Dulu Dr Naek L Tobing paling dikenal sebagai seks terapi dan seks konselor serta psikiater untuk mengatasi masalah seks di rumah tangga serta permasalahan remaja. Namun kini dr Naek kini memfokuskan diri untuk mengobati mikropenis pada anak. Bagi dr Naek, masalah mikropenis sudah sangat mengancam.
Kasus mikropenis alias penis kecil sudah ditanganinya sejak 15 tahun lalu. Namun, jumlah anak-anak yang mengeluh memiliki penis kecil meningkat dalam 7 tahun terakhir.
Dr Naek setiap harinya saja bisa menangani 8 pasien dan semuanya merupakan anak-anak.
"Kadang-kadang sampai 8 orang satu hari. Banyak kan.. Semua mikropenis. Itu kadang sampai Sabtu. Karena banyak orang suka konsultasi Sabtu pagi," ujar pria berusia 72 tahun itu.
"Apalagi kalau musim libur, itu sampai 20 pasien itu, di sini seperti kayak pasar. Satu pasien bisa empat orang karena ada ayahnya ibunya saudaranya. Beda sama orang dewasa," katanya.
Dr Naek merasa prihatin dengan semakin banyaknya pasien anak-anak yang mengalami mikropenis. Maklum saja, menurutnya mikropenis mengancam seumur hidup. Jika tak diobati sesegera mungkin, ukuran penis tetap akan di bawah normal hingga dewasa.
Pengobatan menurutnya harus dilakukan sebelum usia pubertas. Anak-anak itu akan diberikan obat hormon berupa tablet, yang harus dikonsumsi selama 25 hari. Sehari 4 tablet dengan dosis yang ditentukan. Hasilnya, dalam 1-2 bulan akan ada perbedaan yang signifikan. Obat itu bukan sembarang obat yang bisa diperoleh di apotek. Ia mendatangkannya langsung dari Jerman.
"Yang penting sekarang bagaimana caranya orang banyak yang tahu kalau mikropenis ini menjadi ancaman. Kasihan mereka! Ini jadi mengerikan. Orangtua harus sadar ini merupakan ancaman," tegasnya saat diwawancara Liputan6.com dan ditulis Kamis (28/3/2013).
Menurutnya, anak-anak zaman sekarang semakin banyak mengalami mikropenis karena dari kecil anak mengalami obesitas (kegemukan). Masalah penis kecil ini semuanya terjadi pada anak yang gemuk.
Kenapa anak laki-laki banyak yang gemuk?
Dr Naek mengatakan, budaya yang ada selama ini kalau anak perempuan, gemuk sedikit sudah banyak yang cerewet supaya menurunkan berat badannya. Berbeda dengan anak laki-laki, jarang yang mengingatkannya. Anak laki-laki lebih banyak dibiarkan kalau gemuk.
"Padahal kalau anak laki-laki malah ruwet. Bisa membuat penisnya kecil dan ini bisa mempengaruhi kehidupan seksnya di masa depan," tambahnya.
Tak hanya itu, lanjut dr Naek, zaman sekarang orangtua tampaknya mendorong anaknya gemuk. Ada anggapan anak gemuk menandakan orangtuanya makmur. "Kalau dulu kan anak kurus dianggap anaknya kurang makan," tambahnya.
Belum lagi orangtua semakin mempermudah kehidupan anaknya, yang membuat anak jarang bergerak.
"Anak-anak pulang pergi sekolah diantar jemput. Pulang ke rumah ada game yang bisa membuat anak duduk berjam-jam. Terus kalau lapar minta mie ditambah lagi minuman soda. Gaya hidup sekarang yang membuat anak gemuk," ujarnya.
Lantas siapa yang disalahkan dengan banyaknya anak dengan penis kecil?
"Nggak bisa salahkan siapa-siapa. Sekarang yang penting orang harus tahu," katanya lagi.
Bahaya obesitas, kata Dr Naek, tak hanya menyebabkan penyakit yang berbahaya dan mematikan, tapi juga bisa membuat kehidupan seksnya di kemudian hari terpengaruh.
Biar anak tak mengalami penis kecil, dr Naek mengingatkan agar laki-laki jangan gemuk.
"Rumusnya laki-laki nggak boleh gemuk!" tegasnya.
BIODATA
Nama:
Dr. Naek L. Tobing
Tempat Tanggal Lahir:
Samosir, Tapanuli/14 Augusts 1940
Status: Menikah dengan 6 anak
Nama Istri: dr Marion Erlina Aritonang
Riwayat Pendidikan:
Medical doctor: University of Sumatra Utara graduated 1966.
Psychiatrist: University of Indonesia Jakarta. 1976
Certified Sex Educator : University of Minnesota, Minneapolis USA. 1983 and Sex Counselor
Tempat Praktik
Jl. Pakubuwono VI No.21 Kebayoran Baru 12120
Telp. (021) 7221441, 7200459 Fax. (021) 7253420
Organisasi
Ikatan Dokter Jiwa Indonesia (IDAJI)
International Society for Women Sexual Health
Mantan Anggota American Association of Sex Educators, Counselors and Therapists.
(Mel/Igw)
Kasus mikropenis alias penis kecil sudah ditanganinya sejak 15 tahun lalu. Namun, jumlah anak-anak yang mengeluh memiliki penis kecil meningkat dalam 7 tahun terakhir.
Dr Naek setiap harinya saja bisa menangani 8 pasien dan semuanya merupakan anak-anak.
"Kadang-kadang sampai 8 orang satu hari. Banyak kan.. Semua mikropenis. Itu kadang sampai Sabtu. Karena banyak orang suka konsultasi Sabtu pagi," ujar pria berusia 72 tahun itu.
"Apalagi kalau musim libur, itu sampai 20 pasien itu, di sini seperti kayak pasar. Satu pasien bisa empat orang karena ada ayahnya ibunya saudaranya. Beda sama orang dewasa," katanya.
Dr Naek merasa prihatin dengan semakin banyaknya pasien anak-anak yang mengalami mikropenis. Maklum saja, menurutnya mikropenis mengancam seumur hidup. Jika tak diobati sesegera mungkin, ukuran penis tetap akan di bawah normal hingga dewasa.
Pengobatan menurutnya harus dilakukan sebelum usia pubertas. Anak-anak itu akan diberikan obat hormon berupa tablet, yang harus dikonsumsi selama 25 hari. Sehari 4 tablet dengan dosis yang ditentukan. Hasilnya, dalam 1-2 bulan akan ada perbedaan yang signifikan. Obat itu bukan sembarang obat yang bisa diperoleh di apotek. Ia mendatangkannya langsung dari Jerman.
"Yang penting sekarang bagaimana caranya orang banyak yang tahu kalau mikropenis ini menjadi ancaman. Kasihan mereka! Ini jadi mengerikan. Orangtua harus sadar ini merupakan ancaman," tegasnya saat diwawancara Liputan6.com dan ditulis Kamis (28/3/2013).
Menurutnya, anak-anak zaman sekarang semakin banyak mengalami mikropenis karena dari kecil anak mengalami obesitas (kegemukan). Masalah penis kecil ini semuanya terjadi pada anak yang gemuk.
Kenapa anak laki-laki banyak yang gemuk?
Dr Naek mengatakan, budaya yang ada selama ini kalau anak perempuan, gemuk sedikit sudah banyak yang cerewet supaya menurunkan berat badannya. Berbeda dengan anak laki-laki, jarang yang mengingatkannya. Anak laki-laki lebih banyak dibiarkan kalau gemuk.
"Padahal kalau anak laki-laki malah ruwet. Bisa membuat penisnya kecil dan ini bisa mempengaruhi kehidupan seksnya di masa depan," tambahnya.
Tak hanya itu, lanjut dr Naek, zaman sekarang orangtua tampaknya mendorong anaknya gemuk. Ada anggapan anak gemuk menandakan orangtuanya makmur. "Kalau dulu kan anak kurus dianggap anaknya kurang makan," tambahnya.
Belum lagi orangtua semakin mempermudah kehidupan anaknya, yang membuat anak jarang bergerak.
"Anak-anak pulang pergi sekolah diantar jemput. Pulang ke rumah ada game yang bisa membuat anak duduk berjam-jam. Terus kalau lapar minta mie ditambah lagi minuman soda. Gaya hidup sekarang yang membuat anak gemuk," ujarnya.
Lantas siapa yang disalahkan dengan banyaknya anak dengan penis kecil?
"Nggak bisa salahkan siapa-siapa. Sekarang yang penting orang harus tahu," katanya lagi.
Bahaya obesitas, kata Dr Naek, tak hanya menyebabkan penyakit yang berbahaya dan mematikan, tapi juga bisa membuat kehidupan seksnya di kemudian hari terpengaruh.
Biar anak tak mengalami penis kecil, dr Naek mengingatkan agar laki-laki jangan gemuk.
"Rumusnya laki-laki nggak boleh gemuk!" tegasnya.
BIODATA
Nama:
Dr. Naek L. Tobing
Tempat Tanggal Lahir:
Samosir, Tapanuli/14 Augusts 1940
Status: Menikah dengan 6 anak
Nama Istri: dr Marion Erlina Aritonang
Riwayat Pendidikan:
Medical doctor: University of Sumatra Utara graduated 1966.
Psychiatrist: University of Indonesia Jakarta. 1976
Certified Sex Educator : University of Minnesota, Minneapolis USA. 1983 and Sex Counselor
Tempat Praktik
Jl. Pakubuwono VI No.21 Kebayoran Baru 12120
Telp. (021) 7221441, 7200459 Fax. (021) 7253420
Organisasi
Ikatan Dokter Jiwa Indonesia (IDAJI)
International Society for Women Sexual Health
Mantan Anggota American Association of Sex Educators, Counselors and Therapists.
(Mel/Igw)