Imunisasi Massal Difteri di Garut Mulai 27 Februari 2023, Daerah Mana Saja?

Pelaksanaan imunisasi massal difteri di Garut akan dimulai pada 27 Februari 2023.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Feb 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 18:00 WIB
Vaksin Meningitis
Ilustrasi persiapan imunisasi massal difteri di Garut (unsplash.com/Mufid Majnun)

Liputan6.com, Jakarta Imunisasi difteri secara massal di Kabupaten Garut, Jawa Barat akan dimulai pada Senin, 27 Februari 2023. Imunisasi massal ini disebut Outbreak Response Immunization (ORI), yang merupakan imunisasi tambahan sebagai bentuk merespons Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Kabupaten Garut.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, ada 8 desa yang menjadi daerah target pemberian imunisasi massal dalam penanganan KLB Difteri.

Kedelapan desa tersebut masuk ke dalam satu kawasan Kecamatan Pangatikan. Sementara temuan warga kasus difteri sendiri, baik suspek maupun positif ditemukan di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan sejak empat pekan terakhir.

"Pelaksanaan ORI di Kabupaten Garut akan dimulai pada Senin, 27 Februari 2023 di 8 desa di Kecamatan Pangatikan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Cimaraga," ujar Nadia kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Rabu, 22 Februari 2023 malam.

Adapun 8 desa di wilayah Kecamatan Pangatikan, sebagai berikut:

  1. Babakanloa
  2. Cihuni
  3. Cimaragas
  4. Citangtu
  5. Karangsari
  6. Sukahurip
  7. Sukamulya
  8. Sukarasa

Secara terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani pada Selasa (21/2/2023) menyatakan, ada 73 kasus difteri di Desa Sakahurip. Rinciannya, sebanyak 4 kasus observasi difteri, 4 suspek difteri, 2 kasus konfirmasi positif difteri, 55 kontak erat, dan 7 orang meninggal dunia tanpa catatan medis yang lengkap.

Imunisasi Massal Fokus di Satu Kecamatan

Imunisasi Campak Anak Sekolah Dasar
Seorang siswa kelas I mendapatkan imunisasi campak saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SDN Serua 3, Ciputat, Tangsel, Selasa (1/9/2020). Kegiatan itu untuk memberikan kekebalan terhadap siswa dari penyakit campak, difteri dan tetanus. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Pelaksanaan imunisasi massal yang disebut Outbreak Response Immunization (ORI) di Kabupaten Garut akan terfokus dilakukan di satu kecamatan saja, yakni desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Pangatikan.

Lantas, akankah ada perluasan untuk cakupan ORI di daerah lain di Kabupaten Garut?

Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, hal itu tergantung hasil penyelidikan epidemiologi terhadap kejadian difteri, terutama apakah nanti ada kontak erat yang menyebar di luas lokasi KLB atau tidak.

"Berdasarkan rekomendasi Komite Ahli, ORI akan dilaksanakan di satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Pangatikan. Selanjutnya, perluasan wilayah ORI akan mempertimbangkan hasil penyelidikan epidemiologi," jelasnya.

Di sisi lain, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani sudah mengatakan, ORI bersiap digelar untuk merespons adanya KLB Difteri.

"Yang akan dilakukan adalah Outbreak Response Immunization untuk anak 2 bulan sampai 15 tahun di Kecamatan Pangatikan, dimulai hari Senin 27 Februari 2023," katanya.

Keinginan untuk Imunisasi Difteri Rendah

Arti Mimpi Disuntik Pertanda Memendam Perasaan
Ilustrasi rendahnya imunisasi massal difteri di Garut Credit: pexels.com/Diana

Bupati Garut Rudy Gunawan pada Selasa (21/2/2023) petang menyampaikan, rendahnya keinginan warga untuk melakukan vaksinasi diduga menjadi salah satu faktor penyebab hadirnya wabah difteri yang menimpa warga Kampung Sukahurip.

“Ini kejadiannya hanya di daerah itu (Sukahurip), kenapa kejadian? Karena mereka itu tidak mendapatkan imunisasi sejak awal,” ujarnya.

Untuk menghidari munculnya kejadian serupa di kemudian hari, Pemerintah Kabupaten Garut segera melakukan vaksinasi massal bagi warga Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, yang dimulai pekan depan.

“Senin (27/2/2023) akan saya pimpin langsung vaksinasi massal di Kecamatan Pangatikan selama kali setiap 6 bulan sekali,” lanjut Rudy, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Pemeda Garut juga telah memberikan penjelasan kepada pemerintah pusat, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas kejadian wabah difteri yang telah merenggut enam korban warganya tersebut.

“Sampelnya sudah dikirim ke laboratorium provinsi dan kami sudah ke Kemenkes (Kementerian Kesehatan), kami sudah zoom dengan WHO dan sebagainya,” tutup Rudy.

Infografis Vaksinasi Covid-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Vaksinasi Covid-19 Lansia di Indonesia Masih Rendah. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya