Sambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Dokter Singgung soal Forest Healing bagi Pekerja

Salah satu cara perusahaan untuk meredam stres para pekerja adalah dengan forest healing atau kembali ke alam, apakah efektif?

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Okt 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2024, 09:00 WIB
Wisata Alam
Efektif enggak sih forest healing atau kembali ke alam untuk meredam stres? Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh setiap 10 Oktober menjadi pengingat pentingnya menjaga kesehatan mental terutama bagi para pekerja.

Salah satu cara perusahaan untuk meredam stres para pekerja adalah dengan forest healing atau kembali ke alam. Lantas, apakah cara ini efektif untuk menjaga kesehatan mental para pekerja?

Menjawab hal ini, dokter spesialis okupasi Palupi Agustina mengatakan bahwa ini kembali kepada pribadi masing-masing. Pasalnya, tidak semua orang suka berkegiatan di alam terbuka.

Forest healing mungkin kembali ke definisi operasional hobi, hobi itu kan sesuatu yang kita sukai. Jadi efektif enggak ya forest healing? (Efektif) Bagi yang suka. Kalau saya enggak karena banyak nyamuk,” ujar perempuan yang akrab disapa Lulu kepada Health Liputan6.com dalam temu media bersama Kementerian Kesehatan di Jakarta, Rabu (2/10/2024).

Guna memastikan efektivitas sebuah program meredam stres maka seseorang perlu melakukan kegiatan yang disuka bersama orang-orang yang sefrekuensi. Artinya, memiliki hobi yang sama.

“Jadi terkait efektivitas suatu program wellbeing terus cara kita healing itu gimana, kita bisa cari teman-teman yang sefrekuensi. Kalau suka ke hutan ya boleh,” ucapnya.

Sementara, jika perusahaan memiliki program meredam stres serupa maka sebaiknya dibuat pemungutan suara untuk menentukan destinasi tujuan, apakah ke hutan, pantai, atau tempat lainnya.


Lakukan Hal Sederhana yang Disukai

Sambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Dokter Bahas Soal Efektivitas Forest Healing bagi Para Pekerja
Sambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Dokter okupasi Palupi Agustina Bahas Soal Efektivitas Forest Healing bagi Para Pekerja, Jakarta (2/10/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Di samping itu, cara sederhana meredam stres adalah melakukan hal yang disuka. Seperti lari atau membuat kue.

“Efektivitas dari sebuah program itu prinsipnya lakukan sesuai yang kita sukai dulu. Sesederhana buat saya pribadi saya suka lari dan bikin kue. Jadi kalau lagi stres saya lari atau bikin kue,” ujar Lulu.

“Jadi, kalau di rumah saya ada bolu baru matang suami saya nanya ‘Ada masalah apa?’ asosiasinya langsung gitu,” tambahnya.


Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024

Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Imran Pambudi
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Imran Pambudi, Jakarta (2/10/2024). Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Imran Pambudi mengatakan, tema global Hari Kesehatan Jiwa 2024 adalah It’s Time to Prioritize Mental Health in The Workplace.

Sementara, teman nasionalnya belum disesuaikan tapi yang diusung adalah Bekerja Cerdas dengan Sehat Jiwa Menuju Indonesia Emas Tahun 2045.

Adapun subtema nasionalnya adalah:

  • Mental Kuat Pekerja Hebat, Produktivitas Meningkat
  • Mental Health Matters at Work
  • Sehat Jiwa Modal Kerja Produktif

“Jadi memang tahun ini di global fokusnya kepada mental health in workplace,” kata Imran dalam temu media di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024.


4 Upaya yang Perlu Diperhatikan terkait Kesehatan Kerja

Imran menambahkan, merujuk pada PP Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja, maka ada empat upaya yang perlu diperhatikan, yakni:

  • Upaya pencegahan penyakit.
  • Upaya peningkatan kesehatan.
  • Upaya penanganan penyakit.
  • Upaya pemulihan kesehatan.

Upaya pencegahan penyakit mencakup identifikasi, penilaian dan pengendalian penyakit potensi bahaya kesehatan.

“Jadi skrining harus dioptimalkan, kita juga sudah tahu bahwa pada pemerintahan Pak Prabowo mendatang akan dilakukan skrining ulang tahun. Skrining yang dilakukan untuk semua penduduk pada saat dia ulang tahun termasuk di situ dilakukan skrining kesehatan jiwanya,” jelas Imran.

Dia menambahkan, Prabowo sendiri baru mengatakan akan diadakan skrining kesehatan. Sementara, Kemenkes mulai menyusun apa saja yang tercakup dalam skrining kesehatan itu.

“Beliau (Prabowo) menyampaikan dilakukan skrining kesehatan, tapi kita (Kemenkes) sekarang mulai menyusun, yang dimaksud dengan skrining kesehatan itu apa saja. Mulai skrining fisik, kalau anak-anak skrining tumbuh kembang, dewasa skrining penyakit tidak menular (PTM), juga ada skrining jiwa,” jelas Imran.

Skrining kesehatan jiwa menjadi hal penting lantaran masyarakat banyak berhadapan dengan masalah mental. Gangguan jiwa yang paling banyak dialami di tengah masyarakat adalah anxiety (gangguan kecemasan), depresi, dan skizofrenia.

“Dan ini (masalah kesehatan jiwa) memang bervariasi tiap-tiap daerah, justru yang saya ingat tahun 2023 gangguan paling banyak di provinsi Yogyakarta,” ujar Imran.

Infografis Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental
Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental.(Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya