Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang Terkuak, Kasusnya Terus Bergulir

Depo Pertamina Plumpang sendiri merupakan tempat penyaluran dan penyimpanan BBM yang strategis, yang memasok kebutuhan bahan bakar untuk wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 03 Jul 2024, 19:45 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 19:45 WIB
Mobil Pertamina
Ilustrasi - Mobil pengangkut BBM milik Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang terjadi di Jakarta Utara, pada Jumat, 3 Maret 2023, merupakan sebuah insiden serius yang melibatkan infrastruktur penting dalam industri energi nasional. Depo ini dikenal sebagai salah satu terminal penting milik PT Pertamina, yang bertanggung jawab atas penyimpanan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Jabodetabek.

Insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang ini memunculkan keprihatinan besar, karena bukanlah kejadian pertama kali. Sebelumnya, depo ini juga pernah mengalami kebakaran pada Januari 2009, meskipun dengan skala yang berbeda. Menurut laporan resmi Pertamina dan informasi dari Global Tank Storage, Depo Pertamina Plumpang memiliki peran krusial dalam pasokan BBM di Indonesia, di mana menyuplai sekitar 20% kebutuhan harian BBM nasional dan mendukung sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU Pertamina. 

Meskipun insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang menimbulkan kepanikan dan menyebabkan kerugian besar, baik dalam hal materi maupun kehilangan nyawa, pihak Pertamina segera mengambil langkah-langkah untuk memadamkan api, dan memastikan keamanan tangki-tangki serta fasilitas lainnya di dalam depo. Pada saat kebakaran terjadi, fokus utama adalah memastikan bahwa tidak ada bahaya lebih lanjut bagi lingkungan sekitar dan masyarakat sekitar.

Kebakaran Depo Plumpang ini menjadi pengingat penting akan perlunya pemeliharaan yang baik dan pengecekan secara rutin terhadap semua komponen yang berhubungan dengan penyaluran BBM. Selain itu, keselamatan dalam bekerja juga menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalisir risiko kebakaran serupa di masa mendatang.

Berikut ini kilas balik kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (3/7/2024). 

Sejarah Depo Pertamina Plumpang

ilustrasi-bbm-spbu-130617b.jpg
SPBU Pertamina.

Dilansir dari situs resmi Pertamina, Depo Pertamina Plumpang yang terletak di Jakarta Utara telah menjadi salah satu pilar utama dalam infrastruktur penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia sejak beroperasi pada tahun 1974. Sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero), terminal ini tidak hanya menghadirkan kapasitas tangki timbun yang luas, mencapai 291.889 Kiloliter, tetapi juga menjalankan operasi dengan sistem terkini yang dikenal sebagai Terminal Automation System (TAS) atau dikenal juga sebagai New Gantry System.

Sistem ini memungkinkan TBBM Plumpang untuk menyalurkan berbagai jenis produk BBM seperti Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite, dan Pertamax Turbo ke dalam 249 unit mobil tangki. Dengan pengelolaan yang efisien dan teknologi terkini, TBBM Plumpang tidak hanya menjaga kelancaran distribusi BBM di Jakarta Utara, tetapi juga memainkan peran penting dalam menyediakan sekitar 20% dari kebutuhan harian BBM di seluruh Indonesia, serta menyuplai sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU yang dioperasikan oleh Pertamina.

Meski memiliki reputasi sebagai salah satu terminal BBM terbesar dan terpenting di Indonesia, perjalanan TBBM Plumpang tidak selalu mulus. Pada tahun 2009, depo ini mengalami tragedi kebakaran yang memilukan, terjadi pada Minggu, 18 Januari 2009 sekitar pukul 21.15 WIB, di mana kebakaran melibatkan tanki nomor 24 di dalam depo. Insiden tragis ini menyebabkan kehilangan seorang petugas keamanan Pertamina dan kerugian besar lainnya. Penyelidikan menyimpulkan bahwa kebakaran disebabkan oleh human error, mengingatkan akan tantangan besar yang harus dihadapi dalam menjaga keselamatan dan operasional yang stabil. 

Kilas Balik Kasus

Foto udara Suasana pemukiman warga terdampak kebakaran depo Pertamina Plumpang
Foto udara kondisi permukiman warga yang hangus akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023).

Pada Jumat (3/3/2023) yang lalu, kebakaran yang melanda Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, mengingatkan kita bahwa ini bukanlah kejadian pertama kali. Sebelumnya, pada bulan Januari 2009, depo ini juga pernah mengalami insiden serupa, meskipun dengan skala dan konsekuensi yang berbeda.

Selain prestasi sebagai penyuplai BBM utama, Depo Pertamina Plumpang juga diakui sebagai salah satu terminal penyimpanan BBM paling efisien di dunia. Penghargaan ini terbukti pada 2nd Global Tank Storage Award 2018 di Rotterdam, di mana Plumpang meraih peringkat kedua setelah Saudi Aramco Terminals dalam kategori The Most Efficient Storage Terminal. Global Tank Storage Awards merupakan ajang bergengsi, dalam industri penyimpanan dan terminal yang mengapresiasi keunggulan operasional, keamanan, dan inovasi di sektor hilir minyak dan gas.

Namun, tidak ada yang terbebas dari risiko. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, insiden kebakaran pada awal Maret 2023 terjadi pada pipa penyalur BBM menuju tangki penyimpanan di Depo Plumpang, bukan pada tangki penyimpanan itu sendiri.

Nicke menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran tersebut. Meskipun tragedi ini menelan korban jiwa dan melukai banyak orang, semua tangki dan fasilitas di Depo BBM Plumpang telah dikonfirmasi dalam kondisi aman setelah kebakaran berhasil dipadamkan. Insiden ini menjadi pengingat bahwa meski telah mengadopsi teknologi terbaru dan sistem keamanan yang canggih, tantangan dalam menjaga keselamatan dan keandalan operasional tetap menjadi prioritas utama bagi semua pihak yang terlibat dalam industri BBM. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya