Liputan6.com, Jakarta - Cat lovers pasti kebingunan ketika kucing kesayangan tiba-tiba muntah. Apalagi muntahnya lebih dari sekali. Muntah memang merupakan salah satu respons tubuh yang dialami kebanyakan mamalia, tidak terkecuali kucing. Meski demikian, bukan berarti muntah pada kucing bisa disepelekan.
Semua kucing akan muntah sesekali, tetapi bukan berarti muntah adalah perilaku normal kucing. Jika kucing muntah lebih dari sekali seminggu, atau bahkan secara konsisten setiap beberapa minggu, segera temui dokter hewan. Muntah yang sering atau berulang bukanlah perilaku normal bagi kucing.
Baca Juga
Kucing dapat muntah bahkan jika tidak sakit. Jika kucing muntah tepat setelah makan, ini mungkin karena makan terlalu banyak atau terlalu cepat. Kucing bereaksi terhadap perubahan pola makannya. Bisa juka dikarenakan menelan sesuatu yang berbahaya seperti karet gelang atau seutas tali.
Advertisement
Bola rambut juga bisa menjadi dalang dibalik kucing yang muntah. Kucing berbulu panjang atau kucing yang tidak terawat sering mendapati gumpalan rambut tersangkut di perutnya.
Tidak masalah bagi kucing untuk memuntahkan bola rambut setiap satu atau dua minggu guna menghindari penyumbatan di usus. Memuntahkan bola rambut juga tidak terasa sakit bagi kucing. Namun sebagai alternatif, Anda dapat menyikat bulu kucing secara teratur atau memberi suplemen yang dijual bebas.
Selain penyebab di atas, kondisi lain yang dapat menyebabkan kucing muntah dilansir dari situs WebMDÂ yaitu:
-Benda asing di saluran pencernaan
-Keracunan
-Parasit usus
-Penyakit radang usus
-Diabetes
-Hipertiroid
-Penyakit Ginjal
-Kanker
Kondisi ini dapat mengancam jiwa, tetapi deteksi dan perawatan dini dapat membantu kucing panjang umur dan sehat selalu.
Apa yang Dimuntahkan Kucing?
Mengetahui apa yang dimuntahkan kucing sangat penting, karena penyakit yang berbeda menyebabkan penampilan muntahan yang berbeda pula. Berikut adalah beberapa contoh warna atau konsistensi muntah dan kemungkinan penyebabnya menurut situs PetMD:
1. Hijau Kekuningan (Empedu)
Ketika perutnya kosong, kucing akan memuntahkan cairan empedu yang berwarna hijau kekuningan. Ini bisa terjadi jika kucing tidak makan selama 24 jam. Bisa juga karena kucing menderita anoreksia.
Makanan merangsang kandung empedu untuk berkontraksi, tetapi ketika kandung empedu tidak berkontraksi, empedu dapat naik kembali ke usus kecil dan lambung.
2. Darah
Darah terlihat di ulserasi. Jika kucing muntah beberapa kali secara berturut-turut, ini dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan kerongkongan karena peningkatan asam.
Darah juga dapat muncul jika ada kelainan penggumpalan. Kondisi ini dapat terjadi jika menderita penyakit tertentu serta keracunan, misalnya karena racun tikus.
3. Busa Putih
Penyebab kucing memuntahkan busa putih yaitu karena lapisan lambung atau usus kecil meradang.
4. Air atau Cairan Bening
Kucing dapat memuntahkan cairan bening jika terlalu banyak minum air. Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan kucing minum terlalu banyak air, misalnya diabetes melitus dan penyakit ginjal.
Advertisement
5. Cacing
Jenis cacing yang paling umum terlihat pada muntahan kucing adalah cacing gelang. Jika kucing memuntahkan cacing, segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
6. Makanan
Kucing yang makan terlalu banyak atau terlalu cepat dapat memuntahkan makanan. Kucing juga dapat memuntahkan makanan jika merasa mual tak lama setelah makan atau ada benda asing yang menghambat proses pencernaan makanan. Alergi makanan juga dapat menyebabkan hal ini.
7. Bola Rambut (Hairball)
Kucing kadang-kadang bisa memuntahkan hairball, terutama kucing yang berbulu panjang.
8. Cairan Coklat
Ini biasanya menunjukkan darah yang dicerna lebih jauh ke bawah saluran usus dan dapat terjadi karena ulserasi, adanya benda asing atau bahkan bola rambut di usus.
9. Muntahan Hijau
Jika kucing Anda muntah hijau, ini menunjukkan bahwa makanan atau zat tersebut dikeluarkan dari usus kecil. Muntahan yang bercampur dengan empedu warnanya berubah jadi hijau.
Jika kucing muntah, jangan beri ia apa pun melalui mulut—termasuk air atau makanan—selama beberapa jam.
Setelah menunggu beberapa jam, Anda dapat mencoba memberi makan kucing sekitar 25 persen dari porsi normal untuk melihat apakah tubuh kucing berhasil mencernanya tanpa muntah. Kemudian secara bertahap tingkatkan jumlahnya selama 24 jam ke depan. Jika kucing mulai muntah lagi, ssegera hubungi dokter hewan.
Hubungi Dokter Hewan
Anda harus segera menghubungi dokter hewan jika:
-Kucing muntah lebih dari dua hingga tiga kali berturut-turut.
-Kucing mengalami gejala lain, seperti tidak mau makan serta diare. Jika kucing juga mengalami diare, sulit untuk menjaganya tetap terhidrasi. Oleh karena itu, temui dokter hewan untuk berkonsultasi dan mendapatkan solusi.
-Kucing tidak makan atau minum selama 12 jam dan sudah muntah beberapa kali secara berturut-turut.
-Kucing didiagnosis menderita suatu penyakit, misalnya diabetes atau penyakit ginjal. Jika demikian, kucing harus segera diperiksakan, karena ini mungkin menandakan penyakitnya berkembang. Intervensi medis diperlukan sedini mungkin.
Ketika menemui dokter hewan, dokter akan meminta riwayat kesehatan serta perilaku kucing secara menyeluruh. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika sebelum melakukan kunjungan Anda mencaritahu tentang tanda-tanda di bawah in:
-Lesu atau depresi
-Perubahan nafsu makan atau kebiasaan makan
-Penurunan berat badanDarah dalam muntahan
-Nyeri di perut, ditandai dengan reaksi kasar ketika Anda menyentuhnya
-Frekuensi muntah
-Perubahan pola makan
-Akses ke tanaman atau makanan dan zat lain
-Apakah kucing atau hewan lain di rumah Anda terpengaruh
Ini akan membantu dokter hewan menentukan apakah kucing perlu menjalani lebih banyak tes atau melakukan cek darah.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement