Evaluasi Diri Saat Wukuf, Jemaah Haji Diimbau Tidak Selfie

Wukuf di Padang Arafah adalah kegiatan utama dalam ibadah haji.

oleh Wawan Isab Rubiyanto diperbarui 21 Sep 2015, 04:25 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2015, 04:25 WIB
wukuf-4-131014.jpg
Jamaah haji asal Indonesia menjelang wukuf di Arafah. KH Ma'ruf Amin dijadwalkan akan memberikan khotbah wukuf untuk jamaah Indonesia. (Liputan6.com/Anri Syaiful/wwn)

Liputan6.com, Mekah - Wukuf di Padang Arafah adalah kegiatan utama dalam ibadah haji. Karena itu jemaah haji ketika wukuf sebaiknya berdiam, berdoa, dan bermunajat kepada Allah untuk memahami eksistensi diri.

"Banyak memahami tentang dirinya, apa yang sudah dilakukannya, banyak berdoa untuk dirinya. Artinya melakukan muhasabah," kata Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (KBIH-PPIH) Arab Saudi Ali Rokhmad, di Kantor Daerah Kerja Mekah, Arab Saudi, Mekah, Arab Saudi, Minggu (19/9/2015).

Ali menjelaskan, muhasabah berasal dari kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan. Dalam terminologi syar'i, makna muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya.

Menurut Ali, begitu pentingnya wukuf saat puncak ibadah haji. Maka itu dia mengimbau kepada para jemaah haji Indonesia, agar benar-benar memanfaatkan kegiatan ini untuk beribadah dengan khusyuk.

"Di sana jangan banyak digunakan untuk silahturahmi jalan-jalan, apalagi dari aspek kesehatan. (Jemaah) sering terlihat malah menaiki gunung Jabal Rahman atau sekadar foto-foto selfie," imbau dia.

Ali memaparkan, pada 8 Dzulhijah, pukul 10.00 pagi waktu Arab Saudi, jemaah haji mulai diberangkatkan menuju Arafah, sampai matahari tenggelam pada sore atau malam hari. Oleh karena itu, jemaah diminta menyiapkan perbekalan.

"Jemaah menyiapkan peralatan ibadah yang dibawa untuk wukuf. Seperti sajadah, Alquran, syukur-syukur bawa tasbih, dan jangan lupa buku manasik haji," imbau dia, lagi.

Memanfaatkan Kesempatan Baik

Sependapat dengan Ali, Amirul Hajj KH Masdar Farid Mas’udi berpesan agar para jemaah haji Indonesia memanfaatkan momentum selama berada di Tanah Suci dengan baik. Kesempatan menjadi tamu Allah harus disyukuri, dan bersikap sebagai tamu yang baik.

"Misalnya dengan menjauhkan dari hal-hal yang dilarang Nya dan rajin salat berjamaah dan membaca Alquran, serta tidak melakukan hal yang tidak sepantasnya dan tidak diizinkan oleh agama," ujar dia.

Terkait doa dan bacaan terbaik bagi jemaah haji saat di Arafah, Masdar mengatakan, semua doa dan bacaan Alquran pada intinya baik.

"Baca salawat, istighfar, tahlil, itu semuanya baik. Istighfar memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah dilakukan, karena Arafah itu merupakan tempat yang sangat istimewa untuk bermunajat kepada Allah," ujar dia.

"Sayang kalau kesempatan yang mahal dengan menunggu waktu yang lama tapi tidak dimanfaatkan secara optimal," pungkas Masdar. (Rmn/Nda)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya