SDA: Sinyal Dukungan PPP ke Jokowi Lemah

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali tetap mendukung pencapresan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 30 Apr 2014, 16:46 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2014, 16:46 WIB
Keakraban dan Kekompakan Prabowo-Suryadharma Ali
(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Meski telah melakukan islah atau damai, perbedaan pendapat terkait peta koalisi masih menguat di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketua Umum PPP Suryadharma Ali tetap mendukung pencapresan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Sampai saat ini, saya selaku ketua umum masih istiqomah (konsisten) ke Pak Prabowo," ujar Suryadharma saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbang) di hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).

Pria yang akrab disapa SDA itu mengatakan, dukungan terhadap Prabowo bukan hanya dukungan pribadi semata. Juga merupakan suara kader PPP di tingkatan bawah dan sejumlah kiai, termasuk Ketua Majelis Syariah DPP PPP KH Mamun Zubair atau Mbah Moen.

"Alasannya, ya ada alasan rasional dan juga ada aspirasi bawah. Aspirasi bawah ini dari aspirasi kiai, Mbah Moen, juga jelas-jelas dukung Pak Prabowo. Para tokoh masyarakat dan konstituen PPP sendiri yang mendukung Pak Prabowo sebagai calon presiden," kata SDA.

Terkait adanya dukungan kader PPP terhadap Capres PDIP Jokowi, SDA tak membantahnya. Kendati, ia mengklaim dukungan terhadap Jokowi jauh lebih kecil dibanding kepada Prabowo.

"Dukungan ke Pak Jokowi ada, cuma lemah. Ini sinyalnya seperti itu. Tapi kalau saya tidak salah tangkap sinyal, aspirasi yang menghendaki Pak Prabowo itu besar sekali. Jauh lebih besar," ucap Menteri Agama itu.

Menurut SDA, setidaknya ada 3 wacana arah koalisi yang masih berkembang di internal PPP. Pertama ada yang menginkan berkoalisi dengan PDIP yang mengusung Jokowi, ada pula yang melirik Prabowo. Namun ada juga yang condong ke bakal capres Partai Golkar, Aburizal Bakrie atau Ical.

"Begini, di internal PPP banyak kemauan, ya. Tapi hingga kini kemauan itu bukan atau belum menjadi sebagai sebuah keputusan," ujar SDA.

Partai berlambang Kabah itu memang baru-baru ini mengalami konflik internal. Konflik itu buntut kedatangan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dalam kampanye Partai Gerindra yang berlangsung di Gelora Bung Karno Senayan 2 bulan lalu. Pria yang akrab disapa SDA itu dianggap melanggar aturan partai.

Konflik semakin memanas setelah petinggi PPP menggelar pertemuan di Sentul, Bogor, beberapa pekan lalu. Menanggapi hal itu, Suryadharma mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pemecatan 3 pengurus daerah dari kubu Sekjen PPP Romahurmuziy.

Konflik akhirnya mereda setelah diadakan islah atau perdamaian antara kubu SDA dan kubu Romahurmuziy -- atas fatwa Ketua Majelis Syariah Maimun Zubair. Kedua kubu berhasil damai pada hari kedua Mukernas III PPP di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis 24 April lalu.

Dalam islah tersebut, dengan mata berkaca-kaca SDA menyampaikan maaf dan menyatakan telah melanggar AD/ART partai. Ia juga mengaku bersalah karena telah melakukan manuver politik ke Partai Gerindra tanpa kesepakatan PPP. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya