Liputan6.com, Jakarta Hari ini, Sabtu 26 Maret 2022, Universitas YARSI memberikan piagam penghargaan untuk mendiang Arifin Panigoro. Hal ini lantaran almarhum sempat memberikan jasanya dalam pengendalian Tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama.
Baca Juga
"Universitas YARSI memberikan piagam penghargaan kepada Almarhum Bapak Arifin Panigoro atas bakti, dedikasi, dan perjuangannya yang luar biasa dalam pengendalian Tuberkulosis di Indonesia," ujar Tjandra melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Sabtu (26/3/2022).
Advertisement
Tjandra mengungkapkan bahwa beberapa tahun lalu, mendiang Arifin Panigoro sempat mengira bahwa akan membicarakan soal pertambangan dengan presiden saat baru diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Namun ternyata, mendiang Arifin malah diajak membicarakan soal TBC yang mana telah menjadi perhatian besarnya.
"Tetapi ternyata Presiden bicara tentang Tuberkulosis, sesuatu yang menunjukkan perhatian besar Presiden dan juga Pak Arifin Panigoro pada penyakit TB ini, dimana Indonesia adalah penyumbang kasus terbesar ketiga di dunia," kata Tjandra.
TBC memang menjadi salah satu penyakit dengan prevalensi tinggi. Menurut Global Tuberculosis Report 2021, ada sebanyak 824 ribu pasien TBC di Indonesia.
Kenangan bersama
Tjandra mengungkapkan bahwa dua pembicaraan terakhirnya dengan mendiang Arifin terjadi ketika mereka sama-sama menghadiri Indonesia TB Summit 2021 di Bali.
"Yang kedua waktu saya mengusulkan bahwa TB baik kalau jadi agenda G20, dan jawaban Pak Arifin 'oke kita dorong untuk jadi agenda prioritas di G20'," kata Tjandra.
Kini, TBC pun benar menjadi salah satu bahasan dalam side event Health Working Group Pertama (HWG 1) G20 di Yogyakarta pada 29-30 Maret mendatang.
Tjandra pun ikut berharap bahwa perjuangan mendiang Arifin dalam penanganan TBC di Indonesia masih akan terus dilanjutkan.
"Semoga almarhum Arifin Panigoro mendapat tempat mulia disisi Allah SWT, dan semoga perjuangan beliau dalam pengendalian TB di Indonesia dapat terus kita lanjutkan, kita giatkan, kita perjuangkan bersama," ujar Tjandra.
"Demi dua tujuan mulia. Pertama, eliminasi TB di Indonesia pada 2030 sesuai Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021. Kedua, menghentikan epidemi TB di dunia pada 2030 sesuai yang digariskan di SDG," tambahnya.
Advertisement