Waspada! Gorengan Favorit Bisa Picu Hipertensi, Ini Penjelasannya

Konsumsi gorengan berlebihan meningkatkan risiko hipertensi karena kandungan lemak tinggi, kalori berlebih, dan proses penggorengan yang menghasilkan asam lemak trans. Ketahui dampaknya dan cara mengatasinya!

oleh Aditya Eka Prawira Diperbarui 21 Feb 2025, 10:15 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 10:15 WIB
Pasar Takjil Benhil Masih Jadi Primadona Warga Berburu Penganan Berbuka Puasa
Gorengan Favorit Bisa Picu Hipertensi, Ini Cara Cerdas Mengonsumsinya! (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Gorengan merupakan salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah membuatnya sulit untuk ditolak. Dari pisang goreng hingga tahu isi, camilan ini hampir selalu hadir dalam berbagai kesempatan, baik sebagai teman minum teh sore maupun sebagai pelengkap makan utama.

Namun, di balik kelezatannya, gorengan sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Banyak orang bertanya-tanya, benarkah konsumsi gorengan bisa memicu hipertensi?

Dokter spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar Primadia Nariswari, menjelaskan bahwa sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar jahat, termasuk gorengan, selama dikonsumsi dengan bijak. Namun, kebiasaan makan gorengan dalam jumlah banyak tanpa kontrol dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Apakah Makanan Berminyak Menyebabkan Hipertensi?

PD Pasar Jaya Bakal Fokus Revitalisasi Pasar pada Tahun 2023
Gorengan Favorit Bisa Picu Hipertensi, Ini Cara Cerdas Mengonsumsinya! (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Menurut dokter yang akrab disapa Ning, gorengan yang digoreng dengan minyak banyak (deep fried) dapat mengandung sekitar 300 hingga 400 kalori per potong. Jika seseorang mengonsumsi lima gorengan dalam sehari, asupan kalorinya bisa mencapai 1.500 hingga 2.000 kalori.

Ini hampir menyamai kebutuhan kalori harian orang dewasa yang berkisar 2000 kalori per hari. "Gorengan sering dianjurkan untuk dihindari karena kita tidak hanya makan satu, tetapi lebih dari satu. Ini yang menyebabkan mudahnya terjadi overdosis kalori dan lemak dari komponen dalam gorengan tersebut," kata Ning dalam siaran langsung Instagram Kementerian Kesehatan RI pada 26 Juli 2024.

Asupan kalori berlebih ini dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam tubuh, yang berpotensi menyebabkan obesitas, diabetes, dan hipertensi.

Lemak Jenuh dalam Gorengan Berkontribusi pada Kesehatan Pembuluh Darah

Ning menjelaskan bahwa setiap makanan mengandung lemak, tetapi ada perbedaan antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh yang tinggi dalam gorengan dapat meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh.

"Asam lemak jenuh pada gorengan bisa menjadi LDL atau kolesterol jahat, yang menyebabkan plak lemak di pembuluh darah. Jika pembuluh darah sudah mengalami luka akibat pola hidup yang buruk, maka lemak dari LDL akan lebih mudah masuk dan membentuk plak. Ini yang membuat pembuluh darah menjadi kaku dan berisiko menyebabkan hipertensi," jelasnya.

Menurut Ning, lemak dalam makanan tidak selalu buruk. Tubuh tetap membutuhkan lemak sebagai komponen utama pembentukan membran sel. Namun, konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dari gorengan, margarin, dan mentega sebaiknya dibatasi tidak lebih dari 10 persen dari total asupan kalori harian.

Apa Saja yang Harus Kita Lakukan untuk Mengontrol Hipertensi?

Hipertensi terjadi ketika tekanan darah seseorang berada di atas batas normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Ning menjelaskan bahwa hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

"Untuk hipertensi primer, penyebabnya multifaktor, mulai dari faktor genetik, gaya hidup, hingga faktor lingkungan. Jadi, jika orang tua memiliki hipertensi, belum tentu anaknya akan mengalami hal yang sama, karena faktor penyebabnya sangat beragam," kata Ning.

Meski seseorang memiliki kecenderungan genetik terhadap hipertensi, menjalani pola hidup sehat dapat membantu mencegahnya. Faktor dominan yang berkontribusi pada hipertensi primer adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan tinggi lemak jenuh, kurang aktivitas fisik, dan stres berlebihan.

Sementara itu, hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu dan mencakup sekitar 10 persen dari total kasus hipertensi. Jika penyakit dasarnya diobati, maka hipertensi sekunder bisa sembuh.

Konsumsi Gorengan dengan Bijak

Ning menekankan bahwa konsumsi gorengan secara bijak tidak akan langsung menyebabkan hipertensi. Namun, jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi dengan pola hidup sehat, risiko tekanan darah tinggi bisa meningkat.

"Meski demikian, tidak semua lemak itu buruk. Tubuh kita tetap membutuhkan lemak, tetapi kita perlu lebih mewaspadai lemak jenuh dan membatasi konsumsinya," pungkas Ning.

Jadi, jika ingin tetap menikmati gorengan tanpa khawatir terhadap hipertensi, pastikan untuk mengontrol jumlah konsumsi, memilih minyak yang lebih sehat, serta mengimbangi dengan gaya hidup yang lebih aktif dan pola makan seimbang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya