Angka Bunuh Diri Siswa di India Melonjak, Ini Pemicunya

Informasi seputar melonjak nya angka bunuh diri pelajar di India dan penyebabnya

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 01 Okt 2023, 17:30 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2023, 17:30 WIB
Ilustrasi siswa sedang menjalani ujian sekolah
Ilustrasi siswa sedang menjalani ujian sekolah. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Di balik kilau gemerlap pendidikan elit India, ada kisah yang menyedihkan tentang tekanan berlebihan yang menekan siswa-siswi muda di seluruh negeri ini. Peningkatan kasus bunuh diri di kalangan siswa India adalah isu serius yang memerlukan perhatian mendalam. 

Masalah ini tidak hanya terbatas pada tekanan akademik, tetapi juga melibatkan harapan orang tua, kurangnya dukungan emosional, dan dampak sosial yang lebih besar. Lantas bagaimana India berjuang mengatasi krisis kesehatan mental ini dan mencari solusinya.

Dilansir dari DW, berikut ini telah Liputan6.com rangkum kisah lengkapnya, pada Minggu (1/10/2023). 


Tekanan yang Diterima Siswa di India

20150818-[PHOTO STORIES] 2022, Populasi India Lampaui
Siswa menunjuk kearah negara India pada bola dunia di Amritsar, 22 April 2013. Sebuah penelitian baru dari PBB memprediksi bahwa India akan melampaui China sebagai negara dengan penduduk terbanyak pada tahun 2022. (AFP PHOTO/Narinder Nanu)

Di India, masalah kesehatan mental di kalangan siswa telah menjadi isu yang semakin mendalam. Salah satu contohnya adalah kisah Shakib Khan (bukan nama sebenarnya), seorang pemuda berusia 20 tahun yang pindah ke Kota dengan harapan mewujudkan impian orang tuanya menjadi insinyur sukses. Meskipun memiliki cita-cita yang mulia, tekanan dan harapan besar dari orang tua dapat berdampak buruk pada kesehatan mental siswa.

Tiga tahun lalu, Shakib meninggalkan Uttar Pradesh dan pindah ke Kota, Rajasthan, sebuah pusat pelatihan swasta yang mendukung generasi muda yang ingin masuk ke perguruan tinggi bergengsi seperti Indian Institute of Technology (IIT). Orang tuanya bahkan harus meminjam uang untuk membiayai pelatihan pribadinya.

Namun, perjalanan Shakib tidak mudah. Setelah kegagalan pertamanya dalam ujian masuk IIT, ia mengalami kecemasan, ketakutan, dan bahkan mempertimbangkan bunuh diri. Hanya melalui pengobatan rutin, ia bisa mengatasi masalah ini. Saat ini, Shakib bersiap untuk upaya kedua untuk masuk IIT, tetapi tekanan yang besar kembali melanda.

Tekanan dan ekspektasi yang sangat besar dari orang tua seringkali membawa dampak negatif pada siswa. Mereka merasa terisolasi, cemas, dan putus asa. Dukungan emosional yang kurang membuat situasi semakin sulit. 


Upaya Pencegahan Bunuh Diri

Pena Ajaib di India Klaim Mampu Bantu Siswa Lulus Ujian
Dalam iklannya, pena tersebut diklaim telah diberi berkat oleh dewa-dewi.

Untuk mencegah peningkatan kasus bunuh diri di kalangan siswa, polisi Rajasthan telah membentuk tim khusus yang bertugas membentuk unit mahasiswa dan memberikan konseling. Tim ini telah berhasil mencegah banyak kasus bunuh diri dengan mengunjungi asrama siswa dan memberitahu orang tua mereka ketika situasi darurat terjadi. Mereka juga membuka saluran bantuan agar siswa dapat mencari pertolongan.

Banyak pusat pelatihan juga telah memperkenalkan aktivitas menenangkan seperti kelas yoga dan festival musik untuk membantu siswa mengatasi tekanan psikologis. Peran guru, pemilik asrama, dan dokter juga sangat penting dalam memberikan dukungan kepada siswa yang merasa tertekan.


Masalah yang Lebih Besar

Masalah bunuh diri siswa di India bukanlah hal yang sepele. Negara ini memiliki tingkat bunuh diri remaja tertinggi di dunia, dengan satu siswa bunuh diri setiap 42 menit pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh tekanan teman sebaya, harapan orang tua yang terlalu tinggi, dan kurangnya dukungan kesehatan mental.

Profesor Vinod Dariya dari Kota Medical College mengkhawatirkan kurangnya anggota dewan terlatih di lembaga pelatihan dan menunjukkan bahwa siswa dari keluarga berpenghasilan rendah sering kali sangat terbebani oleh harapan menjadi dokter atau insinyur. Ini telah berdampak buruk pada kesehatan mental mereka.

Orang tua yang khawatir dengan kesejahteraan anak-anak mereka bahkan ikut pindah ke Kota, tetapi tidak semua orang mampu melakukannya. Mereka seperti ibu Shakib, Shah Jahan Khan, yang terus-menerus mengkhawatirkan putranya. Oleh karena itu, perlu kesadaran lebih lanjut tentang masalah kesehatan mental di kalangan siswa dan upaya konkret untuk mengurangi tekanan yang mereka hadapi demi masa depan yang lebih baik.

 

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya