Menurunkan Berat Badan dengan Low-Calorie Diet, Amankah?

Metode low-calorie diet kerap menjadi pilihan bagi banyak orang untuk melakukan diet. Namun, amankah diet ini untuk dilakukan?

oleh Tiara Laninda diperbarui 08 Jun 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi program diet
Ilustrasi low-calorie diet (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Popularitas diet kerap naik dan turun layaknya tren. Namun, satu metode yang tetap menjadi pilihan bagi banyak orang adalah dengan mengurangi jumlah kalori dari yang dibutuhkan oleh tubuh.

Mengurangi jumlah konsumsi kalori untuk menurunkan berat badan bukanlah suatu hal baru. Salah satu cara yang populer, meskipun berisiko, untuk melakukannya adalah dengan mengikuti low-calorie diet atau diet rendah kalori.

Secara sederhana, diet ini bertujuan untuk membatasi jumlah kalori yang dikonsumsi oleh tubuh untuk membantu menurunkan berat badan. Hal ini disampaikan oleh ahli gizi dan penulis The Little Book of Game-Changers, Jessica Cording.

Menurut ahli gizi dan kesehatan, Samantha Cassetty, jumlah kalori yang diperbolehkan dalam diet ini bervariasi, tetapi umumnya melibatkan mengonsumsi 800 hingga 1.200 kalori per hari untuk menurunkan berat badan.

Perlu diketahui bahwa meskipun setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, Pedoman Gizi untuk Masyarakat Amerika merekomendasikan untuk mengonsumsi antara 1.600 hingga 3.000 kalori per hari, seperti melansir Women’s Health.

Cara kerja diet ini cukup sederhana. Dengan mengonsumsi kalori lebih sedikit, berat badan akan turun.

Namun, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan. Ahli gizi tidak menganjurkan diet rendah kalori dan diet ini tidak dirancang untuk digunakan dalam jangka panjang.

Jadi, apa itu diet rendah kalori dan apakah Anda harus mencobanya?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Makanan Apa Saja yang Boleh Dikonsumsi?

Ilustrasi diet Mediterania
Ilustrasi diet rendah kalori (Dok.Unsplash)

Secara teknis, diet rendah kalori memperbolehkan untuk makan apa saja selama asupan kalori secara keseluruhan rendah.

Namun, akan lebih baik jika memilih makanan yang sehat untuk mendapatkan nutrisi terbaik dari kalori yang dikonsumsi dan tetap merasa kenyang.

"Penting untuk menekankan protein, lemak sehat, dan serat. Makanan-makanan ini memberikan rasa kenyang dan membantu menjaga gula darah stabil," kata Cording. 

Menurut Cassetty, penting untuk memastikan bahwa setiap makanan dan camilan yang dikonsumsi mengandung protein.

“Hal ini penting karena protein membantu menjaga jaringan otot yang dapat menurun dalam diet kalori rendah," katanya.

Lebih lanjut Cassetty menyarankan untuk mengonsumsi setidaknya dua mangkok sayuran saat makan siang dan makan malam.

“Sayuran-sayuran ini kaya nutrisi dan membuat kenyang tanpa menambah banyak kalori dalam diet," Cassetty menjelaskan.


Pola Makan dalam Diet Rendah Kalori

Ilustrasi Makanan Diet
Ilustrasi diet rendah kalori (Sumber: Freepik)

Sekali lagi, para ahli sebenarnya tidak menyarankan pengurangan kalori yang terlalu banyak. Jika ingin menurunkan berat badan, cobalah untuk mengetahui seberapa banyak kalori yang Anda konsumsi saat ini.

"Bagi seseorang yang ingin membuat perubahan secara perlahan dan bertahap, melakukan penyesuaian sekitar 250 kalori per hari, setara dengan penurunan berat badan sekitar 0,23 kg dalam seminggu, merupakan salah satu cara terbaik," kata Cording.

Jadi, jika biasa mengonsumsi 2.000 kalori, pertimbangkan untuk menguranginya menjadi 1.750 kalori.

Perlu dicatat bahwa para ahli tidak merekomendasikan mengonsumsi kurang dari 1.200 kalori per hari.


Seberapa Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

Ilustrasi diet
Ilustrasi diet. (Sumber foto: unsplash.com/rawpixel)

Penelitian telah menunjukkan bahwa mengurangi kalori dapat membantu menurunkan berat badan. Akan tetapi, sulit untuk mengetahui dampak jangka panjangnya bagi setiap individu.

"Ada bukti bahwa diet rendah kalori dapat membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Namun, 80 persen orang yang berhasil menurunkan berat badan akan mengalaminya kembali karena perubahan metabolisme yang menghambat penurunan berat badan dan memicu peningkatan berat badan," ujar Cassetty.

Tubuh dapat beradaptasi dengan menerima lebih sedikit kalori dan mengeluarkan energi yang lebih sedikit, sehingga pada akhirnya Anda akan mencapai titik stagnasi.

Menurut Cassetty, jika berhenti mengikuti diet ini dan tidak terus makan dengan jumlah kalori yang sama, kemungkinan Anda akan mendapatkan kembali berat badan yang hilang.


Amankah untuk Diterapkan?

Makanan Diet
Ilustrasi Makanan Diet (Credit: pexels.com/Farhad)

Metode diet ini memang terbukti ampuh untuk menurunkan berat badan dalam jangka waktu yang cepat. Namun, jika dilakukan dalam jangka panjang, maka bisa membuat metabolisme tubuh menjadi kacau.

"Jika seseorang terus-menerus mengonsumsi terlalu sedikit kalori, hal itu dapat membuat metabolisme melambat. Tubuh akan berpikir bahwa Anda sedang kelaparan dan memperlambat metabolisme untuk mencoba menjaga berat badan,” jelas Cording.

Ahli gizi menekankan pentingnya melakukan perubahan yang dapat dijalankan dalam jangka panjang pada pola makan daripada mengurangi kalori secara drastis untuk menurunkan berat badan.

Infografis Mengetahui 6 Jenis Diet yang Populer
Infografis Mengetahui 6 Jenis Diet yang Populer. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya