Omicron BA.4 dan BA.5 Jago Hindari Kekebalan, Vaksin COVID-19 Masih Efektif?

Omicron BA.4 dan BA.5 punya kemampuan menghindari kekebalan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 20 Jun 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 07:00 WIB
Amerika Serikat Batasi Vaksin Janssen Usai Muncul Risiko Pembekuan Darah, Bagaimana Indonesia?
Vaksin (pexels/anna shvets).

Liputan6.com, Jakarta - Karakteristik subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 mempunyai kemampuan menghindari kekebalan yang dibentuk dari infeksi atau vaksinasi COVID-19 sebelumnya. Artinya, seseorang dapat terinfeksi ulang bahkan jika mereka pernah terkena Omicron.

Lantas, apakah vaksin COVID-19 sekarang masih efektif menekan 'anakan' Omicron tersebut? Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin yang beredar saat ini tetap efektif terhadap varian Corona baru.

"Saat ini, para ahli masih sepakat bahwa vaksin dinyatakan masih cukup efektif meningkatkan perlindungan dari beberapa varian baru yang ada," kata Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Minggu (19/6/2022).

Varian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan awal tahun 2022. Per 12 Mei 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menyatakan kedua subvarian ini sebagai Varian of Concern (VoC). Sebab, penularan dinilai cukup masif dan menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di negara lain.

"Selain itu, menurut studi awal di Eropa, varian-varian Omicron baru ini mengalami perubahan karakteristik yang lebih cepat menular dan mampu menghindari kekebalan tubuh yang sudah ada pasca infeksi COVID-19 pada varian sebelumnya," jelas Wiku.

"Perlu diingat, simpulan ini masih bersifat sementara dan membutuhkan studi lanjutan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Peluang Penularan Turun dengan Vaksinasi

Sentra Vaksinasi Covid-19 bagi PKL dan Pelaku UMKM
Peserta menerima vaksin AstraZeneca di Sentra Vaksinasi Covid-19, GOR Kemayoran, Kamis (3/6/2021). Pemkot Jakpus menggelar Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk PKL, karyawan ritel, dan pelaku UMKM di GOR Kemayoran guna memberikan kekebalan kelompok di sektor perekonomian. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Wiku Adisasmito menambahkan, hasil studi menyebut tidak ditemukan adanya indikasi bahwa varian Omicron BA.4 dan BA.5 menyebabkan gejala yang lebih parah. Peluang penularan pun bisa turun dengan vaksinasi COVID-19.

"Menurut European Center for Disease Prevention and Control, peluang penularan varian ini dapat menurun jika seseorang telah divaksin dibandingkan yang belum divaksin walau sudah terinfeksi sebelumnya," tambahnya.

Sebagaimana menghadapi varian COVID-19 lain, Wiku mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan segera vaksinasi COVID-19.

"Sesuai dengan pembelajaran dalam menghadapi varian baru di masa lalu, maka kita wajib kembali meningkatkan kesadaran pribadi menjalankan protokol kesehatan. Terapkan sesuai peraturan yang berlaku dan segera vaksinasi," pesannya.

Beri Perlindungan Terhadap Varian Baru

BPOM Setujui 5 Vaksin Booster, Begini Efektivitas dan Efek Sampingnya
Jenis vaksin booster Covid-19 . (unsplash/towfiqu barbhulya).

Berdasarkan pernyataan WHO berjudul, Interim statement on the composition of current COVID-19 vaccines yang dipublikasikan pada 17 Juni 2022, tujuan utama dari vaksinasi COVID-19 menggunakan vaksin berlisensi saat ini terus untuk mengurangi rawat inap, penyakit parah dan kematian.

Selain itu, untuk melindungi sistem kesehatan. Serangkaian utama vaksin berlisensi saat ini berdasarkan virus yang diidentifikasi dari kasus pertama COVID-19 pada Desember 2019 (disebut virus indeks, mis. GISAID: hCoV-19/Wuhan/WIV04/2019) memberikan tingkat perlindungan yang lebih rendah terhadap penyakit parah hasil penyakit untuk Omicron dibandingkan dengan VOC sebelumnya.

Namun, dosis booster dari vaksin COVID-19 yang saat ini dilisensikan berdasarkan virus indeks tampaknya memulihkan perlindungan terhadap penyakit parah dan kematian terhadap varian yang beredar saat ini pada tingkat yang tetap dapat diterima.

Walau begitu, telah terjadi evolusi virus yang substansial, terutama pada protein S sejak kasus pertama COVID-19 dan kemungkinan evolusi ini akan berlanjut, yang mengakibatkan munculnya varian baru di masa depan.

Ada ketidakpastian tentang waktu kemunculan, tingkat sirkulasi global dan karakteristik antigenik varian masa depan. Dalam konteks ini, kekebalan yang ditimbulkan terhadap berbagai antigen protein SARS-CoV-2 S mungkin diinginkan untuk dipertahankan dan berpotensi meningkatkan perlindungan terhadap varian di masa depan.

Seputar Omicron BA.4 dan BA.5

Antrean Panjang Vaksin Booster COVID-19 di Inggris
Orang-orang antre (kanan) untuk mendapatkan suntikan vaksin booster Covid-19 di Rumah Sakit St Thomas, London, Senin (13/12/2021). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Minggu (12/12) memperingatkan "gelombang pasang" yang meningkat akibat Varian Omicron. (AP Photo/Matt Dunham)

Transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.

Dari tingkat keparahan, BA.4 maupun BA.5 disebut tidak ada indikasi yang menyebabkan kesakitan parah dibandingkan varian Omicron lainnya. Berikut rincian kedua subvarian ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia:

a. BA.4

  • 6.903 sekuens (informasi genetik) dilaporkan melalui LSM Jerman yang fokus pada pengumpulan data genetik virus influenza Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID)
  • Ada di 58 negara
  • 5 negara dengan laporan terbanyak: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, Israel

b. BA.5

  • 8.687 sekuens dilaporkan melalui GISAID
  • Ada di 63 negara
  • 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak: Amerika Serikat, Portugis, Jerman, Britania Raya, Afrika Selatan
Infografis Ragam Tanggapan Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya