Tahapan Cacar Air, Mulai dari Penularan hingga Gejala yang Muncul

Selama ini kita tahu cacar air itu saat ada leting muncul di kulit. Sebenarnya, cacar air melewati empat fase berikut.

oleh Ruli Ananda Putri diperbarui 05 Okt 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2023, 15:30 WIB
Anak Demam karena cacar air
Ilustrasi anak demam/credit: Freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Munculnya ruam cacar air menandakan anak sudah tertular virus Varicella zoster sejak lama. Dokter spesialis anak konsultan Anggraini Alam menjelaskan bahwa ada empat fase yang harus dilewati sebelum akhirnya anak mengalami cacar air.

“Secara fisik memang sudah jelas (muncul ruam), sehingga untuk mendiagnosisnya hanya dengan pemeriksaan gambaran periode klinis,” jelas wanita yang karib disapa Anggi ini.

Pada periode pertama, disebut penularan. Pada periode ini anak untuk pertama kalinya terpapar virus Varicella zoster.

Setelah itu, periode inkubasi. Kemudian, mulai muncul ruam pada bagian tubuh tertentu.

Periode inkubasi terjadi selama 10 sampai 21 hari. Pada periode ini tubuh muncul ruam dan merasakan sakit,” jelas wanita yang akrab disapa Anggi.

Periode ketiga biasanya disebut komunikabilitas. Periode ini tinggi penularan kepada orang lain.

Puncaknya pada periode ke empat, yakni masa terjadinya penyakit. Pada periode penyakit, ruam mulai terasa gatal yang disertai dengan gejala demam, sakit kepala, lemas, dan nafsu makan berkurang.

“Yang namanya cacar air, mulai dia muncul merah belum ada nanahnya. Itu semua karakter dan stadium itu ada. Lalu ini beresnya seminggu sampai sepuluh hari,” jelas Anggi di sebuah kesempatan daring yang dilaksanakan pada Selasa, 3 Oktober 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Siapa Saja yang Rawan Terkena Cacar Air?

Selain anak-anak, ibu hamil rawan terkena cacar air. Malah ibu hamil berisiko meninggal dengan bayinya.

“Ibu hamil yang masuk trimester pertamanya mengalami cacar air, kebanyakan meninggal,” jelas Anggi.

Parahnya yakni ketika terkena cacar air pada kehamilan trimester ketiga, janin bisa meninggal dunia.

Anggi juga menambahkan, risiko kematian lainnya dialami oleh bayi yang lahir dari ibu yang cacar air.

“Bayi yang lahir pada minggu pertama dan terkena cacar air dari ibu, berisiko mengalami kematian,” tegas Anggi.


Cacar Air Bisa Sebabkan Kematian

Gejala klinis varicella tidak berat tapi pada remaja, orang dewasa, dan anak dengan status imunitas menurun, jika dibiarkan bisa menyebabkan risiko komplikasi cacar air.

“Bicara cacar air itu, bisa biasa saja dan ada yang tidak biasa saja. Besar komplikasinya mulai dari luka koreng karena bakteri di kulit, muncul masalah neurologi, dan paling banyak pneumonia,” jelas wanita yang juga Ketua Unit kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI ini.

Anggraini pun menambahkan, cacar air yang tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan enam komplikasi yakni:

  • Infeksi bakteri, biasanya terjadi akibat penderitanya yang menggaruk bintik cacar air.
  • Komplikasi neurologik, meliputi demam, kesulitan berjalan, dan gangguan bicara yang berlangsung selama berhari-hari.
  • Komplikasi kardiovaskular
  • Pneumonia, komplikasi paling umum yang diderita oleh orang dewasa.Komplikasi gastrointestinal atau peradangan usus.
  • Komplikasi lainnya seperti congenital varicella syndrome, atau cacar yang diderita oleh ibu hamil, yang berdampak pada bayi.

 


Gejala Sederhana Cukup Berobat ke Dokter

Gejala sederhana seperti demam, sakit kepala, dan lemas, adalah tanda terkena cacar air yang tidak terlalu berat.

Gelaja yang berat ditunjukan dengan napas lebih cepat, tidak mampu minum, kelihatan sangat lemas, kulit tampak biru, lalu kejang-kejang. Ini artinya, kata Anggi, cacar air yang parah. Saran Anggi jika muncul gejala berat, segera untuk ke rumah sakit.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya