Liputan6.com, Jakarta - Fenomena kesurupan mungkin sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Ketika terjadi fenomena tersebut banyak orang percaya, mungkin ada arwah yang merasuk ke tubuh seseorang.
Arwah tersebut pun kemudian mempengaruhi tindakan bahkan intonasi suara orang tersebut. Namun ternyata, fenomena kesurupan bisa dijelaskan secara medis.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis kejiwaan RS Omni Alam Sutera, Andri, FAPM, kondisi kesurupan--yang diyakini sebagai kerasukan arwah--dalam ilmu kedokteran jiwa sebenarnya tidak ada.
Advertisement
"Kita tahu sebenarnya yang benar-benar kesurupan sampai yang orang bilang possession, kemasukan setan, spirit atau arwah, itu kalau dalam ilmu kedokteran jiwa sebenarnya tidak ada," ujar Andri dalam video yang diunggah pada kanal YouTube pribadinya Andri Psikosomatik ditulis Kamis, (27/1/2022).
"Jadi biasanya yang kita temukan di dalam praktik namanya Dissociative Trance Disorder (DTD). Ada suatu gejala yang mirip dengan kesurupan atau possession itu," tambahnya.
Mengutip laman Mayo Clinic, DTD sendiri merupakan salah satu kondisi gangguan kejiwaan yang memiliki kaitan dengan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh integrasi antara pikiran dan ingatan di masa lampau.
Tak hanya itu, DTD juga dapat menyebabkan hilangnya kesadaran identitas, dan hilangnya kontrol terkait tindakan dan gerakan tubuh pada orang yang bersangkutan.
Orang dengan DTD juga kerap melarikan diri dari kenyataan dengan cara tidak disengaja dan dapat menyebabkan masalah pada fungsi kehidupan sehari-hari.
Peristiwa traumatis
Andri menjelaskan, biasanya kondisi serupa kesurupan tersebut memang berkaitan dengan pengalaman atau peristiwa traumatis dalam hidup seseorang di masa kecil. Terlebih seringkali terjadi di tempat umum.Â
"Problemnya pada keadaan kesurupan sendiri seringkali terjadi di tempat umum. Di sekolah, di pabrik, di tempat kerjaan kita," kata Andri.
Menurut Andri, kebanyakan dari orang yang mengalami fenomena kesurupan adalah wanita dengan usia yang masih relatif muda.
"Kebanyakan kalau kita lihat yang mengalami perempuan usianya masih relatif muda, mungkin dengan pengalaman traumatik masa lampau, atau dengan masalah emosional yang saat itu terjadi. Maka, terjadilah kondisi kesurupan," ujar Andri.
Advertisement