Dihantam Omicron, Ridwan Kamil Akui Keterisian Ranjang RS di Jabar Meningkat

COVID-19 Varian Omicron sebabkan ketirisan RS di Jawa Barat jadi meningkat

oleh Arie Nugraha diperbarui 06 Feb 2022, 09:12 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2022, 09:12 WIB
Ridwan Kamil Tinjau Langsung RS Pastikan Ketersediaan Tempat Tidur bagi Pasien COVID-19
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil saat meninjau langsung ketersediaan tempat tidur bagi pasien COVID-19 di RSUP Dr. Hasan Sadikin dan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA), Kota Bandung, Sabtu (12/6/2021) malam. (Foto: Yogi P/Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Jawa Barat - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengakui keterisian ranjang pasien (BOR) COVID-19 di rumah sakit mayoritas meningkat.

Untuk itu Ridwan Kamil meminta kepada pengelola rumah sakit terutama di kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) dan Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang (Bandung Raya) meningkatkan kesiagaannya mengantisiapsi peningkatan pasien COVID-19.

"Saya sudah perintahkan semua rumah sakit siaga 1 karena BOR meningkat," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Sabtu, 5 Februari 2022.

Ridwan Kamil memerintahkan pengelola rumah sakit agar menambah ketersediaan ranjang, ruangan, tabung oksigen dan obat-obatan yang dibutuhkan.

Seperti diketahui bahwa COVID-19 varian Omicron memiliki daya tular yang sangat cepat. Meski begitu tingkat fatalitasnya lebih rendah dari varian Delta.

Wilayah aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya terindikasi kuat terjadi peningkatan kasus signifikan diduga oleh paparan Omicron.

"Jadi kita mendorong aglomerasi ini rumah sakitnya agar bersiap-siap. Itu berulang-ulang dari dulu COVID-19 ngumpul-nya di situ," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil memgimbau kepada masyarakat yang terkonfirmasi varian Omicron tapi bergejala ringan agar isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing dengan pengawasan dan obat-obatan yang cukup.

"Jadi kalau gejalanya kecil terus ingin dirawat di rumah sakit nanti menaikkan BOR. Rumah sakit itu untuk yang gejala berat, komorbid dan saturasi rendah, di luar itu di rumah saja dengan disiapkan vitamin, obat, dan pengawasan," katanya.

Selain itu, Ridwan Kamil meminta masyarakat agar tetap patuh menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Alasannya, pandemi COVID-19 hingga saat ini belum diketahui kapan akan berakhir.

"Prokes tidak boleh diabaikan supaya kita jangan kalah oleh pandemi yang datang silih berganti dan belum selesai," ujarnya.

 

PTM di Jawa Barat Sedang Dievaluasi

Sementara untuk nasib pembelajaran tatap muka (PTM) di seluruh wilayah Jawa Barat sedang dievaluasi.

Pasalnya, Ridwan Kamil tidak mau menghentikan PTM tanpa mengacu terhadap data yang benar.

"Omicron lagi naik maka mayoritas PTM sedang dievaluasi," tukas Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil mengaku telah memerintahkan setiap pemerintah kabupaten dan kota untuk mengkaji PTM di daerahnya masing-masing, terutama memantau penularan di lingkungan sekolah.

Seperti di Kota Bogor yang sudah diizinkan menghentikan PTM sementara waktu karena penularan cukup tinggi.

"Sebagian sudah ditunda sambil menunggu perkembangan kasus karena kita ngambil keputusan itu selalu terukur berdasarkan data," katanya.

Kawasan pusat peningkatan kasus COVID-19 masih didominasi di wilayah aglomerasi Bodebek dan Bandung Raya.

Kemungkinan besar, perubahan kebijakan akan terjadi di wilayah Bodebek dan Bandung Raya, termasuk keputusan PTM di sekolah.

"Kemungkinan besar perubahan kebijakan mayoritas di wilayah itu,"pungkas Ridwan Kamil.

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya