Puasa Ayyamul Bidh Rajab 26-27 Januari 2024, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama

Secara umum, puasa sendiri memiliki berbagai manfaat, baik manfaat dari sisi kesehatan maupun keagamaan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Jan 2024, 10:19 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2024, 10:19 WIB
Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama
Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama. (Photo Copyright by Freepik).

Liputan6.com, Jakarta - Puasa ayyamul bidh bulan Rajab masih dapat dilakukan hari ini hingga esok, 26 hingga 27 Januari 2024. Puasa ini dianjurkan karena memiliki keutamaan layaknya puasa setahun penuh.

Secara umum, puasa sendiri memiliki berbagai manfaat, baik manfaat dari sisi kesehatan maupun keagamaan.

Dari sisi medis, dokter spesialis gizi klinik Fannie Fauzarianda menjelaskan bahwa puasa dapat menurunkan berbagai risiko penyakit.

“Jika dilakukan dengan tepat, puasa dapat memberi efek positif bagi kesehatan. Beberapa penelitian mengatakan bahwa orang yang berpuasa dapat menurunkan berat badan, lingkar perut, tekanan darah, kolesterol total, trigliserida (lemak darah), dan penadah inflamasi tubuh,” kata Fannie dalam DRV Channel dikutip Jumat (26/1/2024).

Puasa juga dapat menghindarkan diri dari konsumsi makanan berlebih yang bisa berujung pada obesitas.

Senada dengan medis, dari sisi agama, makan berlebihan adalah hal yang perlu dihindari oleh setiap orang.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan keutamaan mengurangi makan dan minum alias puasa secara rutin. Menurutnya, puasa bisa membuat hati bersih dan tenangnya pikiran karena karunia Allah SWT.

"Jika seseorang mengurangi makannya, termasuk minumnya, makan dan minum tidak banyak-banyak, secukupnya, maka batinnya, dadanya, hatinya akan dipenuhi Nur (cahaya) oleh Allah SWT," jelas Kiai Miftach mengutip NU Online, Jumat (26/1/2024).

Puasa Terangkan Hati dan Pikiran

Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama
Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama. (Photo created by 8photo on www.freepik.com).

Miftach menambahkan, dengan adanya Nur yang diberikan Allah di hati manusia maka Nur tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Menyinari semuanya, termasuk anggota fisik, secara tak langsung membuat pikiran dan hati mudah terkontrol karena ada nur itu.

"Karena rasa lapar itu mendatangkan terangnya hati. Kalau orang sering lapar maka hatinya terang," imbuh Kiai Miftach.

Setelah hati penuh cahaya, terang, bersih maka bashiroh (mata hati)-nya juga bersih dan tajam. Selain itu, hatinya akan lunak, mudah menerima hal baik sehingga bisa merasakan lezatnya munajat kepada Allah. 

Puasa Sebagai Pengontrol Nafsu

Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama
Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama. (Photo created by pvproductions on www.freepik.com)

Puasa sebagai penerang hati juga dapat membuat kemampuan mengontrol nafsu menjadi lebih baik.

"Bahkan hati yang bersih dan terang bisa mewaspadai nafsu, mengontrol nafsu, merendahkan nafsu, menghilangkan rasa sombong, dan culas," jelas dia.

Namun, Miftach menegaskan yang dimaksud kondisi lapar yang dia jelaskan ialah bukan lapar karena tidak ada makanan atau kelaparan. Melainkan memilih mengurangi makan dan minum meskipun barang tersebut bisa dinikmati setiap waktu.

"Lapar yang dimaksud di sini bukan kelaparan karena kekurangan makanan atau minuman. Itu beda lagi," kata Miftach.

Mengurangi Makan dan Minum Adalah Tradisi Para Ulama Sejak Dulu

Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama
Puasa Ayyamul Bidh Rajab Masih Berlanjut, Ini Manfaat Kurangi Makan dan Minum dari Sisi Medis dan Agama. (Photo by rawpixel.com on Freepik)

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini menambahkan, mengurangi makan dan minum merupakan tradisi para ulama sejak dahulu.

“Sejak dahulu, para kekasih Allah sering mengurangi makan dan minum ketika sedang proses menuju Allah.” 

Sebagian ulama, menjadikan rasa lapar merupakan langkah awal dalam menatap langkah suluk kepada Allah lewat mengurangi makan. Sudah cukup kenyang dengan zikir.

"Rasa lapar adalah dasar bagi ulama tasawuf yang menginginkan dekat kepada Allah. Karena terlalu banyak makan dan minum maka akan banyak tidur dan nafsu syahwatnya naik. Pikiran kotor dan tidak bersih," pungkasnya.

infografis Makanan dan Minuman Manis yang Tepat untuk Berbuka Puasa
Makanan dan Minuman Manis yang Tepat untuk Berbuka Puasa (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya