Kemenkes Sebut Masih Ada 15 Persen Petugas KPPS di Atas 55 Tahun dan Punya Komorbid Tak Terkontrol

Kemenkes juga sudah menerima laporan petugas KPPS yang mendapatkan rawat jalan dan meninggal dunia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Feb 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 19:00 WIB
TPS 34, Tasbi, Blok VV, Kelurahan Asam Kumbang
Kemenkes sudah menerima laporan petugas KPPS yang rawat jalan dan meninggal pada Pemilu 2024 (Reza Efendi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengatakan sekitar 15 persen dari petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) berusia di atas 55 tahun.

"Masih ada sekitar 15 persen petugas yang berusia lebih dari 55 tahun dikarenakan memang terbatasnya yang berkenan menjadi petugas," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengutip Antara.

Selain itu, masih juga ada petugas KPPS yang memiliki penyakit komorbid atau penyakit penyerta yang tidak terkontrol.

Kemenkes juga sudah menerima laporan petugas KPPS yang mendapatkan rawat jalan karena bekerja pada hari pencoblosan 14 Februari 2024. Selain itu, laporan petugas KPPS meninggal dunia juga sudah diterima Kemenkes namun masih dalam proses verifikasi dinas kesehatan terkait.

"Ada dilaporkan 13 kematian, tapi masih proses verifikasi dinas kesehatan setempat," kata Nadia.

Upaya Cegah Petugas KPPS Tumbang Saat Bertugas

Berkaca dari pengalaman 2019 dimana banyak petugas KPPS meninggal dunia, ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah guna menekan kasus sakit ataupun meninggal. Salah satunya skrining kesehatan bagi yang mendaftar sebagai KPPS.

Syarat-syarat yang diajukan, kata Nadia, antara lain usia yang dibatasi mulai dari 20 hingga 55 tahun. Selain itu, diutamakan orang-orang yang tidak memiliki komorbid atau penyakit kronis, semisal penyakit jantung, hipertensi, gangguan ginjal, stroke, dan penyakit paru.

"Sehat secara kejiwaan, tidak memiliki gangguan mental dalam bentuk apapun," kata Nadia.

Sadari Sinyal Tubuh, Bila Ada Gejala Segera ke Dokter

Praktisi kesehatan masyarakat, Ngabila Salama mengatakan kepada petugas KPPS yang telah bekerja belasan bahkan puluhan jam untuk lebih memahami sinyal-sinyal yang diberikan tubuh. Sehingga bila muncul gejala segera untuk memeriksakan diri ke dokter

"Kalau ada gejala, maka jangan ragu, jangan malu, jangan mager (malas gerak). Ayo datang ke puskesmas atau rumah sakit terdekat (untuk diperiksa)," kata Ngabila.

Bila memang merasakan keluhan pusing, untuk sementara bisa diobati dengan parasetamol yang dijual bebas. Namun, bila dalam 1x24 jam gejala tak menghilang maka segera ke dokter.

"Jangan nunggu keluhan menjadi berat," tuturnya dalam live Instagram bersama Kemenkes pada Kamis, 15 Februari 2024.

Disarankan untuk Booster Vitamin

Ilustrasi vitamin atau Obat. Foto Unsplash/Adam Nieścioruk
Ilustrasi vitamin atau Obat. Foto Unsplash/Adam Nieścioruk

Petugas KPPS sebenarnya tidak hanya bekerja pada hari H 14 Februari 2024 saja. Sejak beberapa waktu lalu sudah mulai berkoordinasi dan paling padat tiga hari terakhir mulai dari pengecekan lokasi TPS hingga rapat koordinasi.

Sehingga, rasa lelah yang terjadi bukan hanya kemarin saja.Maka dari itu, dalam kondisi tersebut, boleh-boleh saja mengonsumsi vitamin secara oral.

"Memang vitamin yang terbaik itu dari buah atau sayur asli tapi dalam kondisi yang langka seperti ini silakan booster dengan vitamin C atau B3 secara oral," kata Ngabila.

Meningkatkan Imunitas Tubuh

Bila ingin mendapatkan booster vitamin secara infus, Ngabil mengatakan boleh-boleh saja asalkan denganr resep dokter.

Baik vitamin secara oral atau infus, manfaatnya untuk meningkatkan imunitas tubuh petugas KPPS yang sedang menurun. 

"Booster vitamin ini gunanya untuk meningkatkan imunitas petugas KPPS," tutur Ngabila.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya