Tidur Terpisah dengan Pasangan Punya Dampak Positif untuk Hubungan dan Kesehatan

Tidur beda kamar atau beda kasur dengan pasangan tak selalu berarti sedang bertengkar apalagi mau cerai.

oleh Diviya Agatha diperbarui 19 Okt 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi tidur, bermimpi
Ilustrasi tidur, bermimpi. (Photo drobotdean Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Umumnya, pasangan suami istri akan tidur bersama di kasur yang sama. Namun ternyata, tidur terpisah atau yang juga disebut dengan sleep divorce punya dampak positif tersendiri lho untuk hubungan maupun kesehatan.

Psikolog klinis sekaligus direktur sleep health di Sleepopolis, dr Shelby Harris mengungkapkan bahwa tidur terpisah di malam hari adalah sesuatu yang dilakukan oleh cukup banyak pasangan.

"Banyak pasangan yang mulai mencobanya untuk kebaikan bersama dalam hubungan mereka," ujar Shelby mengutip Bustle, Senin (17/10/2022).

Gagasan terkait tidur terpisah muncul saat banyak orang merasa dirinya tidak memiliki waktu tidur yang berkualitas di malam hari karena terganggu oleh pasangannya. Entah itu akibat dengkuran atau waktu tidur yang memang berbeda.

"Sleep divorce terjadi ketika pasangan memutuskan untuk tidur di tempat tidur terpisah atau kamar terpisah karena adanya perbedaan pola tidur, kebiasaan, dan preferensi yang mengganggu kualitas tidur mereka," kata Shelby.

Terapis pernikahan, seks, dan keluarga, Shadeen Francis menjelaskan, ada lebih banyak pasangan dari yang Anda kira telah menerapkan cara satu ini. Hal tersebut ditunjukkan survei yang dilakukan oleh Better Sleep Council dan National Sleep Foundation.

"Data survei menunjukkan bahwa itu cukup umum, dengan perkiraan setidaknya seperempat pasangan sudah menerapkan tidur terpisah selama beberapa kali sebulan," kata Shadeen.

Namun, Shadeen menambahkan, tak semua pasangan mau mengakui bahwa mereka tidur terpisah dari pasangannya. Hal tersebut lantaran masih ada stigma di masyarakat soal kemungkinan adanya masalah dalam rumah tangga terkait tidur terpisah.

Kenapa Orang Memilih Tidur Terpisah dengan Pasangannya?

ilustrasi hubungan intim
Ilustrasi pasangan suami istri di tempat tidur/copyright freepik.com/lookstudio

Ada beberapa alasan mengapa para pasangan memilih untuk tidur terpisah dari pasangannya. Menurut Shelby, alasan utamanya seringkali berkaitan dengan kualitas tidur itu sendiri.

"Seringkali, para pasangan memilih tidur terpisah akibat mereka merasa ada masalah jika tidur bersama pasangannya. Pilihan ini paling sering dibuat karena perbedaan pola tidur, kebiasaan, dan preferensi atau dengkuran yang mengganggu dari salah satu atau kedua pasangan," kata Shelby.

"Ini mungkin tampak tidak masuk akal, tetapi bahkan kebiasaan tidur Anda dan pasangan dapat menyebabkan ketegangan di rumah.Jika satu pasangan adalah orang yang suka tidur di malam hari dan yang lainnya adalah orang yang suka bangun pagi, jadwal tidur yang tidak sesuai tersebut berpotensi menyebabkan masalah seiring waktu."

Terlebih menurut Shadeen, tiap pasangan perlu untuk beristirahat untuk dapat menjalankan hidup dengan baik, dan hubungan seharusnya tidak jadi penghalang.

"Daripada berpegang pada standar atau model yang sewenang-wenang tentang bagaimana 'seharusnya' hubungan berlangsung, hargai kebutuhan aktual Anda maupun pasangan, dan buat keputusan berdasarkan apa yang cocok untuk itu," kata Shadeen.

Tidur Terpisah daripada Kurang Tidur

Ilustrasi tidur, bermimpi
Ilustrasi tidur, bermimpi. (Photo by jcomp on Freepik)

Shadeen mengungkapkan bahwa tidur terpisah sesekali akan lebih baik daripada tidur bersama tapi salah satu atau bahkan keduanya merasa sengsara karena kurang tidur.

"Tidur terpisah juga punya manfaat emosional jangka panjang. Banyak pasangan menyebut tidur di tempat tidur terpisah sebagai cara yang efektif untuk mengakomodasi masalah kesehatan," ujar pekerja sosial klinis, Laura J Brito.

"Seperti sleep apnea, yang berkontribusi terhadap mendengkur, untuk mengatasi jadwal kerja dan siklus tidur yang berbeda, atau untuk memelihara rasa kemandirian dalam hubungan jangka panjang misalnya," tambahnya.

Sehingga jika Anda atau pasangan mengalami kecenderungan atau bahkan memiliki gaya keterikatan yang berlebihan diliputi cemas, mengambil beberapa malam dalam sebulan untuk tidur terpisah dianggap bisa bermanfaat untuk menyembuhkannya.

Harus Didasari oleh Alasan yang Kuat

Tidak Terpaku Pada Pemikiran Konservatif Tentang Peran dalam Keluarga
Ilustrasi Pasangan Suami Istri Credit: pexels.com/pixabay

Seperti halnya perubahan besar dalam suatu hubungan, memilih untuk tidur di lokasi yang terpisah dari pasangan dapat menimbulkan pro dan kontra.

Laura menyarankan, luangkanlah waktu untuk benar-benar memahami alasan mengapa Anda mempertimbangkannya dan apa yang Anda berdua inginkan dari keputusan tersebut.

"Tidur terpisah bisa berdampak positif pada hubungan jika Anda dan pasangan mendiskusikan secara spesifik bagaimana hal itu bisa membantu, berapa lama kalian berniat melakukannya, dan alternatif lainnya untuk membangun keintiman di luar tempat tidur," kata Laura.

Di sisi lain, penting juga untuk memastikan niat Anda di balik mencoba tidur terpisah. Pastikan itu memang bisa membantu hubungan Anda dan bukan untuk menghukum atau bahkan menyakiti pasangan.

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya