Liputan6.com, Jakarta Pestisida menjadi masalah yang kerap dikhawatirkan dalam konsumsi buah dan sayur segar. Pestisida digunakan untuk mengurangi kerusakan pada tanaman dari gulma, tikus, serangga dan kuman.Â
Baca Juga
Penggunaan pestisida dalam pertanian mampu meningkatkan hasil buah-buahan, sayuran dan tanaman lainnya.
Advertisement
Menurut Environmental Protection Agency di Amerika, pestisida dapat berbahaya bagi manusia, hewan, atau lingkungan karena dirancang untuk membunuh atau membahayakan organisme hidup. Karena itu, residu pestisida pada makanan dapat berdampak pada kesehatan. Meskipun penggunaan pestisida telah diatur sedemikian rupa, residu masih ditemukan dalam buah dan sayur yang tidak dibersihkan dengan benar.
Tingkat pestisida pada produk dapat dikurangi dengan mencuci, memasak, dan mengolah makanan. Satu studi peninjauan menemukan bahwa tingkat pestisida berkurang 10–80% dengan berbagai metode memasak dan pengolahan makanan. ecara khusus, mencuci dengan air ledeng (bahkan tanpa sabun atau deterjen khusus) mengurangi kadar pestisida hingga 60-70%.
Berikut adalah cara sederhana dan aman untuk mengurangi residu pestisida di sayur dan buah, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(28/8/2019).
Buah dan sayur yang berpotensi menyerap banyak pestisida
Setiap tahun, Environmental Working Group (EWG) merilis Dirty Dozen atau daftar 12 buah dan sayuran non-organik yang memiliki residu pestisida tertinggi. Environmental Working Group (EWG) adalah organisasi nirlaba yang berfokus pada mendidik masyarakat tentang masalah-masalah seperti praktik pertanian, perlindungan sumber daya alam, dan dampak bahan kimia terhadap kesehatan manusia.
Sejak 1995, EWG telah merilis Dirty Dozen - daftar buah dan sayuran yang ditanam secara konvensional dengan residu pestisida tingkat tertinggi. Untuk menyusun daftar Dirty Dozen, EWG menganalisis lebih dari 38.000 sampel yang diambil oleh USDA dan FDA di Amerika. Berikut daftar 12 buah dan sayuran non-organik yang memiliki residu pestisida tertinggi tahun 2018:
1. Stroberi
2. Bayam
3. Nectarine
4. Apel
5. Anggur
6. Persik
7. Ceri
8. Pir
9. Tomat
10. Seledri
11. Kentang
12. Paprika
Advertisement
Cara Hilangkan Pestisida Dari Buah dan Sayur
Blanching
Blanching adalah proses mencelupkan sayuran ke dalam air mendidih atau air panas selama beberapa saat dan kemudian mencelupkannya ke air dingin. Metode ini menghancurkan enzim pada sayur, merubah tekstur sayur, dan memperkuat warnanya.
Dalam satu penelitian blanching menghasilkan penurunan lebih dari 50% dalam tingkat residu pestisida di semua sampel sayuran dan buah kecuali buah persik.
Air garam
Air garam adalah salah satu cara termudah dan paling hemat biaya untuk menghilangkan pestisida tertentu. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di Food Control, para peneliti mencuci sayuran selama 20 menit dalam cuka, larutan air garam, atau air putih untuk menghilangkan residu empat pestisida umum - chlorpyrifos, DDT, cypermethrin, dan chlorothalonil.
Mereka menemukan bahwa larutan air garam 10% adalah yang paling efektif, dan jauh lebih baik daripada mencuci dengan air biasa. Cuka kekuatan penuh ternyata sama efektifnya.
Tetapi menggunakan cuka akan menjadi sangat mahal dan akan meninggalkan makanan dengan rasa cuka yang tidak disukai, membuatnya kurang dari ideal untuk mencuci sayuran setiap hari.
Cara Hilangkan Pestisida Dari Buah dan Sayur
Gosok dengan air dingin
Membilas buah dan sayuran dalam air dingin sambil menggosoknya dengan sikat lembut dapat menghilangkan beberapa residu pestisida.
Menggunakan air baking soda
Sebuah studi menemukan bahwa mencuci apel dengan campuran baking soda dan air 1% lebih efektif dalam menghilangkan residu pestisida daripada air keran saja.
Kupas buah-buahan dan sayuran
Melepaskan kulit buah-buahan dan sayuran dapat secara signifikan mengurangi asupan residu pestisida.
Bilas produk dengan air ozonated
Air ozonated merupakan air yang dicampur dengan jenis oksigen yang disebut ozon. Air ini telah ditemukan sangat efektif dalam menghilangkan residu pestisida dari makanan.
Advertisement
Bahaya pestisida dalam tubuh, pengaruhi sistem saraf
Masalah Belajar
Menurut artikel yang diterbitkan di CNN pada 17 Mei 2010, nak-anak yang sering terpapar sejumlah kecil organofosfat, pestisida yang ditemukan pada buah dan sayuran yang ditanam secara komersial, lebih cenderung mengalami gangguan hiperaktif defisit perhatian. Paparan pestisida ini juga dikaitkan dengan perilaku dan masalah belajar pada anak-anak.
Anak-anak dianggap memiliki risiko lebih besar terkena toksisitas pestisida daripada orang dewasa. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu dengan paparan pestisida tinggi menunjukkan keterlambatan mental hingga dua tahun, termasuk defisit dalam koordinasi dan memori visual.
Memengaruhi sistem saraf
Organofosfat juga terbukti memengaruhi sistem saraf. Menurut Department of Natural Resources and Environment di Amerika, tanda-tanda sistem saraf yang terkena termasuk air liur berlebih, sakit perut, muntah, sembelit dan diare. Pestisida yang paling banyak ditemukan pada seledri, persik, beri, apel, paprika, hijau, anggur dan kentang. Makan makanan yang ditanam secara komersial ini lebih sering dapat meningkatkan paparan pestisida.
Bahaya pestisida dalam tubuh, picu kanker payurada
Kanker payudara
Menurut Environmental Health Perspectives, dalam sebuah jurnal yang diterbitkan National Institute of Environmental Health Sciences menyatakan semakin banyak bukti menunjukkan bahwa pestisida yang ditemukan dalam makanan yang ditanam secara komersial dapat dikaitkan dengan beberapa kasus kanker payudara. Risiko meningkat dengan dikombinasikan dengan faktor-faktor lain, termasuk gaya hidup, makanan, dan gen.
Masalah kesehatan lainnya
Beberapa penelitian telah mengaitkan paparan pestisida dengan efek kesehatan negatif, seperti masalah pernapasan, masalah reproduksi, gangguan sistem endokrin, kerusakan neurologis, dan peningkatan risiko kanker tertentu. Paparan pestisida pada masa kanak-kanak juga dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan ADHD.
Advertisement