Kisah Abu Barzah, Sahabat Nabi yang Disindir Batalkan Sholat Demi Mengejar Kuda

Nadllah ibn ‘Ubaid ibn al-Harits al-Aslami atau dikenal dengan Abu Barzah adalah seorang sahabat nabi yang terkenal akan keberaniannya. Ia sering menemani Rasulullah SAW perang. Abu Barzah juga pernah ikut memerangi kaum Khawarij bersama Sayyidina Ali di Nahrawan.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 03 Nov 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2022, 04:30 WIB
Ilustrasi Kuda
Ilustrasi Kuda (pixabay.com)

Liputan6.com, Bogor - Nadllah ibn ‘Ubaid ibn al-Harits al-Aslami atau dikenal dengan Abu Barzah adalah seorang sahabat nabi yang terkenal akan keberaniannya. Ia sering menemani Rasulullah SAW perang. Abu Barzah juga pernah ikut memerangi kaum Khawarij bersama Sayyidina Ali di Nahrawan.

Dalam perjalanan hidupnya, ada satu kisah menarik dari Abu Barzah. Kisah ini termaktub dalam kitab Shahih Bukhari.

Melansir dari berbagai sumber, suatu ketika Al-Azraq bin Qais bersama beberapa orang lainnya sedang menepi di pinggir sungai di Kota Al-Ahwaz. Lalu datanglah Abu Barzah bersama kuda yang ditungganginya.

Setibanya di tepian sungai bersama rombongan, Abu Barzah melaksanakan salat di samping kudanya yang telah diikat. Ketika sedang melaksanakan salat, tiba-tiba ikatan tali kuda tunggangannya lepas.

Melihat kudanya sudah tak lagi di sampingnya, Abu Barzah memutuskan untuk membatalkan sholat dan mengejar kuda tersebut. Ia kembali ke rombongan usai mendapatkan kudanya. Kemudian ia mengulangi salat dan menyelesaikannya hingga akhir.

Keputusan Abu Barzah membatalkan salat dan memilih mengejar kuda menjadi perhatian sahabat lainnya. Salah seorang sahabat membicarakan Abu Barzah kepada sahabat lainnya.

 “Lihatlah apa yang dilakukan oleh orang tua ini (Abu Barzah al-Aslami), dia memutus salatnya hanya karena untuk mengejar kudanya yang lari,” kata salah seorang sahabat.

Percakapan itu terdengar oleh Abu Barzah, ia berkata, “Sejak Rasulullah SAW wafat, sungguh tidak pernah ada satu orang pun yang mencemooh kepadaku. Sesungguhnya rumahku  jauh. Jika aku tetap salat dan membiarkan kudaku lari maka aku akan sampai di rumah pada malam hari dengan berjalan kaki, dan itu sangat memberatkan.”

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Bukan Menyepelekan Salat

Ilustrasi muslim salat, duha
Ilustrasi muslim salat, duha. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/pria-orang-dalam-ruangan-muslim-8164381/)

Kisah ini juga diceritakan Imam Muhammad Al-Thahir ibn ‘Asyur dalam Maqashid Syariah al-Islamiyyah. Ibn ‘Asyur menjelaskan, Islam memberikan keringan di tengah kesulitan dan apa yang dilakukan Abu Barzah sejalan dengan prinsip Islam. 

Dalam kisah tadi, Abu Barzah mengutamakan mengejar kuda dibandingkan menyelesaikan salat. Ini bukan berarti menyepelekan ibadah salat.

Pertimbangan Abu Barzah mendahulukan mengejar kuda juga atas amanat dari Rasulullah SAW, yakni membatalkan salat untuk mengejar kuda lebih utama dibanding melanjutkan salat. 

Untuk diketahui, zaman dulu kuda menjadi salah satu kendaraan yang banyak digunakan. Kalau kudanya lari, mau menggunakan kendaraan apalagi. Hal ini juga menjadi pertimbangan Abu Barzah.

Wallahu’Alam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya