Suhu Dingin Terasa di Jawa dan Gelombang Panas Landa Kawasan Eropa, Ini Penjelasannya

Penjelasan kawasan Jawa diterjang suhu dingin dan kawasan Eropa dilanda gelombang panas.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 25 Jun 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2019, 12:00 WIB
Suhu Dingin Terasa di Jawa dan Gelombang Panas Landa Kawasan Eropa, Ini Penjelasannya
Fenomena Equinox buat suhu di Pekanbaru makin panas. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta Cuaca dingin dan cuaca panas bisa disebabkan karena adanya sinar matahari dan pergerakan angin. Setiap wilayah biasanya akan merasakan cuaca dingin atau cuaca panas jika sedang memasuki musim tertentu. 

Perubahan cuaca bisa dilihat dan diperkirakan oleh para peneliti sehingga masyarakat kerap diimbau untuk bersiap menghadapi akibat dari perubahan cuaca tersebut. Setiap wilayah memiliki perubahan cuacanya masing-masing tergantung musim yang dilalui. 

Secara umum, musim yang terjadi tak akan jauh beda dari wilayah satu dengan lainnya walaupun beberapa kawasan di Eropa dan Amerika memiliki musim lebih banyak daripada di kawasan benua Asia yang dilintasi garis khatulistiwa. Namun bukan hal mustahil jika bumi juga mengalami perubahan cuaca ekstrem. 

Kawasan Jawa Dilanda Suhu Dingin Tak Biasa

Suhu Dingin Terasa di Jawa dan Gelombang Panas Landa Kawasan Eropa, Ini Penjelasannya
Petugas mengecek penguapan air di Stasiun Klimatologi BMKG DIY (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Beberapa daerah di Jawa dilanda dengan suhu dingin tak biasa yang dirasakan masyarakat sejak hampir seminggu yang lalu. Contohnya seperti di wilayah Bandung, Jawa barat. Kondisi udara dingin tersebut mulai terasa saat malam hari hingga pagi keesokan harinya.

Menurut Peneliti Cuaca dan Iklim Badan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat, Muhamad Iid Mujtahiddin, suhu dingin di Bandung disebabkan wilayah ini sedang memasuki musim kemarau.

"Untuk Jawa Barat, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar Pantura (pantai utara), kemudian bergerak ke arah selatan," kata Iid dilansir oleh Liputan6.com, Selasa (25/6/2019). 

Menurutnya, puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus-September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering. 

"Dari pantauan alat pengukur suhu udara tercatat selama bulan Juni 2019 ini, suhu udara terendah tercatat sebesar 17 derajat Celcius pada tanggal 21 Juni 2019 atau hari ini," ungkapnya. 

Tak hanya melanda Bandung, masyarakat Yogyakarta pun merasakan hal yang sama. Pada siang hari, suhu udara berada di kisaran 31 sampai 32 derajat Celcius, sedangkan pada malam hari dapat mencapai 18 derajat Celcius.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY mencatat suhu udara malam dan pagi hari di DIY perlahan naik jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya. Pada Minggu (23/6/2019) malam suhu udara 19 derajat Celcius, sedangkan pada 21 dan 22 Juni lalu mencapai 18 derajat Celcius. 

Reni Kraningtyas, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY menuturkan angin Monsoon Dingin Australia dominan bertiup saat musim kemarau. Kondisi ini turut menyumbang suhu udara rendah di malam hari.

Begitu juga yang terjadi di kawasan Dieng, Jawa Tengah. Suhu minus sembilan derajat Celsius tercatat di kompleks Candi Arjuna Dieng. Di dalam ruangan rumah warga di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, suhu di dalam ruangan mencapai minus satu derajat Celsius. Suhu tersebut memunculkan embun es yang menyelimuti kawasan Candi Arjuna dan sekitarnya. 

"Minus sembilan derajat Celsius. Ini sudah sampai ke pertanian. Tanaman kentang itu sudah cukup luas," kata Aryadi Darwanto, Kepala UPT Dieng.

Menurut Aryadi, suhu udara Dieng sepekan terakhir ini memang turun ke suhu kurang dari nol derajat. Namun, Senin pagi ini adalah yang terendah.

Sebelumnya, suhu udara berkisar minus satu hingga minus lima derajat Celsius di kompleks Candi Arjuna. Adapun di perumahan, suhu udara masih berkisar satu atau dua derajat Celsius.

Suhu Panas Justru Landa Kawasan Eropa

Suhu Dingin Terasa di Jawa dan Gelombang Panas Landa Kawasan Eropa, Ini Penjelasannya
Eropa dilanda gelombang panas (Sumber: The Guardian)

Berbanding terbalik dengan kawasan di Jawa, benua Eropa justru tengah dilanda gelombang panas. Beberapa negara di Eropa pun dikabarkan mencapai suhu tinggi yaitu 40 derajat celcius. 

Kondisi juga dikabarkan akan dirasakan masyarkat Eropa hingga sepekan ke depan. Dikutip dari The Guardian, para ahli meteorologi mengatakan suhu akan mencapai atau bahkan melebihi 40 derajat Celsius dari Spanyol ke Swiss, saat udara panas disedot dari Sahara oleh kombinasi badai yang melanda Atlantik dan tekanan tinggi di Eropa tengah.

Di Spanyol diperkirakan suhunya mencapai 42 derajat Celsius. Pemerintah Prancis bahkan telah mengeluarkkan peringatan melalui Menteri Kesehatan, Agnès Buzyn. 

"Ini memengaruhi kita semua, tidak ada yang (seperti) Superman dalam berurusan dengan panas ekstrem, yang akan kita alami pada hari Kamis dan Jumat," katanya dalam konferensi pers. 

Italia pun tak luput dari gelombang panas. Diperkirakan suhu tertinggi berkisar 37-40 derajat Celsius diperkirakan terjadi di wilayah Italia utara dan tengah, termasuk Roma, Florence, Bologna, Milan, dan Turin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya