Sederet Dampak El Nino yang Diperkirakan Mampir Indonesia Agustus Mendatang

Semua pihak sudah diminta untuk bersiap-siap menghadapi El Nino. Namun, apa saja sih sebenarnya dampak El Nino yang perlu diketahui?

oleh Diviya Agatha diperbarui 28 Apr 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi Kekeringan
Salah satu dampak dari El Nino adalah munculnya kekeringan pada berbagai wilayah. Credit: pexels.com/Ross

Liputan6.com, Jakarta Fenomena El Nino diperkirakan mampir ke Indonesia pada Agustus mendatang. Semua pihak pun sudah diminta untuk bersiap-siap menghadapi risiko kekeringan yang luas pada berbagai wilayah.

Namun, apa saja sih sebenarnya dampak El Nino yang perlu diketahui?

Mengutip keterangan pada laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI, El Nino akan berdampak pada pola iklim secara global. Pada banyak lokasi, El Nino menghasilkan variasi iklim yang berlawanan dengan La Nina.

"Misalnya, sebagian Australia dan Indonesia rentan terhadap kekeringan selama El Nino. Sementara itu selama La Nina, umumnya akan lebih basah dari biasanya," tulis keterangan mengutip laman BMKG, Jumat (28/4/2023).

El Nino Terkuat dalam Sejarah pada Tahun 1997

BMKG mengungkapkan bahwa El Nino terkuat dalam sejarah pernah terjadi dahulu pada tahun 1997. Curah hujan selama tiga bulan di Indonesia turun drastis, berkurang sebagai dampak dari El Nino.

"Beberapa wilayah Indonesia, terutama di Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua bahkan mengalami curah hujan yang sangat rendah sepanjang El Nino itu," kata BMKG.

Menurut BMKG, El Nino maupun La Nina terjadi rata-rata setiap tiga hingga lima tahun. Namun, dalam catatan sejarah, interval antar peristiwa bervariasi dari dua hingga tujuh tahun.

Memprediksi El Nino sendiri dianggap sangat penting agar masyarakat bisa mendapatkan peringatan dini dan antisipasi terjadinya iklim yang ekstrem. Mengingat iklim ekstrem dikaitkan dengan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan.

El Nino Picu Kekeringan dan Curah Hujan Berkurang

Ilustrasi Liputan Khusus El Nino
Ilustrasi Liputan Khusus El Nino yang picu kekekeringan dan menurunnya curah hujan.

Seperti diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan yang terjadi pada SML akan meningkatkan risiko pertumbuhan awan untuk area Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di Indonesia. Secara singkat, El Nino akan menyebabkan kekeringan secara umum.

Menurut LindungiHutan, fenomena El Nino sendiri dapat disebabkan oleh banyak hal. Seperti garis khatulistiwa, interaksi laut-atmosfer, sirkulasi walker atau tinggi rendahnya tekanan udara di wilayah tertentu, hingga angin monsoon.

Ketika El Nino mampir, kekurangan angin pasat dan monsoon akan melemah. Sekaligus, daerah yang dilintasi oleh garis khatulistiwa akan mengalami penurunan curah hujan.

Berbagai Penyakit yang Rentan Muncul Saat El Nino

Ilustrasi diare
Diare jadi salah satu penyakit yang rentan muncul saat El Nino terjadi. (dok.pexels)

Dampak utama saat El Nino terjadi adalah beberapa kawasan di Indonesia rawan terkena dampak kekeringan. Beberapa kawasan yang berisiko jadi korban El Nino adalah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Akibat terjadinya cuaca ekstrem tersebut, berbagai penyakit bisa timbul. Masyarakat menjadi lebih rentan mengalami diare, flu, demam berdarah, kolera, ataupun penyakit lainnya.

Dalam hal pertanian, fenomena perubahan iklim seperti terjadinya El Nino dapat menyebabkan tanaman rusak dan kekurangan pasokan air. Kelembaban udara yang meningkat dapat memancing kehadiran hama serta menyebabkan tanaman tidak bisa dipanen.

Begitupun dalam konteks kehidupan laut, El Nino bisa memicu terjadinya perpindahan ikan ke kawasan yang lebih sesuai, yang mana berujung mengurangi pendapatan nelayan untuk mencari ikan.

Indonesia Antisipasi Hadapi El Nino

20151012-El Nino Bikin Menko Luhut Pusing Atasi Kebakaran Hutan-Jakarta
Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan saat menggelar konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (12/10). Menurut Luhut, el nino menjadi tantangan utama mengatasi kebakaran lahan dan hutan pada tahun ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut pemaparan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Indonesia telah melakukan persiapan untuk menghadapi El Nino. Salah satunya dengan menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino.

“Saya meminta seluruh K/L terkait juga pemerintah daerah untuk mulai bersiap sejak dini, memperhitungkan segala langkah yang mesti ditempuh agar pengalaman buruk delapan tahun lalu tidak terulang kembali," ujar Luhut Pandjaitan mengutip keterangan yang diunggah di akun Instagram pribadinya.

"Setidaknya sejak saat ini kami menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai senjata menghadapi El Nino," sambungnya.

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya