Liputan6.com, Jakarta - Pernah dengar dai muda NU Blitar Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam berpuisi?
Memang tak segarang sastrawan WS Rendra, atau senaratif Taufiq Ismail. Namun saat Gus Iqdam berpuisi boleh lah jadi hiburan tersendiri.
Memang, tak ada catatan mengenai kesusastrawanan guse garangan ini. Namun sekali ceramah gaya baca puisi semua jemaahnya tertawa dan terhibur.
Advertisement
Gus Iqdam berpuisi saat pengajian rutinan di Markas Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST Pusat), Blitar. Dia menggambarkan kelakuan jemaahnya dengan gaya berpuisi.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Gus Iqdam Baca Puisi
"Wajahmu saat di musim hujan bagaikan pelangi... opo iki, di musim kemarau kau abang ireng"
Itu sepenggal ungkapan yang dibacakan Gus Iqdam layaknya berpuisi. Jemaah langsung menyambutnya dengan tawa.
Sebenarnya ini adalah kalimat yang diucapkan Gus Iqdam, saat mengisahkan suami yang tidak mengurus istrinya.
Setelah berpuisi, Gus Iqdam berkisah, mengenai kelakuan laki-laki yang sudah bosan kepada istrinya yang berubah secara fisik, tak seindah saat masih muda.
Advertisement
Pesan Bagi Garangan: Jangan Bandingkan Istrimu dengan Istri Tetangga
"Barang dadi bojone blas ra diopeni, alesane sibuk golek duit. Dijak dolan bojone, ojo malah nyawang bojone tonggo. Tereus ojo dibanding bandingke. Wong lanang sing mbojo ojo mbandingke," kata Gus Iqdam seperti dalam unggahan video pada akun TikTok @KONCO TUBAN.
Ia meminta garangan agar tak membandingkan istrinya dengan istri tetangganya. Misalnya membandingkan bentuk tubuh istri sendiri dengan tetangganya.
"Deloken kae de, tonggone dewe anake limo bokong jek uapik. Sampeyan wes mlorot kabeh," ujarnya.
Gus Iqdam mengaku, pernah ada tamu yang datang, awalnya kepada Bu Nyai, ibunda Gus Iqdam, namun kewalahan. Akhirnya tamu itu dilempar ke Gus Iqdam, lantaran ibundanya tak bisa mengatasi, orangnya super ngeyel.
Dia menceritakan, tamunya yang datang tersebut memiliki istri yang sudah melahirkan tiga kali, badannya sudah memble. Dan tamu itu membandingkan dengan tetangganya yang beranak tiga, lebih tua, namun badannya masih bagus.
Menanggapi persoalan tersebut, suami Ning Nila ini menjawab, agar tamunya agak geser duduknya, agar mudah untuk 'napluk' bibir tamunya.
Suami Jangan Remehkan Istri Meski Hanya Ibu Rumah Tangga
Gus Iqdam meminta agar selalu ingat saat berjuang untuk mendapatkan perempuan idamannya.
Selain itu, ia berpesan agar istri sebaiknya dirawat, didandani dengan baik, pasalnya yang merusak bentuk tubuh istrinya adalah suaminya sendiri.
"Bar dirabi dadi bojone, gelut wae, sing dicacat, sing dipaido, pacakono opo onone. Bojomu ting pecotot, nggambleh kui sing ngrusak yo awakmu. Resikone wong lanang rabi seumuran koyo iku. Ramuto sing apik, kui bojomu," ujar Gus Iqdam.
Sejurus kemudian pesan menyentuh bagi laki-laki meluncur dari bibir Gus Iqdam. Meski istrinya hanya ibu rumah tangga, suami kaya raya, bisa saja karena barokahnya istri, dan anak.
"Istri dipacaki sing apik, di jak dolan. Wis ra dianggep, nyambut gawe ga masalah, romantis-romantisan penting," tandas Gus Iqdam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement