Liputan6.com, Jakarta Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Suryono menyayangkan aksi penipuan kotak amal Masjid di Jakarta dengan mengganti QRIS ( Quick Response Code Indonesian Standard). Oleh karena itu Ia mengimbau kepada pengguna QRIS di Kepri khususnya lebih berhati-hati saat bertransaksi.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk memastikan siapa penerima saat melakukan transaksi QRIS," kata Suryono saat Bincang Sore Bersama Media di Kantor BI Kepri, Kamis 13 April 2023.
Baca Juga
Suryono juga memastikan bahwa melakukan transaksi melalui QRIS lebih aman dan nyaman serta mudah, apalagi untuk pengusaha UMKM.
Advertisement
"Ada tiga hal yang mau saya sampaikan soal kasus di Jakarta. Pertama, turut prihatin karena terjadi di masjid. Kedua, harus lebih berhati-hati dan ketiga adalah mensupport, tetap harus kita support menggunakan QRIS ini," jelas Suryono.
Selain itu Suryono mengatakan Provinsi Kepri merupakan terbanyak di Sumatra pengguna QRIS bahkan beberapa waktu lalu Gubernur Kepri mendapatkan penghargaan dari Gubernur Bank Indonesia atas capaiannya terbanyak transaksi penggunaan QRIS di Sumatera.
Sepanjang tahun 2023 dari Januari hingga April sudah ada 28.970 pengguna QRIS di Kepri.Pengguna QRIS di Provinsi terus meningkat setiap tahunnya. Sementara pada 2022 sebanyak 26.300 pengguna dan tahun 2021 sebanyak 121 ribu," jelasnya.
" Karena target tercapai, Malah kita ada penambahan target sekitar 15.000," kata Suryono
Sementara itu Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah Taufik Ariesta menambahkan, BI Kepri mengimbau masyarakat, hingga pedagang atau merchant, untuk bersama-sama meningkatkan keamanan dalam bertransaksi menggunakan QRIS.
Antara lain memastikan nama pedagang atau merchant yang tercantum di dalam aplikasi. Apakah nama yang tercantum disana itu benar-benar pedagang yang menerima pembayaran atau tidak," ucap Taufik.Â
Â
Reporter: Ajang Nurdin
Viral QRIS Masjid untuk Amal Ditukar, Ketua MPR Minta Usut Tuntas
Belakangan beredar kasus penukaran kode QR Indonesia Standard atau QRIS untuk sedekah masjid oleh seorang oknum. QRIS yang awalnya masuk ke kas masjid, diduga ditukar agar masuk ke rekening pribadi pelaku.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet pun turut menanggapi hal ini. Dia meminta aparat penegak hukum mengambil langkah tegas dengan mengusut tuntas kejadian tersebut.
"Meminta aparat Kepolisian berkoordinasi dengan stakeholders terkait, untuk segera mengusut kasus tersebut sampai tuntas, dan segera menemukan pelaku untuk diberikan sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (11/4/2023).
Kemudian, dia juga meminta kepolisian menggandeng Kementerian Keuangan dan pihak perbankan untuk mengambil langkah waspada. Utamanya mencegah kejadian serupa terjadi lagi kedepannya. Apalagi, kejadian ini merupakan penyalahgunaan QRIS untuk keuntungan pribadi.
"Seperti diantaranya menekankan penggunaan QRIS hanya untuk pembayaran-pembayaran resmi saja, ataupun melalui upaya lainnya," urainya.
Bamsoet juga meminta stakeholders terkait untuk meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan QRIS. Tujuannya, agar masyarakat mendapatkan jaminan keamanan selama menggunakan QRIS dalam melakukan berbagai transaksi pembayaran.
"Mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam melakukan transaksi pembayaran, khususnya melalui QRIS, seperti dengan memastikan terlebih dahulu nama atau tujuan pembayaran, serta diimbau untuk tidak melanjutkan transaksi apabila nama atau tujuan pembayaran tidak resmi atau terlihat tidak meyakinkan," pungkasnya.
Advertisement
Diblokir Bank Indonesia
Sebuah video yang merekam aksi seorang pria mengganti stiker kode QRIS di sebuah masjid beredar di media sosial. Ternyata video tersebut merupakan modus penipuan QRIS yang dilakukan seseorang di Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan.
Menanggapi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) telah berkoordinasi dengan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) agar QRIS yang disalahgunakan tidak dapat lagi menerima pembayaran agar tidak merugikan masyarakat dan pengelola rumah ibadah.
"BI menyayangkan penyalahgunaan QRIS di rumah ibadah yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung jawab. Atas penyalahgunaan QRIS tersebut," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono, dilansir dari laman BI, Selasa (11/4/2023).
Lebih lanjut Erwin menjelaskan, Bank Indonesia bersama dengan lembaga utama dalam ekosistem QRIS seperti Asosiasi Sistem Pembayaran (ASPI), PJP, Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP), PT Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN) terus menelusuri terkait potensi adanya modus serupa pada pedagang/merchant lain.