Umat Islam Harus Tahu, Ternyata Ini Sejarah Puasa Asyura dan Tasua

Pada bulan Muharram ini umat Islam sangat dianjurkan melaksanakan puasa Ayura dan Tasua. Puasa Asyura sendiri merupakan puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sementara puasa Tasua dilakukan pada tanggal 9 Muharram.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 08:30 WIB
Tata Cara Puasa Tasua
Ilustrasi Melaksanakan Ibadah Puasa Tasua Credit: shutterstock.com

Liputan6.com, Cilacap - Pada bulan Muharram umat Islam sangat dianjurkan melaksanakan puasa Ayura dan Tasua. Puasa Asyura sendiri merupakan puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram, sementara puasa Tasua dilakukan pada tanggal 9 Muharram.

Selain itu, awal mula umat Islam disunahkan melaksanakan puasa tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah Nabi Muhammad SAW.

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menceritakan sejarah puasa sunah Asyura berawal saat Nabi Muhammad SAW sedang berjalan-jalan dan melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa pada tanggal 10 Muharram.

“Puasa Asyura menurutmu sejarahnya Nabi diajarkan malaikat Jibril? Bukan! Puasa Asyura ketika Nabi jalan-jalan, orang Yahudi yang merupakan tetangganya itu melakukan puasa pada hari itu,” cerita Gus Baha dikutip dari kanal YouTube Santri Media Online, Rabu (3/8/22).

"Kemudian Nabi bertanya kepada mereka (orang-orang Yahudi), kamu berpuasa, kenapa? mereka menjawab: Ini hari penting, hari ini Nabi Musa AS diselamatkan, hari ini Nabi Musa AS mengalahkan Firaun," sambungnya.

Lantas Gus Baha juga menjelaskan bahwa Rasulullah SAW kemudian mengatakan kepada kaum Yahudi bahwa ia lebih berhak terhadap Nabi Musa daripada kalian Bani Israil. Nabi Muhammad SAW kepada kaum Yahudi mengatakan dirinya yang melanjutkan tugas kenabian dari nabi-nabi terdahulu.

“Akhirnya Nabi memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa Asyura,” ujar Gus Baha.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Hadis Puasa Asyura dan Tasua

Apa yang disampaikan Gus Baha ini didasarkan pada hadits berikut ini:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ. (رواه مسلم)

Dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: ‘Rasulullah saw hadir di kota Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa Asyura. Mereka ditanya tentang puasanya tersebut, lalu menjawab: ‘Hari ini adalah hari dimana Allah swt memberikan kemenangan kepada Nabi Musa as dan Bani Israil atas Fir’aun. Maka kami berpuasa untuk menghormati Nabi Musa’. Kemudian Nabi saw bersabda: ‘Kami (umat Islam) lebih utama memuasai Nabi Musa dibanding dengan kalian’. Lalu Nabi SAW memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari Asyura." (HR Muslim).

Menurut Gus Baha, dalam kitab Fathul Muin sehubungan kaum Yahudi berpuasa tanggal 10 Muharram, untuk membedakannya maka puasanya mulai tanggal 9 Muharram.

Lebih lanjut menurut Gus Baha dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa seandainya tidak dimulai dari tanggal 9, maka ditambah puasanya pada tanggal 11 Muharram. Namun menurut pandangan Imam Syafi’i, sebagaimana dikutip Gus Baha bahwa boleh berpuasa hanya tanggal 10 Muharram saja.

Puasa Tasua

Meskipun Nabi Muhammad SAW belum sempat melaksanakan karena Nabi telah terlebih dahulu wafat, hukumnya sunah karena puasa Tasua tersebut merupakan keinginan Nabi SAW.

Berkaitan dengan puasa Tasua bersandar pada hadis berikut:

عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW berpuasa Asyura (10 Muharram). Para sahabat memberi tahu, ‘Ya Rasul, itu adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Kalau ada kesempatan pada tahun depan, insya Allah kita akan berpuasa Tasua (9 Muharram).’ Ibnu Abbas berkata, ‘Belum datang tahun depan, tetapi Rasulullah sudah terlebih dulu wafat,’ (HR Muslim).

Penulis: Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya