Profil Sara Duterte, Wakil Presiden Filipina yang Menggemparkan dengan Ancaman Pembunuhan

Mengenal lebih dekat Sara Duterte, putri mantan Presiden Filipina yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden dan membuat heboh dengan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos Jr. Simak profil lengkap dan perjalanan politiknya yang kontroversial.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 24 Nov 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2024, 19:00 WIB
Sara Duterte
Wakil Presiden Filipina Sara Duterte. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Jakarta Dunia politik Filipina dikejutkan dengan pernyataan kontroversial Wakil Presiden Sara Duterte pada Sabtu (23/11/2024). Dalam sebuah konferensi pers yang penuh dengan kata-kata kasar, Sara mengungkapkan bahwa dia telah menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi Presiden Ferdinand Marcos Jr, istrinya Liza Araneta, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika dirinya dibunuh.

Pernyataan mengejutkan ini semakin mempertegas perpecahan antara dua dinasti politik terkuat di Filipina. Ancaman tersebut bahkan memaksa pihak keamanan kepresidenan Filipina untuk meningkatkan protokol keamanan dan melakukan penyelidikan menyeluruh atas ancaman yang dianggap serius tersebut.

Sosok Sara Duterte yang kini berusia 46 tahun memang dikenal sebagai politisi yang tak kalah vokal dan kontroversial seperti ayahnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte. Namun, siapakah sebenarnya Sara Duterte ini? Simak profil selengkapnya berikut ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (24/11/2024).

Latar Belakang dan Pendidikan

Perjalanan hidup Sara Duterte mencerminkan kompleksitas dan dinamika politik Filipina yang sarat dengan pengaruh dinasti keluarga. Sebagai putri seorang politisi yang kemudian menjadi presiden, Sara tumbuh dalam lingkungan yang memperkenalkannya pada dunia politik sejak usia muda, meskipun awalnya ia memiliki cita-cita yang jauh berbeda dari jalur yang akhirnya ia tempuh.

Sara Zimmerman Duterte, yang akrab dipanggil Inday Sara, lahir pada 31 Mei 1978 di Davao City. Ia merupakan putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte dan mantan istrinya, Elizabeth Zimmerman. Masa kecilnya dihabiskan di Davao City, kota yang kelak menjadi basis kekuatan politiknya. Meski terlahir dalam keluarga politik, Sara muda awalnya memiliki impian berbeda - ia bercita-cita menjadi dokter anak. Namun, takdir berkata lain ketika ia gagal di tahun pertama sekolah kedokteran.

Kegagalan di sekolah kedokteran justru membuka jalan baru bagi Sara. Ia kemudian mengambil langkah strategis dengan memilih jurusan Terapi Pernapasan di San Pedro College, Davao City. Keputusan ini memberikannya pemahaman mendalam tentang aspek kesehatan publik yang kelak bermanfaat dalam karirnya sebagai pemimpin. Tidak berhenti di situ, Sara melanjutkan pendidikannya ke bidang hukum di San Beda College dan San Sebastian College-Recoletos di Manila, dua institusi pendidikan bergengsi di Filipina.

Pendidikan hukumnya terbukti menjadi fondasi penting bagi karirnya. Setelah lulus ujian pengacara pada tahun 2005, Sara sempat bekerja sebentar di Mahkamah Agung Filipina, memberikannya pengalaman berharga dalam sistem peradilan negara. Pengalaman ini memperkaya pemahamannya tentang aspek legal dan konstitusional yang sangat diperlukan dalam karir politiknya kemudian.

Latar belakang pendidikan yang beragam ini membentuk Sara menjadi politisi yang memiliki pemahaman komprehensif tentang berbagai aspek kepemimpinan. Kombinasi antara pengetahuan di bidang kesehatan dan hukum memberikannya perspektif unik dalam memahami dan menangani berbagai masalah publik. Hal ini terbukti menjadi aset berharga dalam perjalanan politiknya, dari Wakil Walikota Davao City hingga posisinya saat ini sebagai Wakil Presiden Filipina.

Perjalanan Politik Sara Duterte

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kiri), dan putrinya Sara Duterte saat menghadiri pembukaan Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia (BFA) 2018 di Boao, Provinsi Hainan, China selatan, 10 April 2018 (Foto: voaindonesia.com/AFP)
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kiri), dan putrinya Sara Duterte saat menghadiri pembukaan Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia (BFA) 2018 di Boao, Provinsi Hainan, China selatan, 10 April 2018 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Perjalanan politik Sara Duterte merupakan cerminan dinamika politik Filipina yang kental dengan pengaruh dinasti keluarga. Namun berbeda dengan politisi keturunan lainnya, Sara berhasil membangun identitas politiknya sendiri dengan kombinasi unik antara ketegasan warisan ayahnya dan pendekatan yang lebih sistematis dalam mengelola pemerintahan. Kehadirannya di panggung politik nasional membawa warna baru dalam perpolitikan Filipina.

Awal Karir di Davao City

Karir politik Sara Duterte dimulai tak lama setelah menjadi pengacara. Pada tahun 2007, ia terpilih sebagai Wakil Walikota Davao City, mendampingi ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Walikota. Masa jabatannya sebagai wakil walikota ditandai dengan berbagai program inovatif, termasuk hotline untuk pelaporan anonim kasus kekerasan terhadap anak.

Tiga tahun kemudian, pada 2010, Sara mencatatkan sejarah sebagai walikota perempuan termuda di Davao City di usia 32 tahun. Periode pertamanya sebagai walikota diingat karena insiden kontroversial ketika ia memukul seorang juru sita yang sedang melaksanakan perintah penggusuran, setelah permintaannya untuk penundaan selama dua jam ditolak. Meski kontroversial, kejadian ini justru meningkatkan popularitasnya di kalangan masyarakat yang melihatnya sebagai pemimpin yang berani membela kepentingan rakyat kecil.

Setelah satu periode menjabat, Sara memutuskan untuk fokus pada praktik hukum privat. Namun panggilan politik kembali membawanya ke kursi Walikota Davao City untuk dua periode (2016-2022), bertepatan dengan masa ayahnya sebagai Presiden Filipina. Selama kepemimpinannya, Davao City mengalami berbagai kemajuan signifikan dalam infrastruktur dan pelayanan publik.

Mencapai Posisi Wakil Presiden

Jelang pemilu 2022, Sara muncul sebagai kandidat presiden favorit dalam berbagai survei. Keputusannya untuk justru mencalonkan diri sebagai wakil presiden mendampingi Ferdinand Marcos Jr mengejutkan banyak pihak, termasuk ayahnya sendiri. Namun keputusan ini terbukti tepat ketika pasangan ini memenangkan pemilihan dengan kemenangan telak.

Sebagai Wakil Presiden, Sara juga dipercaya menjabat sebagai Menteri Pendidikan, memimpin birokrasi terbesar di pemerintahan Filipina. Di bawah kepemimpinannya, Departemen Pendidikan meluncurkan Agenda MATATAG yang bertujuan merevisi kurikulum pendidikan dasar. Namun, masa jabatannya sebagai menteri diwarnai kontroversi, termasuk penolakan terhadap tuntutan kenaikan gaji guru dan penggunaan dana intelijen yang mencurigakan. Ia akhirnya mengundurkan diri dari posisi ini pada Juni 2024.

Perjalanan politik Sara Duterte mencerminkan kompleksitas politik Filipina kontemporer. Dari seorang wakil walikota hingga menjadi salah satu tokoh politik paling berpengaruh di negara tersebut, Sara telah membuktikan kemampuannya bertahan dan berkembang dalam arena politik yang penuh tantangan. Meski saat ini hubungannya dengan Presiden Marcos Jr memburuk hingga mengeluarkan ancaman pembunuhan, popularitasnya tetap tinggi dan ia bahkan diprediksi menjadi kandidat kuat dalam pemilihan presiden 2028. Hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari kontroversi yang mengelilinginya, Sara Duterte tetap menjadi kekuatan politik yang harus diperhitungkan di Filipina.

Kontroversi dan Gaya Kepemimpinan

Calon Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Calon Wakil Presiden Sara Duterte. (AP)
Calon Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Calon Wakil Presiden Sara Duterte. (AP)

Sebagai tokoh politik yang tumbuh di bawah bayang-bayang ayahnya yang kontroversial, Sara Duterte telah membangun reputasinya sendiri dengan gaya kepemimpinan yang unik. Meski sering dibandingkan dengan ayahnya yang dikenal dengan pendekatan keras dan tak kenal kompromi, Sara menunjukkan kompleksitas karakter yang lebih beragam - mampu bersikap tegas namun juga mengedepankan pendekatan sistematis dalam menyelesaikan masalah.

Sara Duterte dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dari ayahnya, terutama dalam penanganan masalah keamanan dan ketertiban. Saat menjabat sebagai Walikota Davao City, ia meluncurkan program Peace911 sebagai alternatif dari pendekatan kekerasan yang selama ini diterapkan. Program ini mengedepankan dialog dan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah keamanan, sebuah pendekatan yang dianggap revolusioner mengingat sejarah Davao City dengan penanganan kejahatan yang keras.

Selama masa kepemimpinannya, Sara juga menunjukkan perhatian khusus pada pengembangan infrastruktur dan perbaikan sistem transportasi kota. Ia berhasil mengimplementasikan berbagai program pembangunan sambil tetap mempertahankan kelestarian lingkungan kota. Pendekatan ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan dan menunjukkan kemampuannya menyeimbangkan pembangunan dengan keberlanjutan.

Perpecahan dengan Marcos Jr

Hubungan Sara dengan Presiden Marcos Jr memburuk secara dramatis setelah keduanya berbeda pendapat dalam berbagai isu strategis. Perpecahan ini mencakup perbedaan pandangan tentang kebijakan luar negeri, terutama terkait pendekatan terhadap Tiongkok di Laut China Selatan, serta perbedaan cara pandang dalam penanganan masalah narkoba. Ketegangan mencapai puncaknya ketika Sara mengundurkan diri dari jabatan Menteri Pendidikan pada Juni 2024.

Situasi semakin memanas ketika anggota DPR yang berafiliasi dengan Marcos Jr dan Romualdez menahan kepala staf Sara, Zuleika Lopez, atas tuduhan menghambat penyelidikan penggunaan anggaran wakil presiden. Penahanan Lopez, yang kemudian jatuh sakit dan dipindahkan ke rumah sakit, tampaknya menjadi pemicu kemarahan Sara yang berujung pada ancaman pembunuhan terhadap Presiden Marcos Jr dan keluarganya.

Kontroversi terbaru ini bukan yang pertama dalam karir politik Sara. Sebelumnya, ia pernah menuai kritik atas penolakannya terhadap tuntutan kenaikan gaji guru dan keputusannya menghapus alat bantu pembelajaran visual dari ruang kelas. Yang paling kontroversial adalah penggunaan dana intelijen dan rahasia dalam jumlah besar yang dihabiskan hanya dalam 11 hari, sebuah keputusan yang hingga kini masih memicu pertanyaan publik.

Namun demikian, berbagai kontroversi yang mengelilingi Sara Duterte justru tampak memperkuat basis pendukungnya. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan terkadang konfrontatif seakan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Filipina yang mendambakan pemimpin kuat. Menariknya, meski sering terlibat kontroversi, survei menunjukkan Sara tetap mempertahankan tingkat kepercayaan dan persetujuan tertinggi di antara pejabat pemerintah nasional Filipina. Fenomena ini menggambarkan kompleksitas politik Filipina, di mana kontroversi dan popularitas tidak selalu berbanding terbalik, bahkan terkadang justru saling menguatkan.

Pencapaian Sara Duterte

Calon Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Calon Wakil Presiden Sara Duterte. (Facebook/Bongbong Marcos)
Calon Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan Calon Wakil Presiden Sara Duterte. (Facebook/Bongbong Marcos)

Di tengah berbagai kontroversi yang mengelilinginya, Sara Duterte telah membangun rekam jejak pencapaian yang mengesankan dalam karirnya sebagai politisi. Kombinasi antara ketegasan dalam mengambil keputusan dan kemampuannya mengelola pemerintahan telah menghasilkan berbagai prestasi yang diakui tidak hanya oleh pendukungnya, tetapi juga oleh pengamat politik independen dan lembaga survei terkemuka di Filipina.

Meski kontroversial, Sara Duterte konsisten mencatat peringkat tertinggi dalam survei kepercayaan dan persetujuan di antara pejabat pemerintah nasional Filipina. Keberhasilannya mempertahankan tingkat kepercayaan publik yang tinggi di tengah berbagai gejolak politik menunjukkan kemampuannya memahami dan memenuhi aspirasi masyarakat. Survei terbaru bahkan menunjukkan bahwa ia menjadi kandidat terdepan untuk pemilihan presiden 2028, mengindikasikan kuatnya dukungan publik terhadap gaya kepemimpinannya.

Program dan Kebijakan yang Berhasil

Sebagai pemimpin, Sara Duterte telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai bidang:

1. Pengembangan Infrastruktur   

  • Modernisasi sistem transportasi umum di Davao City
  • Pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan wilayah terpencil
  • Revitalisasi fasilitas publik dan ruang terbuka hijau

2. Perbaikan Sistem Transportasi

  • Implementasi sistem manajemen lalu lintas modern 
  • Pengembangan rute transportasi publik yang terintegrasi
  • Program pengurangan kemacetan yang efektif

3. Pemberdayaan Masyarakat

  • Program bantuan langsung untuk usaha kecil dan menengah
  • Inisiatif pelatihan kerja untuk pemuda
  • Program pemberdayaan perempuan dalam politik dan bisnis

4. Reformasi Pendidikan melalui Agenda MATATAG

  • Pembaruan kurikulum pendidikan dasar
  • Program peningkatan kesejahteraan guru
  • Modernisasi fasilitas pendidikan

Di bidang keamanan, program Peace911 yang ia inisiasi telah menjadi model alternatif dalam penanganan konflik dan kejahatan. Program ini mengedepankan pendekatan berbasis masyarakat dan telah berhasil menurunkan tingkat kejahatan di Davao City secara signifikan. Keberhasilan program ini bahkan mendapat perhatian dari pemerintah daerah lain yang ingin mengadopsi model serupa.

Dalam perannya sebagai Wakil Presiden, Sara juga telah membuka tujuh kantor satelit di berbagai wilayah Filipina, sebuah langkah yang belum pernah dilakukan oleh wakil presiden sebelumnya. Inisiatif ini bertujuan membuat layanan pemerintah lebih mudah diakses oleh masyarakat di berbagai wilayah, sekaligus memperkuat hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.

Masa kepemimpinannya sebagai Menteri Pendidikan, meski singkat, juga ditandai dengan berbagai terobosan. Agenda MATATAG yang ia canangkan tidak hanya fokus pada pembaruan kurikulum, tetapi juga mencakup upaya komprehensif untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Filipina. Program ini mencakup penyederhanaan kurikulum, percepatan pembangunan fasilitas, peningkatan kesejahteraan siswa, dan dukungan lebih baik untuk guru.

Pengaruh Sara Duterte dalam politik Filipina tercermin dari berbagai penghargaan dan pengakuan yang ia terima. Pada tahun 2022, ia masuk dalam daftar "Asia's Most Influential" yang menunjukkan pengaruhnya tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga regional. Pengakuan ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu politisi paling berpengaruh di Asia Tenggara.

Rangkaian pencapaian dan pengakuan yang diraih Sara Duterte menggambarkan kompleksitas seorang tokoh politik yang mampu memadukan ketegasan dengan efektivitas dalam kepemimpinan. Meski sering diwarnai kontroversi, track record-nya dalam memberikan hasil nyata bagi masyarakat telah membangun basis dukungan yang solid. Kemampuannya mempertahankan popularitas tinggi sambil terus menghadirkan inovasi dalam pemerintahan menunjukkan bahwa ia adalah politisi yang mampu menerjemahkan visi menjadi aksi nyata, sebuah kualitas yang semakin langka dalam lanskap politik kontemporer.

Kehidupan Pribadi

Di balik sosoknya yang tegas dan sering kontroversial dalam dunia politik, Sara Duterte menjalani kehidupan pribadi yang mencerminkan nilai-nilai keluarga dan dedikasi pada pelayanan masyarakat. Sebagai putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, ia tumbuh dalam lingkungan yang memadukan nilai-nilai tradisional Filipina dengan dinamika politik modern, membentuknya menjadi pribadi yang kompleks dengan berbagai dimensi di luar perannya sebagai politisi.

Sara Duterte menikah dengan pengacara Manases Reyes Carpio, yang juga berasal dari keluarga berpengaruh di Filipina. Pernikahan mereka telah dikaruniai tiga orang anak, dan Sara dikenal mampu menyeimbangkan perannya sebagai ibu dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin politik. Keluarga kecilnya sering menjadi sumber kekuatan dan inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan politik.

Meski terlahir dalam keluarga politik yang dominan, Sara berusaha membangun identitas personalnya sendiri. Ia dikenal memiliki hobi berkebun dan memasak saat ada waktu luang, aktivitas yang memberikannya keseimbangan dari dunia politik yang keras. Sara juga memiliki ketertarikan pada fotografi, sebuah hobi yang memungkinkannya mendokumentasikan perjalanan hidupnya dari perspektif yang berbeda.

Di samping karirnya sebagai politisi, Sara memiliki sejarah panjang dalam aktivitas sosial dan kemanusiaan. Ia pernah aktif dalam Palang Merah Filipina, di mana ia terpilih sebagai salah satu gubernur organisasi tersebut. Keterlibatannya dalam organisasi kemanusiaan menunjukkan sisi lain dari karakternya yang peduli pada kesejahteraan masyarakat di luar peran politiknya.

Hubungannya dengan ayahnya, Rodrigo Duterte, juga menarik untuk dicermati. Meski sering berbagi panggung politik, Sara memiliki pendekatan dan gaya yang berbeda dari ayahnya. Ia lebih metodis dan terstruktur dalam pengambilan keputusan, sambil tetap mempertahankan ketegasan yang menjadi ciri khas keluarga Duterte. Perbedaan pendekatan ini terkadang menimbulkan ketegangan, seperti ketika Sara memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden alih-alih presiden, bertentangan dengan keinginan ayahnya.

Sara juga dikenal sebagai pribadi yang menghargai pendidikan dan pengembangan diri. Setelah kegagalannya di sekolah kedokteran, ia tidak menyerah namun justru menemukan jalannya sendiri melalui pendidikan hukum. Pengalaman ini membentuknya menjadi sosok yang memahami nilai kegagalan dan pentingnya resiliensi dalam mencapai tujuan.

Kehidupan pribadi Sara Duterte memberikan gambaran utuh tentang kompleksitas seorang tokoh publik yang berusaha menyeimbangkan berbagai peran dalam hidupnya. Dari perannya sebagai ibu, istri, aktivis sosial, hingga pemimpin politik, Sara menunjukkan bahwa kepemimpinan politik tidak harus mengorbankan nilai-nilai personal dan kehidupan keluarga. Kemampuannya mengelola berbagai aspek kehidupan ini mungkin menjadi salah satu faktor yang membentuk gaya kepemimpinannya yang unik dan membuatnya tetap relevan dalam politik Filipina kontemporer.

Terlepas dari kontroversi terbarunya, Sara Duterte tetap menjadi salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Filipina. Ancaman pembunuhan yang diutarakannya menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik di negara tersebut, sekaligus memperlihatkan karakter tegas dan berani yang menjadi ciri khas keluarga Duterte.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya