Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menanggapi rencana Jepang yang mewajibkan tes tuberkulosis (TB) untuk turis Indonesia. Persyaratan ini khususnya bagi mereka yang hendak melakukan kunjungan ke Jepang selama lebih dari tiga bulan.
Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril menghormati kebijakan Pemerintah Jepang terkait rencana tes tuberkulosis yang ditujukan untuk turis asal Indonesia. Rencana tes tuberkulosis ini diharapkan mulai berlaku pada 2024 mendatang.
Baca Juga
Indonesia mengambil sisi positif, tatkala ada calon turis yang hendak ke Jepang, kemudian dia skrining TB dan hasilnya positif atau TB aktif, maka dia dapat segera mendapatkan pengobatan. Upaya ini justru melindungi agar bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab TB ini tidak menular ke orang lain.
Advertisement
"Kita menghormati saja kebijakan itu ya, supaya kita sama-sama melindungi juga. Artinya, ini juga bagus lho, misalnya kalau orang kita terskrining positif atau aktif ya harus diobati," terang Syahril saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 21 November 2023.
"Ya agar dia tidak menulari yang lainnya. Jadi ada sisi positif bagi kita juga."
Visa Tidak Akan Keluar, TB Harus Diobati Dulu
Apabila seseorang dinyatakan positif atau TB aktif, maka harus tuntas pengobatan TB. Visa ke Jepang pun tidak akan keluar sebelum yang bersangkutan dinyatakan negatif TB pada pemeriksaan ulang.
Penderita TB bisa dinyatakan sembuh secara total dari infeksi bakteri ketika hasil pemeriksaan BTA (tes dahak TB) menunjukkan hasil negatif.
Seperti diketahui, umumnya pengobatan tuberkulosis berlangsung minimal 6 bulan.
"Iya, visanya enggak akan keluar selama dia dinyatakan TB aktif tadi, diobati 6 bulan," lanjut Syahril.
Jika TB sudah Sembuh, Boleh Lanjut ke Jepang
Untuk pengobatan tuberkulosis di Indonesia sendiri sudah dijamin BPJS Kesehatan. Pada Agustus 2023, Kemenkes RI juga telah merilis inovasi terbaru pembiayaan program tuberkulosis melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di 6 kota pilot project, yakni Medan, Jakarta Utara, Bogor, Denpasar, Surabaya, dan Semarang.
Inovasi ini di antaranya, menyiapkan dashboard untuk monitoring, membuat sistem Artificial Intelligence (AI) yang mampu membantu kepatuhan minum obat sehingga tidak berhenti minum obat sesuai anjuran.
Selain itu juga akan dibuat sistem informasi kepesertaan bagi pasien TB, melakukan sosialisasi kepada fasilitas kesehatan bersama dengan tim inovasi pembiayaan TB, dan Kemenkes serta melaksanakan monitoring dan evaluasi secara rutin.
"Di Indonesia kan pengobatan gratis ya buat TB. Nah, setelah selesai 6 bulan atau masuk 7 bulan, dia diperiksa ulang, kalau ternyata bagus, dia memenuhi syarat untuk bekerja atau tinggal di Jepang lagi," Mohammad Syahril melanjutkan.
Advertisement
Tes Tuberkulosis Juga Berlaku di Negara Lain
Mohammad Syahril menilai sejumlah negara lain juga ada yang menerapkan tes tuberkulosis bagi turis asing yang hendak masuk seperti halnya di Australia dan Eropa.
"Dan itu (tes TB) berlaku juga di negara-negara lain ya di Australia dan negara-negara Eropa, terutama bagi orang yang akan tinggal lama di sana. Jadi mereka diperlakukan seperti itu," imbuhnya.
"Apalagi kalau tahu Indonesia juga ada endemik tuberkulosis, mereka tentunya lebih hati-hati agar (turis yang akan masuk) tidak menularkan (TB). TB ini endemik di Indonesia dan juga di beberapa negara di Asia."
6 Negara Akan Diwajibkan Tes TB
Rencana tes TB rupanya tidak hanya ditujukan kepada turis Indonesia saja, melainkan ada 5 negara lain. Sehingga total ada 6 negara yang akan diwajibkan tes TB oleh Pemerintah Jepang.
Keenam negara yang dimaksud adalah Filipina, Vietnam, Tiongkok, Indonesia, Nepal dan Myanmar. Banyak pasien TB baru di Jepang berasal dari negara-negara tersebut," kata Takemi dikutip dari The Asahi Shimbun, Selasa, 21 November 2023.
Aturan terbaru tes tuberkulosis ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Jepang, Keizo Takemi pada keterangan resmi Kamis, 16 November 2023, dalam sebuah pertemuan Upper House Committee on Health, Labor and Welfare.
Persiapan Implementasi Tes TB
Orang-orang dari enam negara tersebut akan diminta untuk melakukan tes TB di institusi medis yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebelum mereka melakukan perjalanan ke Jepang.
Jika hasil tesnya positif, Jepang tidak akan mengeluarkan visa untuk mereka.
Sebagai informasi, ada peningkatan jumlah pasien tuberkulosis yang lahir di luar negeri di Jepang, sehingga Kementerian Kesehatan Jepang pada tahun 2018 memutuskan untuk memperkenalkan tes TB. Namun, rencana itu tertunda.
"Kami sedang melakukan persiapan untuk implementasi tes tuberkulosis ini sesegera mungkin,"Â kata Takemi.
"Kami berharap dapat memulainya pada tahun depan."
Advertisement