Sederet Masalah Kesehatan Gegara Polusi Udara, Bikin Jumlah Sperma Turun hingga Stroke

Polusi udara dapat menyebabkan keguguran, menurunkan jumlah sperma, dan menghambat pertumbuhan paru-paru anak-anak.

oleh Tiara Laninda diperbarui 19 Apr 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi polusi udara akibat kendaraan bermotor
Ilustrasi polusi udara bisa sebabkan berbagai masalah kesehatan (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara menyebabkan bahaya bagi manusia di semua tahap kehidupan, seperti yang ditemukan oleh para peneliti dari Imperial College London.

Penelitian yang ditugaskan oleh Otoritas London Raya tersebut menemukan bahwa paparan terhadap partikel-partikel tertentu dapat menyebabkan keguguran, menurunkan jumlah sperma, dan menghambat pertumbuhan paru-paru anak-anak.

Penelitian terhadap lebih dari 35.000 studi ini menemukan bahwa zat beracun di udara merugikan manusia pada setiap tahap kehidupan, termasuk dalam kandungan. 

Ditemukan bahwa 2.600 kematian prematur per tahun di Irlandia berkaitan dengan polusi udara, seperti melansir BBC.

Kemudian pada masa dewasa, pencemaran udara juga dapat menyebabkan penyakit kronis, kanker, dan stroke.

Bisa Sebabkan Keguguran

Polusi udara dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia, termasuk pada kesehatan reproduksi.

Hubungan antara paparan polusi udara dengan kesehatan reproduksi wanita berkaitan dengan kesuburan dan risiko keguguran.

Terkait dengan kandungan, penelitian juga menunjukkan adanya dampak negatif polusi udara terhadap perkembangan janin.

Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada bayi yang lahir, seperti lahir prematur, berat badan lahir rendah, masalah perkembangan fisik dan kognitif, hingga keguguran.

Beberapa faktor yang berkontribusi pada dampak fenomena ini antara lain partikel halus dan zat kimia beracun di udara yang dapat mengganggu hormon dan metabolisme tubuh manusia.

Sebabkan Penurunan Sel Sperma

Ilustrasi Polusi Udara
Ilustrasi polusi udara. (dok. Unsplash.com/@punkidu)

Partikel pada udara yang kita hirup 30 kali lebih kecil dari rambut manusia. Partikel-partikel ini meliputi beberapa zat seperti tembaga, seng, timbal, serta zat estrogenik dan antiandrogenik.

Jika dihirup dalam jangka waktu yang lama, zat-zat tersebut dapat menekan produksi sperma dan testosteron, sebagaimana ditulis laman Health Shots.

Kadar testosteron yang rendah menyebabkan menurunnya hasrat seksual dan dapat mengganggu kehidupan seks Anda.

Bahkan pada pria yang subur, reaksi kimia dalam darah dapat meningkatkan konsentrasi radikal bebas. Pada akhirnya, kondisi ini akan memengaruhi kualitas sperma.

Reaksi kimia tersebut diakibatkan oleh asap diesel dan peningkatan kadar ozon, sulfur dioksida, dan partikel-partikel halus yang tercampur di udara.

Menghambat Pertumbuhan Paru Anak

ilustrasi paru-paru
ilustrasi paru anak (sumber: freepik)

Tak hanya berkaitan dengan kandungan dan penurunan sperma, temuan juga menemukan dampak buruk lainnya.

Ditemukan bahwa pencemaran udara dapat menghambat pertumbuhan paru-paru pada anak, menyebabkan asma, memengaruhi tekanan darah, kemampuan kognitif, dan kesehatan mental.

Para peneliti mengidentifikasi partikel halus (PM2,5) dan nitrogen dioksida (NO2), yang keduanya berasal dari knalpot kendaraan, sebagai sangat berbahaya.

Mereka menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan batasan jumlah PM2,5 yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

Bahkan, mereka yang tinggal di pinggiran kota London yang paling bersih sekalipun masih terkena dampak pencemaran udara.

Beban Penyakit Kronis

Gambar Ilustrasi Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Ilustrasi penyakit kronis (Sumber: Freepik)

Para penulis penelitian menjelaskan ada bahwa dampak yang lebih besar dari polusi udara yang sering tidak terlihat dan terabaikan.

Ditemukan bahwa paparan polusi udara berkaitan dengan banyaknya kasus penyakit kronis.

"Angka utama mengenai dampak kesehatan dari pencemaran udara terfokus pada jumlah kematian prematur. Namun, ada dampak yang lebih luas terselip di balik kontribusi pencemaran udara, yakni dampak terhadap beban penyakit kronis,"

Pada tahun 2018, menurut Public Health England (PHE), sekitar 43.000 orang meninggal setiap tahun di Inggris akibat pencemaran udara.

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya