Wanita Karier dalam Perspektif Islam, Ragam Profesi yang Digeluti Wanita di Zaman Rasulullah

Wanita karier ialah sebutan untuk wanita yang bekerja. Saat ini banyak wanita yang memilih menjadi wanita karier. Dalam Islam wanita memiliki kedudukan yang mulia dan bisa sejajar dengan laki-laki.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 09 Des 2023, 20:30 WIB
Objek Wisata di Dubai
Unta terlihat di Dubai Desert Conservation Reserve, destinasi safari gurun di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). (dok. Platinum Heritage)

Liputan6.com, Jakarta - Wanita karier ialah sebutan untuk wanita yang bekerja. Kini banyak wanita yang bekerja, tak melulu bertugas di sektor domestik.

Dalam Islam wanita memiliki kedudukan yang mulia dan bisa sejajar dengan laki-laki.

Perihal wanita karier, selalu saja ada topik menarik untuk diperbincangkan. Salah satunya mengenai hukumnya.

Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi Nur Fajri Romadhon mengungkapkan, beberapa perempuan pada zaman Rasulullah SAW bekerja di luar rumah alias menjadi wanita karier.

Bahkan profesi yang digeluti para wanita di zaman Rasulullah SAW ini sebagaimana laki-laki, dari berdagang hingga ada menjadi petugas keamanan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Hukumnya Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

5 Editan Foto Nyeleneh Cewek Ingin di Padang Pasir Bareng Unta Ini Kocak
Editan foto di padan pasir (sumber: Twitter/pantungalimar)

Fakta ini sesungguhnya merupakan pertanda bahwa agama Islam membolehkan perempuan melanjutkan pendidikan tinggi, kursus keterampilan, dan kegiatan-kegiatan lapangan lainnya.

“Muhammadiyah telah menegaskan kebolehan wanita bekerja sekalipun di luar rumah sebagaimana dalam Adabul Mar’ah fil Islam: ‘Nabi sendiri tidak melarang seorang wanita itu keluar rumah untuk keperluan iba­dah, belajar, dan untuk keperluan lainnya,” ujar Nur Fajri dalam keterangan tertulisnya dikutip dari laman muhammadiya.or.id pada Jumat (08/12/2023).

Dalam QS. Al Qashash ayat 23, Allah mengisahkan dua putri seorang salih di negeri Madyan yang mana mereka bekerja di luar rumah dalam ranah peternakan demi membantu sang ayah yang sudah lansia.

Hal ini dikuatkan dalam hadis: “Sungguh telah diizinkan bagi kalian-wahai para wanita-untuk keluar rumah ketika ada kebutuhan” [HR. Al-Bukhari no. 4795].  Menurut Nur Fajri, hadis tersebut merupakan tafsir dari QS. Al Ahzab ayat 33 di atas.

Profesi Wanita di Masa Rasulullah SAW

 Menukil laman muhammadiya.or.id, berikut ini beberapa perempuan atau wanita yang bekerja di luar rumah.

1.  Siti Zainab binti Jahsyin

Siti Zainab merupakan seorang perempuan yang mempunyai keterampilan pandai menyamak dan menjahit. Suka bekerja, dan hasilnya banyak dikeluarkan untuk keperluan agama Allah. Beliau banyak melakukan puasa dan sembahyang. Riwayat tentang pekerjaan perempuan satu ini dapat dalam hadis: 

“Zainab adalah wanita yang memiliki keterampilan tangan luar biasa. Ia menyamak kulit serta menjahit pakaian. Ia bersedekah -dengan hasil penjualan kerajinan tangan tadi- di jalan Allah ‘azza wajalla.” [HR. Al-Hakim no. 6960].

2.  Aisyah binti Abu Bakar

Aktivitas Aisyah ini tidak profitable secara materi, namun ia tetap merupakan aktivitas pekerjaan di luar rumah. Sebagaimana keterangan Imam Bukhari, Aisyah mengajari masyarakat dari balik tirai hijab dan beliau diminta menjawab pertanyaan dari balik tirai hijab tersebut.

3.  Qaylah Ummu Bani ‘Anmar

Qaylah biasa melakukan aktivitas perniagaan di luar rumah. Suatu ketika, Qaylah berkonsultasi langsung kepada Rasulullah tentang etika dan fikih berjual-beli. Dalam hadis, Qaylah mengatakan: “Wahai Rasulullah, aku adalah wanita yang rutin menjual-belikan barang.” Hal ini sebagai pertanda historis bahwa dirinya memang seorang pedagang.

Menjadi Penulis dan Petugas Keamanan

Bripda Choerul Diani, Polwan cantik pelantun Salawat yang bikin warganet Kebumen kesengsem. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo).
Bripda Choerul Diani, Polwan cantik pelantun Salawat yang bikin warganet Kebumen kesengsem. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo).

4.  Asy-Syifa’ binti ‘Abdillah Al-‘Adawiyyah

Asy-Syifa terkenal sebagai salah satu wanita tercerdas. Selain berkarir sebagai guru tulis-menulis bagi para sahabat perempuan (shahabiyyah) lainnya, ia juga melayani praktek ruqyah dan mengajari ruqyah. Malahan pada masa kekhalifahan ‘Umar bin Khattab, asy-Syifa ditunjuk sebagai manajer salah satu divisi di dinas kepengurusan pasar.

5.  Samra’ binti Nuhaik

Samra’ pernah diamanahi jabatan pekerjaan semacam polisi—dalam sebuah riwayat lain: di pasar-pasar. Dalam riwayat Imam Thabrani disebutkan bahwa Samra’ mengenakan baju dan jilbab tebal, menertibkan manusia sembari memegang alat pukul di tangannya. Melakukan amar makruf nahi munkar.

Demikianlah beberapa contoh dari para sahabiyyah yang bekerja di luar rumah. Dari mereka kita belajar bahwa tugas perempuan bukan hanya menjadi ibu dan istri, namun juga dapat turut berkontribusi nyata dalam kerja-kerja sosial-kemasyarakatan. Tentu saja aktivitas yang mereka lakukan di luar rumah untuk memaksimalkan pengabdian kepada Allah.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya