Liputan6.com, Bandung Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, tengah merawat seorang pasien pria berusia 36 tahun yang positif terjangkit cacar monyet atau monkeypox (Mpox).
Pasien tersebut merupakan warga Kota Bandung yang datang ke RSHS pada pekan lalu tepatnya Selasa, 24 Oktober 2023. Ia datang dengan dugaan terjangkit Mpox.
Baca Juga
"Ya jadi bila kita menemukan seorang pasien dengan dugaan suspect Mpox, kita pertama harus pastikan dahulu apakah memang betul dari hasil pemeriksaan dari lesi-nya, lalu dari swab tenggorokannya. Baiknya pasien itu dirawat di rumah sakit untuk menentukan diagnosisnya," ujar Ketua Tim Penyakit Infeksi Menular Khusus RSHS, Yovita Hartantri, dalam keterangan resmi ditulis Selasa, 31 Oktober 2023.
Advertisement
Lalu, tim nakes mengambil sampel dari orang tersebut kemudian mengirimkan ke laboratorium seperti kulit dan darah. Baru keluar hasilnya pada akhir pekan kemarin. Ternyata, positif monkeypox.
Meski terdapat lesi, pasien positif terjangkit Mpox ini tidak mengganggu organ vital di tubuh. Berdasarkan pantauannya Mpox yang diderita pasien dalam kategori tidak berat.
Perawatan yang Diterima Pasien
Perawatan pasien positif terjangkit Mpox dalam kasus ini hanya melibatkan dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin. Dokter memberikan obat - obatan luar tubuh seperti salep (topikal) dan pereda nyeri (simptomatik).
Pemberian obat tersebut ucap Yovita, selain berdasarkan diagnosa medis juga pasien tersebut mengeluhkan rasa nyeri dan gatal di tubuhnya.
Â
Pasien Belum Perlu Obat Antivirus
Yovita mengatakan saat ini pasien tidak mendapatkan antivirus lantaran kondisi stabil.
"Pengobatannya yang terpenting kita sebut secara suportif. Karena penyebabnya ini virus maka harus diberikan antivirus. Kasus yang kami tangani saat ini tidak memerlukan obat anti virus karena kondisinya stabil," kata Yovita.
Bila pasien dalam kondisi berat, maka bakal diberikan antivirus. Namun, hingga saat ini memang belum ada antivirus Mpox di RSHS.
"Untuk anti virus akan diberikan kepada pasien dalam kondisi berat mungkin diperlukan. Sekarang ini obat anti virus (Mpox) belum tersedia di rumah sakit kami," ungkap Yovita.
Â
Â
Advertisement
Indonesia Diprediksi Terjadi Kasus Mpox hingga 3 Ribu Kasus Dalam Setahun
Mengenai kasus cacar monyet di Indonesia, Kemenkes memprediksi bisa tembus hingga lebih dari 3.000 kasus dalam setahun. Prediksi ini disampaikan melalui hasil pertemuan antara Kemenkes bersama para epidemiolog beberapa waktu silam.
Angka tersebut dihitung dari jumlah populasi kunci yang berisiko seperti Lelaki Suka Lelaki (LSL) dan biseksual.
"Kalau saya ditanya prediksi. Kami kemarin mengundang epidemiolog. Mereka dengan menggunakan rate yang terjadi itu memperkirakan kasus dihitung dari jumlah populasi kunci, itu bisa sampai 3600-an orang ya," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu, saat Konferensi Pers: Update Penanganan kasus Mpox di Indonesia, Kamis (26/10/2023).
"Nah, itu kalau tidak dilakukan intervensi dengan baik, terutama edukasi pada mereka. Vaksinasi oke, tapi yang paling utama itu edukasi," lanjut Maxi.
Â
Update Terkini Kasus Cacar Monyet atau Mpox di RI
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa sudah ada 21 kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia. Selain dari Jakarta dan Bandung, dua kasus dari Tangerang Selatan.Â
"Kasus Mpox sekarang sudah ada 21 kasus. Selain dari Jakarta dan Tangerang Selatan, ada temuan satu kasus di Bandung," kata Nadia di Jakarta, Minggu (29/10/2023), mengutip Antara.
Hasil penelusuran kontak erat dari 21 kasus cacar monyet, kata Nadia, seluruhnya masih dinyatakan negatif.
"Hasil kontak masih negatif," tuturnya.
Melihat kasus cacar monyet atau Mpox yang terus bertambah Ketua Satgas Mpox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari mengatakan bahwa pada kelompok berisiko perlu melakukan hubungan seksual dengan aman.Â
Hanny menyarankan, populasi risiko tinggi misalnya memiliki multipartner, dan kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya) sedapat mungkin menghindari perilaku yang berisiko.
"Hubungan seksual harus dilakukan dengan aman, menggunakan kondom serta lakukan vaksinasi," ucap Hanny.
Advertisement