," ucap Jokowi usai divaksinasi.

Jokowi mengatakan ia bukan ingin mendahulukan diri sendiri dengan menjadi urutan satu dalam menerima suntikan COVID-19. Melainkan agar membuat masyarakat yakin bahwa vaksin Sinovac yang digunakan aman.

"Bukan hendak mendahulukan diri sendiri, tapi agar semua yakin bahwa vaksin ini aman dan halal," tutur Jokowi dalam cuitan Twitter @jokowi.

 

Februari: 100 Persen Tenaga Kesehatan Terima Dosis 1

Tenaga kesehatan jadi target vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Hal ini karena mereka merupakan garda terdepan dalam penanganan COVID-19.  

Pada 26 Februari 2021 sudah 100 persen tenaga kesehatan sudah terima dosis 1 vaksin COVID-19.

"Vaksinasi tahap pertama yang menargetkan tenaga kesehatan, sudah mencapai 100 persen dari sasaran awal, untuk dosis pertama," kata Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara Penanganan COVID-19.

Dalam konferensi persnya dari Istana Kepresidenan Jakarta, Reisa mengatakan lebih dari 1,4 juta nakes sudah menjadi pionir dan menjadi contoh baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Maret: Sulut Hentikan Sementara Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Ada empat laporan Komda KIPI Sulut tentang adanya peserta vaksinasi yang mengalami menggigil, demam, dan pegal usai menerima vaksin AstraZeneca.

Berdasarkan kajian serta investigasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) terhadap vaksin AstraZeneca, reaksi yang terjadi usai vaksinasi termasuk kategori ringan.

"Setelah Komda KIPI mengkaji dan menginvestigasi bersama Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata reaksinya termasuk ringan,” terang Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari dalam konferensi pers daring pada Selasa, 30 Maret 2021.

 

April: Geger Alat Tes Antigen Bekas

Pertengahan April 2021, sebuah kabar mengagetkan datang dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). 

Polda Sumut menemukan ratusan alat tes antigen untuk pengambilan sampel ternyata didaur ulang. Alat tes antigen yang digunakan diduga dicuci dan dibersihkan kembali. Kemudian dimasukkan kembali ke dalam bungkus kemasan untuk digunakan pada pemeriksaan berikutnya.

Penggrebekan yang dilakukan Polda Sumut bersama Kimia Farma ini bermula dari laporan masyarakat terkait alat tes yang digunakan.

Stik bekas yang digunakan didaur ulang di laboratorium Kimia Farma Medan lalu dibawa kembali ke Kualanamu.

Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito meminta para petugas penyedia layanan tes antigen melakukan pengambilan sampel sesuai prosedur yang ditetapkan. Menggunakan alat tes antigen bekas sama dengan bermain-main dengan nyawa manusia.

"Apabila ada yang berani untuk melakukan tindakan serupa, Satgas pastikan akan ada konsekuensi penindakan tegas dari aparat kepolisian bagi para pelakunya," kata Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 29 April 2021.

Ditaksir para pelaku sudah dapat untung sekitar Rp1,8 miliar. 

 

 

Mei: Penangguhan AstraZeneca hingga Dugaan Kebocoran Data BPJS Kesehatan

Penangguhan AstraZeneca Batch CTMAV547

Vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 ditangguhan sementara waktu.

Saat itu, ada kasus pria 22 tahun bernama Trio yang meninggal usai divaksin COVID-19. Lalu, ada juga dua penerima vaksin AstraZeneca batch tersebut yang juga meninggal tapi setelah dilakukan investigasi dari KIPI dua penerima vaksin Astrazeneca terakhir tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca.

Untuk memastikan keamanan vaksin batch itu, BPOM melakukan pengujian sterilitas dan toksisitas vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Hasilnya tidak ada keterkaitan antara mutu Vaksin COVID-19 Astrazeneca nomor batch CTMAV547 dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dilaporkan.

 - Dugaan Kebocaran Data Peserta BPJS Kesehatan

Informasi kebocoran data 279 juta warga Indonesia yang diduga merupakan data BPJS Kesehatan pertama kali mencuat di media sosial pada Kamis (20/5/2021). Data itu dipublikasikan dan dijual di salah satu forum online.

Beredarnya informasi mengenai data yang ditawarkan di forum online yang disebut menyerupai data BPJS Kesehatan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab pun direspons cepat jajaran Direksi BPJS Kesehatan.

Direktur Uttama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, saat ini BPJS Kesehatan telah bergerak menindaklanjuti masalah tersebut.BPJS Kesehatan telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Cybercrime Mabes Polri, Pusat Pertahanan Siber Kementerian Pertahanan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam).

Kemudian berkoordinasi juga dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), serta pihak lainnya dalam rangka memastikan kebenaran berita dugaan kebocoran data, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Juni: Gelombang Kedua COVID-19

Kasus COVID-19 mingguan di Indonesia telah mencapai puncak, lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Januari 2021.

Pada puncak yang pertama di Januari 2021, jumlah kasus Corona mingguan di Indonesia mencapai 89.902 kasus, sedangkan pada Juni angkanya jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 125.396 kasus.

“Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia,” jelas Wiku pada Selasa, 29 Juni 2021.

Kenaikan kasus COVID-19 semakin meningkat tajam pasca libur Idulfitri 2021.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya