Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak orang, kopi adalah bagian ritual pagi yang tak tergantikan. Di Amerika, hampir tiga perempat penduduknya menikmati secangkir kopi setiap hari, namun bagi sebagian dari mereka, kenikmatan ini datang dengan konsekuensi—gangguan perut yang mengganggu.
Jika Anda termasuk di antara mereka yang mengalami sensasi tidak nyaman setelah menyesap kopi, jangan buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada minuman favorit ini. Tidak semua kopi diciptakan sama, dan ada beberapa cara untuk tetap minum kopi tanpa harus menghadapi efek samping yang tidak menyenangkan.
Advertisement
Baca Juga
Manfaat Kopi untuk Kesehatan
Kopi dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peminum kopi secara rutin memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dan penyakit Alzheimer. Selain itu, konsumsi kopi dikaitkan dengan peningkatan metabolisme, kewaspadaan mental, peningkatan performa fisik, dan bahkan umur yang lebih panjang.
Advertisement
Sebagai sumber antioksidan yang kaya, kopi mengandung senyawa seperti polifenol dan katekin yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan ini berperan dalam mengurangi peradangan serta menekan risiko kerusakan sel.
Namun, meski lebih dari separuh penduduk Amerika merasa kopi dapat membuat hari mereka lebih bersemangat—bahkan satu dari lima orang menganggapnya lebih baik daripada seks—minuman ini juga memiliki sisi kurang menyenangkan. Kopi telah lama dikaitkan dengan gangguan pencernaan, seperti mulas, refluks asam atau asam lambung, dan berbagai gejala gastrointestinal lainnya.
Kopi dan Refluks Asam
Refluks asam terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada atau yang lebih dikenal dengan istilah heartburn. Dalam kasus kronis, kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti rasa pahit di mulut, sakit tenggorokan, batuk terus-menerus, suara serak, sakit telinga, gejala mirip asma, hingga nyeri dada yang tidak berhubungan dengan jantung.
“Refluks asam kronis lama-kelamaan dapat menimbulkan gejala seperti rasa terbakar atau pahit di mulut, sakit tenggorokan, batuk kronis, suara serak, sakit telinga, gejala mirip asma, atau bahkan nyeri dada non-jantung,” ujar Dr. Mark Pochapin, Profesor Kedokteran Sholtz-Leeds dan Direktur Divisi Gastroenterologi dan Hepatologi di NYU Langone Health.
Kabar baiknya, ada beberapa cara untuk tetap menikmati kopi tanpa terlalu membebani lambung. Pemilihan jenis kopi dan cara penyajiannya bisa menjadi kunci.
Advertisement
Pilihan Kopi yang Lebih Ramah Lambung
1. Dark Roast
Menurut survei, sebagian besar pecinta kopi memilih medium roast (54%), sedangkan dark roast disukai oleh 28% orang, dan hanya 10% yang menyukai light roast.
Meskipun proses pemanggangan yang lebih gelap dapat mengurangi kadar antioksidan dalam kopi, dark roast cenderung memiliki tingkat keasaman yang lebih rendah dibandingkan light roast. Ini bisa menjadi pilihan yang lebih baik bagi mereka yang sensitif terhadap asam.
2. Cold Brew
Cold brew dibuat dengan metode perendaman bubuk kopi dalam air dingin atau suhu ruangan selama 12 hingga 24 jam. Proses ini mengekstraksi lebih sedikit asam dibandingkan metode penyeduhan panas, sehingga menghasilkan kopi dengan tingkat keasaman yang lebih rendah. Ini menjadikannya pilihan yang lebih bersahabat bagi penderita refluks asam.
Namun, ada satu kekurangan: cold brew mengandung lebih sedikit antioksidan dibandingkan kopi panas, karena suhu tinggi membantu melepaskan senyawa tersebut dari biji kopi.
3. Kopi Decaf (Tanpa Kafein)
Bagi sebagian orang, kafein merupakan pemicu utama masalah asam lambung. Oleh karena itu, kopi decaf bisa menjadi alternatif yang lebih aman. Meskipun masih mengandung sedikit kafein, kadarnya jauh lebih rendah dibandingkan kopi biasa, sehingga lebih ramah bagi penderita refluks.
4. Kopi Rendah Asam
Belakangan ini, kopi rendah asam semakin populer sebagai solusi bagi mereka yang memiliki masalah lambung. Kopi jenis ini menggunakan metode pemanggangan konduksi, yang dilakukan pada suhu lebih rendah selama waktu yang lebih lama, sehingga menurunkan kadar asam klorogenat.
Namun, meskipun terdengar menjanjikan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kopi rendah asam tidak memberikan manfaat signifikan dalam mengurangi gejala gastrointestinal. “Kami menyimpulkan bahwa perbedaan dalam proses pemanggangan biji kopi tidak menghasilkan perbedaan nyata pada gejala gastrointestinal bagian atas yang disebabkan oleh kopi,” kata para peneliti.
Tips Menikmati Kopi Tanpa Mengganggu Lambung
Selain memilih jenis kopi yang lebih ramah lambung, ada beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak negatifnya:
- Batasi konsumsi: Jangan minum kopi berlebihan, terutama dalam kondisi perut kosong.Minum kopi saat atau setelah makan: Ini membantu mengurangi risiko iritasi lambung.
- Kurangi pemanis dan krim: Gula dan krimer berlebihan dapat memperburuk refluks asam.
- Gunakan filter kertas: Dibandingkan filter logam, filter kertas dapat menyerap lebih banyak senyawa penyebab asam selama proses penyeduhan.
Jadi, meskipun kopi dan asam lambung tampaknya memiliki hubungan yang rumit, Anda masih bisa menikmati secangkir kopi dengan memilih jenis dan metode penyeduhan yang tepat. Dengan sedikit penyesuaian, Anda tetap bisa merasakan kenikmatan kopi tanpa harus khawatir dengan gangguan lambung
Advertisement